in

75 Persen kebutaan mata di Indonesia akibat katarak

Palembang (ANTARA News Sumsel) –  Angka kebutaan mata di Indonesia masih tinggi yakni 1,5 persen dari total jumlah penduduk dengan 75 persen kebutaan diakibatkan katarak dan sisanya akibat kelainan refraksi.

Hal ini dikatakan Ketua Kode Etik Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI) Sumatera Selatan dr. Anang Tribowo di Palembang, Sabtu.

“Angka kebutaan 1,5 persen ini dapat diturunkan dengan meningkatkan kompetensi dokter spesialis mata seperti mengikuti simposium membahas penanganan infeksi imunologi dan Refraksi seperti hari ini,” ujar Anang.

 

Ketua Kode Etik Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI) Sumatera Selatan dr. Anang Tribowo (5/5/18) (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)


Dia juga mengatakan dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari pemerintah otomatis meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memeriksakan mata dibanding saat sebelum ada JKN meskipun belum diimbangi dengan jumlah dokter mata di Indonesia. 

“Para dokter diberi kecakapan, sedangkan masyarakat terus di edukasi agar jangan sampai terlambat memeriksakan matanya secara rutin tiap 6 bulan sekali, apalagi sudah banyak penggunaan gawai yang banyak menyebabkan kerusakan mata, akibat kekeliruan dalam memakai gawai,”  jelasnya.

Anang menjelaslan dalam simposium ini panitia mengadakan workshop praktik penanganan pasien gangguan penglihatan, jadi para dokter bisa langsung memahami tekniknya dengan bantuan 8 instruktur.

Simposium yang bertajuk Indonesian Ocular Infection Imminologis (INOIIS) dan Scientifiec Meeting in Conjunction With INARVOS (Indonesian Refraction and Vision Optimization Society) berlangsung di Palembang Sumatera Selatan dan diikuti lebih dari 450 dokter spesialis mata dari seluruh Indonesia.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Sopir Grab Car bantah rampok mahasiswi PGRI

Unggul 4-3, Sriwijaya FC Curi Tiga Poin di Kandang Bali United