in ,

ANTARA Doeloe: Cerita pemantjingan ikan “Situ Apan” di kaki Salak

Bogor, 6 Djanuari 1958 (Antara) –  Tempat pemantjingan ikan perikanan darat “Situ Apan” jang luasnja kira-kira 3,5 ha, yang terletak di desa Pasir Eurih, di bawah kaki gunung Salak telah dibuka.

Pemakaian jang pertama “Situ Apan” sebagai tempat pemantjingan mendapat perhatian dari penggemar-penggemar pemantjing ikan dari Bandung, Purwakarta, Sukabumi dan tempat-tempat lain.

Dalam danau tersebut, dipelihara pelbagai djenis ikan seperti ikan emas, tawas, mudjair dan lain-lain, tjukup untuk melajani pemantjing-pemantjing dalam djangka pandjang.

Situ tersebut diberi nama oleh penduduk “Situ Apan” untuk memperingati pahlawan desa Pasir Eurih, seorang petani bernama Apan jang di zaman pendjadjahan telah memimpin pemberontakan melawan tuan-tanah partikelir di daerah tersebut jang bertindak kedjam dan semena-mena terhadap penduduk daerahnja.

Dalam menghadapi aksi penduduk jang dipimpin Apan ini fihak Belanda telah kirimkan tentaranja dan tidak kurang 1000 orang penduduk mati termasuk Apan atau luka-luka karena tembakan-tembakan fihak Belanda itu tidak djauh dari danau tersebut.

Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA   

Editor: Fitri Supratiwi

COPYRIGHT © ANTARA 2017

What do you think?

Written by virgo

ANTARA Doeloe : Panitia “buaja” dibentuk di Ngabang

PSSI: aturan Piala Presiden masih didiskusikan