in

Babi Luko Ngamuk, 1 Tewas 3 Kritis

Babi

PESSEL, METRO–Seekor babi hutan besar mengamuk di Kampung Sikabu, Nagari Rantau Simalenang, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Pessel. Akibatnya, seorang warga tewas dan tiga orang mengalami luka serius. Peristiwa ini terjadi Kamis (1/12) sekitar pukul 15.30 WIB.

Korban tewas ialah seorang kakek bernama Coreing (80), warga setempat. Sedangkan korban luka serius, Reka (20), dalam keadaan hamil, Adek (13) dan Ragil (11) di alamat yang sama. Kini ketiga korban kritis di Rumah Sakit M Djamil Kota Padang.

Camat Linggosari Baganti Irwan, Minggu (4/12) mengatakan, yang pertama diserang babi hutan ketika mengangkut kayu bakar adalah Adek, cucu dari Coreing. Adek mencoba melawan menggunakan kayu bakar sampai babi hutan dianggap pergi. Babi itu ternyata kembali lagi menyerang Adek di dekat kakeknya.

”Ternyata diseruduk parah dan meninggal adalah Coreing. Sebelumnya saya sudah usir, tapi babi itu balik lagi dan malah menyerang brutal,” ujar Irwan menirukan pernyataan Adek.

Saat itu, kata camat, Corieng tidak berdaya. Sehingga tubuhnya dicabik-cabik dan meninggal di tempat. Meski sempat ditolong warga, nyawa korban tak selamat. Selanjutnya, babi menyerang Reka dan Rigil di lokasi yang sama. Adek, Rika dan Rigil luka cukup serius di sekujur tubuhnya. Coreing luka di punggung dan hampir seluruh dagingnya mengelupas, kaki dan paha luka menganga.

Berkeliarannya babi hutan itu diketahui sepekan sebelum kejadian. Babi itu mengalami luka di tubuhnya. Babi luko, memang kerap menyerang manusia secara brutal. “Namun, saat ini babi itu masih berkeliaran. Satuan dari Porbi setempat masih memburu keberadaannya, untuk ditangkap dan mungkin dibunuh,” ujarnya.

Hingga kini warga setempat mengalami ketakutan dan trauma menjadi korban serudukan babi luko. Dia memastikan, bahwa akibat serangan babi hutan itu masih belum diketahui jejaknya, hingga kini pihaknya memburu sampai ketemu. Upaya yang dilakukan terus berkoordinasi dengan satuan Porbi.

”Informasi yang dihimpun, babi itu masih berkeliaran. Tapi titiknya belum diketahui. Kita terus berkoordinasi dengan Porbi, sebelum bangkainya ditemukan akan kita lacak terus,” ucapnya.

Atas peristiwa itu, pihaknya melakukan sosialisasi kepada warga melalui pemerintah kenagarian setempat untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah sebelum babi ini ditemukan. ”Kita harus waspada,” katanya.

Warga setempat, Afrizal (33) alias Buyung Ciling yang merupakan penjinak babi mengatakan, di kampung mereka memang banyak babi berukuran besar. Babi itu kerap merusak tanaman warga. Bahkan membahayakan hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing. ”Ini bukanlah yang pertama kalinya. Namun sudah berulangkali,” ungkapnya.

Diakuinya, sebelumnya banyak juga babi yang mampu dijinakkannya. Sehingga tidak bisa melawan dan berbuat apa-apa kepada siapapun. Dia mengaku menjinakkan dengan beberapa cara. Tapi babi yang terakhir ini, agak sulit.

”Biasanya bisa dijinakkan dengan ilmu turunan dari mendiang kakek saya. Dulu di kampung kami banyak babi yang besar. Kalau ada babi yang brutal selalu kakek saya dipanggil warga,” tutupnya. (i)

What do you think?

Written by virgo

Warga Surabaya Diajak Berwirausaha

Hingga Sore, Penyidik KPK Terus Menggeledah Ruangan Sekda Kab. Jombang