in

Banjir Bandang Hantam Padang

Rendam Dua Kecamatan, Jembatan Roboh

Bencana alam datang silih berganti di Sumbar. Setelah banjir dan longsor menerjang Limapuluh Kota serta beberapa daerah lainnya, kemarin giliran Padang. Dua kecamatan di ibu kota provinsi ini dihantam banjir bandang. Yakni Kecamatan Lubukbegalung dan Lubukkilangan. 

Akibat banjir bandang ini, jembatan yang menghubungkan antara Kelurahan Kotolalang dengan Kelurahan Baringin di Kecamatan Lubukkilangan putus. Namun, dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa. 

Pantauan Padang Ekspres, ada tiga luapan sungai yang mengakibatkan puluhan rumah terendam di kawasan Baringin. Yaitu Sungai Idas, Sungai Padangbesi dan Sungai Baringin. Yang paling parah di antara ketiga sungai tersebut luapannya yakni Sungai Baringin. 

Saksi mata kejadian Dasril Malin Caniago, 55, warga Baringin mengatakan sewaktu hujan lebat ia bersama warga lainnya berada di warung dekat dari sungai tersebut. 

Ketika hujan mulai lebat dan dilihat air sungai Baringin berubah warna. Melihat kondisi demikian, dirinya pun beranjak ke tempat yang lebih aman. 

“Ketika hendak beranjak, saya mendengar suara benturan yang keras. Setelah mendengar suara tersebut jembatan akses satu-satunya warga Kelurahan Baringin ke Kelurahan Kotolalang putus. Saya pun langsung menyuruh warga yang bermukim di dekat bibir sungai itu untuk mencari tempat aman,” ungkapnya.

Saksi mata lainnya Yurina, 33, warga Baringin yang salah satu rumahnya terendam air mengatakan, tiba tiba air masuk ke dalam rumah.

“Melihat itu, saya langsung meninggalkan rumah dan berlindung ke tempat aman. Setelah setengah jam air mulai surut, saya lihat di dalam rumah material tanah berwarna cokelat tersebut masih merendam rumah saya. Material apa itu saya tidak tahu tapi mirip tanah liat,” ujarnya.

Di Kelurahan Batugadang, Sungai Idas meluap sampai ke jalan sehingga satu tempat pencucian mobil hanyut dibawanya. Namun tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Dari Sungai Padangbesi, Kelurahan Padangbesi, terlihat ada sekitar 20 rumah terendam. Air masuk ke dalam rumah warga sekitar 2 cm sehingga membuat puluhan warga mengungsi bahkan ada warga yang tetap bertahan karena keadaan kondisi rumah tidak apa-apa. Namun dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa.

Sementara Camat Lubukkilangan Yalmasril didampingi Lurah Batugadang Nurmis Yakup mengatakan, pihaknya belum menghimpun berapa jiwa yang terkena dampak banjir. Yang jelas di tiga titik ada 30 rumah terendam.

“Kami masih di lapangan untuk mengantisipasi adanya luapan sungai susulan. Untuk sementara posko kita di Baringin karena kondisi di sana sangat parah,” ungkapnya.

Sementara itu Kapolsek Lubukkilangan Kompol Ediwarman mengatakan untuk akses jalan ke Kelurahan Baringin dilakukan buka tutup karena kondisi jembatan rusak berat.

“Semua anggota sudah kita kerahkan untuk mengevakuasi dan menolong warga yang rumahnya terendam lumpur akibat luapan sungai tersebut,” ungkapnya.

Kecamatan Lubeg Terimbas

Tidak hanya Kecamatan Lubukkilangan, warga yang berada bantaran kali di kawasan banjir kanal di Kelurahan Batuangtaba Nan XX, Lubukbegalung tidak menyangka akan dilanda bencana itu. Pasalnya air yang datang secara tiba-tiba pada kemarin (11/3) sekitar pukul 16.45 itu merendam pemukiman mereka lebih kurang setinggi satu meter.

Akibatnya warga yang berada di RT 01, 02, 03 dan 05 di RW I itu tidak cukup waktu untuk menyelamatkan peralatan rumah tangganya. Seperti peralatan elektronik, peralatan dapur, pakaian dan perlengkapan lainnya.

“Kami tidak menyangka akan datang banjir secara mendadak ini. Seluruh perlengkapan rumah tangga, pakaian sekolah, elektronik kami tidak dapat diselamatkan. Air langsung masuk baik dari depan maupun dari belakang rumah,” ujar Nofrida, 39, yang temui Padang Ekspres ketika tengah membersihkan rumahnya setelah banjir surut.

Air yang datang secara mendadak itu sempat merendam permukiman sekitar satu jam lebih. “Hujan tidak lebat waktu itu, cuma gerimis saja. Saya dan anak-anak baru siap mandi, tiba-tiba warga ada yang berteriak banjir datang,” ceritanya.

Ibu dengan tiga anak itu mengakui kondisi serupa juga pernah terjadi tahun lalu, dan kondisinya banjir lebih tinggi sekitar 1,5 meter. “Ya mau bagaimana lagi, mungkin risiko tinggal dekat aliran air,” keluh warga RT 01 itu.

Disebutkannya, selang beberapa saat ketika banjir menggenangi permukiman, bantuan dari kelompok siaga bencana datang mengevakuasi warga.

“Tidak beberapa lama kemudian bantuan datang, mungkin ada sekitar lebih kurang satu jam banjir hingga menyusut. Setelah surut, kami juga dibantu mengevakuasi barang-barang perlengkapan rumah tangga yang sudah terendam banjir itu,” akunya.

Bahkan, kondisi banjir itu juga merendam seluruh pakaian dan perlengkapan sekolah anaknya, dan berharap ada bantuan.

”Buku pelajaran anak saya semuanya telah basah dan tidak bisa dipakai. Televisi maupun kasur basah semua. Ya kami menunggu bantuan segera, apalagi malam ini kondisi seperti ini tidak memungkinkan kami warga di sini untuk tidur, takut banjir kembali datang,” terang Nofrida. Dia tidak sendiri, setidaknya ada 20 rumah yang terdiri dari 25 kepala keluarga (KK). 

Hendri Gusman, 32, korban warga RT 02, RW I Kelurahan Batuangtaba mengatakan, musibah ini terjadi saat dirinya sedang berkumpul di ruang tamu bersama anak dan kemenakannya di rumah kakaknya yang berjarak hanya beberapa meter dari rumahnya.

“Tiba-tiba air deras datang seperti air bah, lama kelamaan air menjadi semakin tinggi setinggi dada orang dewasa. Saya langsung menyelamatkan anak dan kemenakan ke tempat lebih tinggi,” ujarnya.

Bapak dua anak ini mengatakan, derasnya banjir tersebut membuat lantai rumah dia yang terbuat dari kayupun copot beberapa buah. Eri, 32 warga lainnya yang ditemui Padang Ekspres beberapa saat usai banjir mengatakan, banjir tersebut membuatnya hanya bisa pasrah dan berupaya segera menyelamatkan diri. 

“Mau bagaimana lagi, banjir datang secara tiba-tiba. Meski saya sempat menyelamatkan beberapa pelatan rumah tangga, namun air yang datang secara mendadak itu tidak dapat terbendungkan,” sebutnya ketika sibuk membersihkan rumahnya dari luapan banjir itu.

Diakuinya, selang beberapa saat ketika banjir datang, kelompok siaga bencana dan BPBD serta Basarnas juga turut membantu warga. Namun pihaknya berharap agar ada bantuan logistik.

“Relawan sudah banyak datang membantu, namun bantuan makanan maupun pakaian belum ada,” harap warga itu.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengabdian Masyarakat Dewan Kerja Kwarcab Pramuka Kota Padang, Raka Pratama yang turut membantu mengevakuasi warga mengatakan setidaknya ada 20 personel dari pramuka peduli yang turun ke lapangan untuk membantu warga membersihkan tempat tinggal.

“Meski saat ini banjir telah surut, namun kami akan tetap siaga hingga kondisi normal sembari membantu warga membersihkan rumah mereka,” katanya.

Ketua Forum Kelompok Siaga Bencana Kecamatan Lubukbegalung Afdal, yang ditemui di lokasi banjir mengatakan setidaknya ada tiga titik lokasi banjir di Lubukbegalung, yakni Kelurahan Batungtaba Nan XX, Gurunlaweh dan Banuaran.

“Ada tiga lokasi yang terkena dampak banjir. Di Batuangtaba ini ada 20 rumah dan 50 jiwa, di Gurunlaweh RT 03 RW II, ada 10 rumah terdiri dari 11 KK atau 36 jiwa 6 balita,” sebutnya.

Sementara itu, Tati Yusnita yang juga dari sekretariat Forum Kelompok Siaga Bencana (FKSB) Padang menuturkan, Kelurahan Pitameh Tanjung Saba, Kecamatan Lubukbegalung, juga terkena banjir.

Di sana satu rumah terendam banjir yang dihuni 2 KK dan terdiri dari tujuh jiwa dengan rincian 1 balita 1 anak dan 5 orang dewasa. Di Kelurahan Banuaran dekat SD 32 RT 03 RW 02 ada 20 KK yang terendam banjir dengan rincian 95 jiwa dan 6 balita.

Dikatakannya, evakuasi korban banjir turut dibantu Basarnas Kota Padang, BPBD, Pramuka Peduli dan lainnya.

“Dari FKSB ada tiga regu masing-masing tujuh personel serta 10 personel dari FKSB Kota, serta bantuan pihak lainnya. Hingga saat ini kami masih akan stand by di lokasi untuk memantau keadaan, sembari menunggu bantuan dari pihak Dinas Sosial. Sementara itu warga setelah banjir ini belum diungsikan,” terangnya.

Terpisah, Kepala BPBD Kota Padang Edy Hasymi mengatakan, ada tiga titik luapan sungai terjadi di Kecamatan Lubukkilangan. Yang paling parah adalah di Kelurahan Baringin karena jembatan yang ada di sana putus.  

“Sungai aliran Lubuk Paraku membesar dan seperti air bah seterusnya langsung menuju ke sungai-sungai seperti Sungai Idas, Sungai Padangbesi dan Sungai Batang Baringin yang mengakibatkan air itu masuk ke rumah warga,” ungkapnya.

Namun dia dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa hanya meteril seperti rumah yang terendam. “Dari data yang kami himpun di tiga titik di Kecamatan Lubukkilangan yang terkena luapan sungai ada sekitar tiga puluh rumah dan satu tempat cuci mobil hanyut dibawa air deras. Namun pihak kita masih berjaga-jaga,” ungkapnya.

Setelah banjir tersebut tidak ada warga yang diungsikan dan telah kembali ke rumah mereka. “Ketika banjir tadi sempat dievakuasi, setelah banjir surut warga sudah kembali ke rumah masing-masing dan membersihkan tempat tinggal mereka. Kami akan terus siaga memantau kondisi dan perkembangan di lokasi ini,” ucapnya.

Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang Amasrul menyebut, pihaknya telah menyalurkan bantuan berupa  30 helai tikar, 40 selimut, 20 dus mie instan, 20 kg gula, 20 kopi serta 4 set perlengkapan bayi.

“Bantuan untuk malam ini telah kami  salurkan kepada warga yang menjadi korban. Kami terus memantau kondisi dan pendataan hingga situasi kondusif,” ucapnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

SPSC Bantu Korban Banjir di Pangkalan

Polda Sumbar jadi Tipe A