in

Banyak Pengungsi belum Dapat Bantuan

Seminggu Tanggap Darurat, Lima Tewas, 1 Hilang, 2 Luka Berat dan 40-an Luka Ringan

Sejumlah kampung di Kabupaten Limapuluh Kota yang dilanda banjir sejak Jumat lalu (3/3), sampai Sabtu (4/3) sore, masih terendam air dengan ketinggian mencapai 2 meter.

Di antaranya adalah Jorong Kubangrasau di Nagari Balaipanjang dan Jorong Padangbalimbiang di Nagari Bukiksikumpa. Kedua jorong berada di Kecamatan Lareh Sago Halaban, sekitar 25 kilometer dari Selatan Kota Payakumbuh.

“Di Jorong Kubangrasau dan Jorong Padangbalimbiang, sampai sekarang, masih ada 142 warga yang rumahnya terendam air. Belum ada bantuan yang masuk untuk kedua jorong bertetangga ini,” kata Camat Lareh Sago Halaban Efly Zein kepada Padang Ekspres, Sabtu sore.

Menurut Efly Zein, warga Kubangrasau dan  Padangbalimbiang yang rumahnya terendam air, kini mengungsi di dua tempat berbeda. Selain di mushala terdekat, juga ada yang mendiami tenda darurat di dekat jembatan Balaipanjang.

“Tadi pagi (Sabtu pagi), air Batang (Sungai) Sinama yang merendam rumah warga, kembali meluap. Membuat warga menjadi cemas. Siangnya, air sempat surut, tapi rumah warga tetap terendam sore. Sore ini, karena cuaca sudah hujan lagi, kita minta seluruh warga, tetap bermalam di tenda darurat,” kata Efli Zein yang berada di lokasi bersama Danramil Luhak Kapten Inf Haryadi.

Selain di Lareh Sago Halaban, banjir juga masih terjadi di Jorong Subarang dan Jorong Tanjuangkubang, Nagari Taram, Kecamatan Harau. “Sampai sore ini, wilayah kami masih kebanjiran. Tapi air sudah mulai menyusut,” kata Wali Nagari Taram Defrianto Ifkar, secara terpisah.

Defrianto menyebutkan, warga Nagari Taram yang mengungsi akibat  kebanjiran, mencapai 216 kepala keluarga.

“Sampai sekarang, masih ada yang tinggal di tenda darurat, karena rumah mereka masih terendam luapan Batang Sinama. Kalau hujan masih turun di hulu Sinama, banjir di Taram, masih akan belum berakhir. Karena ini banjir kiriman,” ujarnya.

Camat Harau Deki Yusman mengatakan, sudah menggalang bantuan untuk korban banjir di Nagari Taram.

“Selain untuk korban banjir Taram, kami juga galang bantuan untuk korban banjir di Nagari Tarantang. Posko penggalangan bantuan kami buat di kantor camat. Tadi, bantuan sembako untuk Tarantang, sudah diserahkan,” kata Deki.

Dia menyebut, selain Taram dan Tarantang, banjir sempat terjadi di Buluhkasok, Nagari Sarilamak.

“Namun, di Buluhkasok ini, airnya sudah surut kembali. Sedangkan di tiga nagari lain yang juga kebanjiran, yakni  Batubalang, Bukiklimbuku, dan Solok Bio-Bio, banjir yang terjadi, tidak sampai ke permukiman penduduk. Baru merendam areal pertanian dan perkebunan saja,” ulas Deki.

Sementara di Kecamatan Kapur IX yang berada di ujung Timur Limapuluh Kota, masih sulit dijangkau, kondisi transportasi jaringan komunikasi terputus. Sebab listrik mati total ke wilayah tersebut sejak Jumat(3/3). Namun petugas, BPBD, Polri, TNI bersama Basarnas dan relawan bencana mulai menusuri lokasi tersulit.

“Belum kita belum bisa mendapatkan informasi secara cepat, sebab hingga saat ini komunikasi masih terputus dan sulit mendapatkan informasi terbaru  dari sejumlah titik bencana,” sebut Kepala BPBD Limapuluh Kota Nasriyanto bersama Sekretaris Nur Akmal di Posko Penanggulangan Bencana Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu(4/3) sore.

Di Pangkalan sendiri, sampai tadi malam, BPBD Limapuluh Kota bersama BPBD dan Basarnas Sumbar, serta Tagana, masih berjaga-jaga. “Kita juga mendapat bantuan perahu karet dari Semen Padang. Itu masih stand-by di Pangkalan, untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan,” kata Nasriyanto. 

Terkait bantuan tanggap darurat untuk korban banjir di Pangkalan dan daerah lain, menurut Nasriyanto, sebagian sudah dibagikan. Namun, diakui, memang ada yang belum dapat, seperti di Lareh Sago Halaban. Ini terjadi karena keterbatasan personel.

“Namun nanti malam (tadi malam), kita akan distribusikan ke wilayah yang belum dapat bantuan. Karena kita sudah dirikan posko dan dapur umum di eks kantor bupati,” kata Nasriyanto.

Terkait dengan kondisi kesehatan para pengungsi banjir, Nasriyanto memastikan, terus berkoordinasi dengan jajaran Dinas Kesehatan. Meski sejauh ini, belum ada pengungsi yang dilaporkan jatuh sakit, tapi mereka tetap rentan terserang diare dan gatal-gatal. Apalagi, air bersih di daerah banjir, masih sulit didapatkan.

Sementara, dari Kecamatan Mungka, Kabupaten Limapulu Kota, dilaporkan, banjir yang terjadi di Jorong Talang dan Jorong Kampuangtangah, Nagari Talangmaua, serta Jorong Lubuaksimato, Nagari Sungaiantuan, sudah berakhir.

“Air Batang Talang yang memicu banjir, sudah menyusut,” kata drh Harmen, anggota DPRD Limapuluh Kota asal Kecamatan Mungka, saat dikontak kemarin.

Meski demikian, Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi tetap mengingatkan warga di Mungka, waspada terhadap potensi banjir susulan. Mengingat hujan dengan intensitas sedang tapi berkepanjangan, masih terjadi di daerah ini, terutama sejak sore, malam, hingga dini hari. “Masyarakat, kami minta tetap waspada,” ujar Irfendi.

Terkait adanya pengungsi banjir yang belum dapat bantuan tanggap darurat, Irfendi meminta BPBD segera turun-tangan. Dinas Sosial dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait juga diinstruksikan menyebar. Tidak hanya bertumpu pada satu titik, dalam melakukan langkah tanggap darurat.

“Camat juga diharapkan membantu dan jemput bola. Yang paling penting, pastikan, tidak ada pengungsi yang kembali ke rumah pada sore atau malam hari, sampai keadaan benar-benar pulih kembali,” ujar Irfendi Arbi.

Tanggap Darurat 

Terpisah, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Bupati Limapuluh Kota telah menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari, yaitu 3 sampai 9 Maret mendatang.

Saat ini, pencarian dan evakuasi korban dari delapan mobil yang tertimpa longsor di KM 17 Koto Alam, Pangkalan masih terus dilakukan. “Kondisi mobil yang sudah berhasil dievakuasi dalam kondisi rusak berat,” ungkapnya.

Ia mengatakan kebutuhan mendesak saat ini, alat berat untuk membersihkan material longsor, mobil rescue, perahu karet, tenda, makanan, obat-obatan, selimut, air minum dan lainnya.

“Kami mengimbau warga selalu waspada dari ancaman banjir, longsor dan puting beliung. Ini mengingat hujan berintensitas masih berpotensi terjadi dalam satu minggu ke depan,” ucapnya. 

Jenazah Dipulangkan

Sementara itu, proses evakuasi korban longsor di jalan Sumbar-Riau, persisnya di Kotoalam, Pangkalan, sepanjang Sabtu (4/3), menunjukkan titik terang. Polisi memastikan, telah menemukan jenazah empat korban yang tertimbun material longsoran, bersama dengan mobil yang mereka kendarai atau tumpang

“Jenazah empat orang yang dinyatakan meninggal akibat disapu longsor sejak Jumat malam, sudah ditemukan tim gabungan. Jenazah keempat korban, begitu ditemukan, langsung dievakuasi ke RSUD Adnaan WD Payakumbuh,” kata Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus didampingi Wakapolres Kompol Eridal, tadi malam.

Keempat korban longsor jalan Sumbar-Riau yang jenazahnya sudah ditemukan adalah Doni Fernandes, 31. Jenazah warga Gasanggadang, Padangpariaman ini, merupakan jenazah pertama yang ditemukan tim gabungan, Jumat lalu (3/3).

Kemudian, tim gabungan sudah menemukan jenazah Karudin,25, warga Sungaigeringgingin, Kabupaten Padangpariaman. Serta jenazah Yogi Saputra,23, dan Teja, 19, pasangan sopir dan knek asal Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau, Kabupaten Tanahdatar.  

Jenazah keempat orang tersebut, begitu dievakuasi ke RSUD Adnaan WD Payakumbuh, langsung dibersihkan dan dimandikan. “Keempat jenazah korban longsor jalan Sumbar-Riau, sudah dipulangkan dan dijemput keluarganya,” kata dr Elista Yosepha, Direktur RSUD dr Adnaan WD Payakumbuh, Sabtu siang (4/3).

Selain keempat jenazah, pihak RSUD Adnaan WD juga menerima dua pasien luka berat, korban longsor Sumbar-Riau. Yakni, Syamsul Bahri,22, dan Candra,22, yang sama-sama berasal dari Sungaigeringgingging, Padangpariaman.

“Mereka sempat dirawat di ICU, tapi salah satu diantaranya, sudah pulang,” kata dr Ice, panggilan akrab Yosepha.

Informasi lain yang didapat pihak rumah sakit dari tim gabungan penengangan banjir dan longsor di Limapuluh Kota, masih ada satu  jenazah lagi yang akan dievakuasi. “Informasinya, masih ada satu lagi. Tapi, kami belum tahu pasti,” kata dr Elista Yosepha, kemarin. 

Terkait hal ini, Wakapolres Limapuluh Kota Kompol Eridal yang ditanya Padang Ekspres usai mendampingi Kapolda Sumbar dan Kapolres mengunjungi lokasi longsor, membenarkan, polisi dapat informasi dari warga Duri, Riau, tentang anggota keluarga mereka yang belum ditemukan. Diduga ikut menjadi korban longsor.

“Sampai Sabtu sore, proses pencarian korban longsor di jalan Sumbar-Riau, sebenarnya sudah klir. Tinggal, fokus pada pembersihan material longsoran di badan jalan. Karena, seperti kata Kapolres, belum semua material dibersihkan. Namun, malam ini, kita dapat informasi dari satu keluarga asal Duri, Riau, tentang anggota keluarga mereka yang hilang dan diduga  menjadi korban longsor,” kata Kompol Eridal. 

Dia belum bisa memastikan, identitas warga yang belum ditemukan tersebut. “Yang jelas, keluarga yang melapor, dari Duri Riau.  Anggota kami, belum mengidentifikasi. Tapi besok (hari ini-red), akan dilakukan pencarian ulang di lokasi longsor, melibatkan tim gabungan,” tukuk  Kompol Eridal.

Sementara dari Kecamatan Pangkalan Koto Baru, banjir yang terjadi Jumat lalu, sudah surut. Menyusul telah dilepasnya pintu air pelimpah waduk PLTA Kotopanjang, Kampar, Riau.

Waduk PLTA Kotopanjang yang dibangun dengan hibah Jepang, merupakan muara dari empat sungai yang meluap di Pangkalan. Yakni, Batang Maek, Batang Kapur, Batang Manggilang, dan Batang Samo.

“Banjir di Pangkalan, sudah mulai menyusut. Tapi memang masih ada rumah warga yang digenangi air. Terutama yang di dekat aliran sungai. Mengingat curah hujan masih tinggi, kami minta, warga tetap berada di tenda pengungsian, terutama pada malam hari,” kata Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, saat mendampingi Kapolda Sumbar Brigjen Fakhrizal ke Pangkalan, Sabtu siang.

Irfendi menyebut, banjir di Pangkalan, tak hanya merendam ribuan rumah penduduk, tapi juga membuat seorang penduduk bernama Mukhlis alias Ujang, 45, hanyut, hingga akhirnya meninggal dunia. “Jenazah Ujang, ditemukan di aliran Batang Maek, masih daerah Pangkalan,” kata Irfendi, tadi malam.

Sampai tadi malam, kondisi di Pangkalan, masih belum pulih. Meski akses jalan dari Payakumbuh sudah lancar karena material longsoran di Kotoalam telah dibersihkan.

Namun, untuk sampai ke Riau, masih belum bisa, karena badan jalan yang amblas di kawasan Sibumbun, sebelum masuk Nagari Tanjungbalik, belum diperbaiki. Selain itu, di Pangkalan, sampai tadi malam, listrik masih padam. 

“Kita paham, ini saat yang sulit bagi kawan-kawan PLN, karena banyak jaringan PLN yang rusak akibat banjir dan longsor. Tapi, jika air sudah menyusut, kita berharap, listrik di Pangkalan, segera dipulihkan. Agar akses komunikasi kembali lancar,” kata Irfendi bersama Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Oktobrianto dan ketua DPRD Safarudin Datuak Bandaro Rajo. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

QS: Al-Maidah ayat 35

Kompensasi Crane tak Tersendat di Pemerintah