in

Bau Tak Sedap di Balik Penempatan Kabinet Baru

Pelantikan Pejabat Eselon II Pemerintah Aceh, Foto: Humas Pemerintah Aceh

Komitmen Gubernur Aceh Irwandi Yusuf untuk mendapatkan pejabat terbaik melalui lelang jabatan, kini semakin tidak jelas juntrungnya. Bukan saja hanya dianggap pencitraan murahan, tapi dalam prakteknya dituding tidak benar-benar dijalankan seperti yang disampaikan kepada publik melalui berbagai “propaganda”.

Seorang pejabat yang mengikuti lelang jabatan yang digelar Pemerintah Aceh, mengaku tidak lagi mengetahui hasil tes, ketika usai mengikuti ujian psikotes. Satu hari jelang pelantikan, sebuah nomor pejabat teras sempat muncul di hpnya. Ia mengetahui bahwa nomor itu milik orang sangat penting di Aceh, ketika mencoba mentracking kepada sejumlah koleganya.

Telepon masuk itu tidak sempat ia jawab, karena sedang melaksanakan shalat. Begitu dia telpon ulang, nomor tersebut tidak menjawab. Besoknya ia mengetahui sejumlah pejabat dilantik di propinsi. Namanya sendiri tidak masuk.

“Nama saya masuk tiga besar, dan katanya semua yang lulus tiga besar akan diwawancarai. Tapi hingga pelantikan mereka yang dinyatakan lulus, saya merasa tidak pernah diwawancarai. Jangankan secara tatap muka, melalui telepon pun tidak ada,” ujar sang pejabat yang tidak ingin namanya dipublish karena enggan bermasalah di kemudian hari.

Pada 17 April 2018, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, kepada aceHTRend melalui WhatsAPP mengatakan bahwa semua pejabat yang lulus tiga besar untuk golongan eselon II, dia sendiri yang mewawancarai.

“Saya wawancara sendiri,” tulis Irwandi Yusuf. Akan tetapi ia tidak lagi menjawab apakah semuanya dia wawancarai atau tidak.

Kehilangan Kendali

Jumat (4/5/2018) Gubernur Aceh kembali melantik 51 pejabat eselon II, namun di antara semua nama yang sudah sempat beredar sebelum pelantikan, jabatan Kepala sebuah dinas berinisial “i”, gagal dilantik. Dengan demikian, pejabat lama masih tetap memimpin dinas dimaksud, hingga batas waktu tidak tentu, sebelum dilantik yang baru.

Dari berbagai sumber disebut-sebut bahwa “I” bukanlah orang yang diinginkan oleh Irwandi, secara prestasi pun ia tidak mentereng, akan tetapi karena yang bersangkutan adalah memiliki koneksi kuat di lingkar pinggang Irwandi, ia pun bisa masuk tiga besar dan nyaris saja dilantik.

“Nyaris saja Irwandi kecolongan, untung saja ia kembali mericek siapa saja yang akan dilantik, kalau tidak, habislah sudah,” ujar sumber di lingkungan Kantor Gubernur Aceh.

Menurut sumber tersebut, telah terjadi “perang Baratayudha” di lingkar pendukung Irwandi. Orang-orang “besar” yang selama ini menjadi kolega Teungku Agam, telah berubah menjadi duri dalam daging dan sangat menguras energi mantan juru propaganda GAM itu.

“Telah terbentuk genk-genk di internal. Pemukulan Sofyan Dawood beberapa waktu lalu adalah signal kuat adanya ketidakakuran di internal. Hal ini ditambah dengan benturan kepentingan antar pendukung. Batalnya dilantik Kadis Keuangan Aceh merupakan bagian dari “perang saudara” antara elit yang mendukung Irwandi.

Tambah sumber tersebut, hal ini diperparah dengan bagi-bagi kursi untuk berbagai elemen di luar PNA. “Termasuk partai non pendukung juga mendapatkan kuota kepala dinas yang basah. Sedangkan partai pendukung ada yang harus gigit jari. Masuknya sejumlah orang yang selama ini berseberangan dengan Irwandi, semakin menasbihkan bila Irwandi memang tidak lagi memiliki kontrol terhadap kekuasaan yang ia raih. Termasuk masuknya Nizarli yang tidak mendapatkan dukungan dari Rektor Unsyiah.”

Sumber lainnya menyebutkan, dari ragam tarung kepentingan di internal, lelang jabatan, tes ini tes itu hanyalah omong kosong, sekedar pencitraan untuk membungkus wajah “mazhab” hanafee. “Bila dilihat dari tolok ukur saat ini, semua itu omong kosong.”

Saat ditanyakan kepada Juru Bicara Pemerintah Aceh Wiratmadinata terkait tidak dilantiknya Kepal Dinas, padahal beberapa saat sebelumnya nama “I” sudah masuk, ia mengaku hal yang ditanyakan tidak ia ketahui.

“Secara umum jubir tidak mendapatkan informasi apapun serta tidak mendapatkan suplay informasi tentang hal itu. Dari pimpinan tidak ada arahan apapun, jadi tidak bisa memberikan jawaban,” ujarnya melalui pesan singkat.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, yang dikonfirmasi melalui WhatsAPP terkait hal tersebut, tidak membaca pesan. Walau pesan tersebut sudah terkirim sejak pukul 08.10 WIB, namun hingga pukul 17.03 WIB belum dibaca olehnya.

Dua hari jelang pelantikan “utusan” Jakarta sempat menemui beberapa narasumber kunci, dan setelah bertanya dan merasa cukup mengumpulkan informasi langsung terbang kembali. Entah apa informasi yang dikumpul, tidak ada yang tahu. “Evaluasi,” kata salah seorang yang ditemui pengumpul informasi. []

Komentar

What do you think?

Written by Julliana Elora

10 Manfaat Biji Pepaya yang Harus Kamu Ketahui

Pelunasan Tahap Pertama Ditutup, Kuota Haji Aceh Tersisa 364 Orang