in

Bisnis Kreatif Wisata Bahari Ramah Lingkungan

Pembangunan dalam bidang pariwisata harus direncanakan secara baik, lengkap, terpadu dan menyeluruh agar dapat menjamin keberadaan sumber daya alam, lingkungan dan budaya. Pemerintah mesti menggunakan pendekatan dengan cara menjaga, memelihara dan memanfaatkan sumberdaya alam, lingkungan dan hasil kreativitas budaya yang dapat mendatangkan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat dan daerah. Semua itu harus dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Perkembangan pembangunan pariwisata dimulai dari tahun 1960-1970. Pendekatannya adalah ekonomi. Sedangkan tahun 1980-an perkembangan pariwisata masih tetap pada sektor ekonomi, namun juga mengutamakan upaya menjaga dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata terhadap sumber daya alam dan lingkungan. Sehingga sumber daya alam dapat dipertahankan dan berkelanjutan.

Bagaimana hubungan sumber daya alam dan lingkungan dengan pariwisata? Kita dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa alam yang sangat indah dan beranekaragam. Fenomena keindahan alam pegunungan, daratan, pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil serta keunikan budaya masyarakat memberikan daya tarik tersendiri yang sangat menakjubkan. Anugerah itu didukung kondisi lingkungan yang alami.

Untuk dapat mencapai lokasi-lokasi yang sangat menarik perlu difasilitasi dengan pembangunan jalan-jalan yang baik dan layak serta sarana pendukung, seperti moda transportasi yang aman dan mudah diakses wisatawan. Apalagi diketahui, kedatangan wisatawan ke suatu kawasan atau destinasi memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. 

Wisatawan mengharapkan kondisi dan suasana menyenangkan. Oleh karena itu, kedatangan mereka perlu disambut dengan pelayanan yang baik, aman, tertib, bersih, indah, ramah, transparan dan memenuhi standar.

Potensi daya tarik yang sudah ada secara alami, perlu ditata dengan baik, seperti pemandangan, tempat, budaya dan kondisi sosial masyarakat. Sebagai contoh adalah kawasan perlindungan terumbu karang (coral reef) di Kepulauan Karibia yang direncanakan akan dikembangkan sebagai daya tarik pariwisata berkelanjutan. Sebagai upaya membangun ekonomi masyarakatnya, dibentuk Badan Pengelola (BP) yang mengelola kawasan terumbu karang tersebut secara baik. 

Masyarakat sekitar kawasan perlindungan terumbu karang tersebut menggantungkan perekonomian daerahnya pada keberadaan lingkungan dan ekosistem terumbu karang. Butuh manajemen, sistem dan pemanfaatan teknologi multimedia dalam pengelolaan serta pemasarannya. 

BP juga berkewajiban memberikan pendidikan, pelatihan dan sosialisasi, penelitian dan pengawasan terhadap keberadaan ekosistem terumbu karang. Sehingga terumbu karangnya selalu berada dalam kondisi yang baik.

Beberapa hal penting dalam manajemen pariwisata bahari yang perlu jadi perhatian kita, adalah pencegahan dan pengawasan terhadap kerusakan alami oleh aktivitas pariwisata bahari. Caranya memberikan informasi yang jelas tentang aktivitas apa yang boleh dan dilarang dilakukan di destinasi wisata. Selanjutnya, pemanfaatan kawasan dan lokasi oleh wisatawan dengan cara memberitahu berapa banyak orang boleh masuk ke lokasi. Jumlah orang tidak melebihi kapasitas daya dukung yang dapat mengganggu suatu kawasan atau objek wisata.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan, yakni melakukan langkah-langkah antisipasi mengatasi masalah lainnya yang kemungkinan muncul. 

Aspek sosial ekonomi pariwisata bahari misalnya, perlu jadi perhatian bersama. Karaktek penduduk terutama berkaitan dengan sikap dan perilaku yang ramah, terutama dalam menghargai tamu, bersikap akrab, sopan, suka membantu dan mudah senyum. 
Agen pariwisata yang membawa tamu harus dapat memberikan informasi tentang biaya yang transparan kepada wisatawan, menerbitkan buku panduan objek wisata, petunjuk pariwisata, peta lokasi wisata bahari, papan petunjuk jalan dan pengumuman larangan aktivitas di suatu lokasi serta informasi berbentuk digital.

Lalu, harus ada ciri khas berkaitan dengan sikap dan pola belanja yang disukai wisatawan. Apa yang belum pernah mereka lihat, rasakan dan membuat berkesan. Sehingga mereka tidak ragu membelanjakan uangnya di tempat tujuan wisata. 

Kesan baik yang mereka dapatkan, tentu saja akan sampai ke mana-mana, menyebarluas ke teman-teman mereka hingga dunia maya sehingga imbasnya pada peningkatan kunjungan wisatawan. 

Penelitian dan Aplikatif

Di sisi lain, perkembangan kegiatan pariwisata harus dipelajari dan diteliti, bagaimana agar bisa meningkat dan berkembang. Caranya, mendiskusikan, menyusun program, melaksanakan dan menjalankan, memberikan dukungan serta mencarikan solusi yang jelas dan aplikatif. Jika tidak, maka bisa berakibat pada sulitnya kita mengelola, mengurus dan mengembangkan pariwisata bahari, walaupun kita punya “segudang potensi”. 

Ada beberapa langkah mengontrol, mengawasi dan memonitor dampak pariwisata yang mengalami kemajuan pesat, di antaranya, dengan tetap menjaga keaslian budaya, lokasi, sejarah, menyediakan insentif pembangunan hotel atau homestay dengan memanfaatkan rumah masyarakat lokal, pelatihan untuk tenaga kerja terdidik dan tidak terdidik. 

Selanjutnya, pemberdayaan masyarakat sekitar agar dapat menjaga dan memelihara tempat-tempat menarik yang menjadi tujuan wisatawan, termasuk benda cagar budaya pinggir pantai seperti benteng-benteng Jepang, bawah laut seperti situs kapal MV Boeloengan Nederland di Teluk Mandeh, dan bangkai kapal Belanda di Ampiangparak.

Untuk menghindari ketidaknyaman pengunjung (over capacity), terapkan kuota kunjungan ke lokasi tertentu. Apabila pada waktu tertentu jumlah tamu meningkat, cari alternatif lain dengan memanfaatkan rumah penduduk (homestay). Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi penduduk lokal tentang konsep, manfaat dan masalah pariwisata serta tantangan ke depan dari perkembangan pariwisata yang mengglobal terus dilakukan.

Hotel atau tempat hunian mesti diarahkan agar dibangun dengan konsep arsitektur lokal sehingga menjadi ciri khas atau ikon. Hal lainnya, membangun karakter penduduk untuk bekerja dengan baik, benar dan bertanggungjawab. Kontrol serta atur secara tegas, keras dan ketat terhadap masalah premanisme, seks, narkoba, dan terorisme yang dapat mengganggu kenyamanan para wisatawan dan penduduk setempat.

Di akhir tulisan ini dapat kita simpulkan bahwa program pembangunan pariwisata bahari dari aspek sosial budaya adalah dengan cara memadukan budaya tradisional masyarakat dengan budaya wisatawan yang datang dengan tetap memperhatikan dan menjaga perkembangannya. 

Sah-sah saja berasimilasi, namun dengan tidak mengubah budaya tradisional serta membedayakan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan. 

Sedangkan dari aspek ekonomi, adalah dengan membangun tempat hunian berbasis nuansa dan budaya lokal serta ramah lingkungan, dengan insentif atau kemudahan pemerintah sebagai pengambil kebijakan, membangun dan meningkatkan akses jalan dan tanah serta transportasi. Sehingga investor tertarik menanamkan modalnya di bidang parawisata bahari di Sumatera Barat. 
Pada gilirannya, ekonomi masyarakat dapat meningkat secara luas dan berkelanjutan serta lingkungan tetap terjaga dan lestari. Salam Konservasi. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Painan-Padang Lumpuh

PT Dituntut Hasilkan SDM Pertanian