in

Dinamika Komunikasi Proyek Sukses dan Gagal

Di sebelah kantor wali kota Padang, Aiapacah masih dapat dilihat “puing-puing kegagalan proyek” yang pernah dibuat pemerintah kota. Puing-puing itu berupa bangunan tak terpakai. Letaknya persis di sebelah kantor wali kota yang baru. Sejak dibangun memang tidak pernah digunakan. Bangunan itu bagian dari Terminal Regional Bengkuang (TRB) yang dibangun tahun 1999 dengan biaya miliaran rupiah.

Nasib TRB sama dengan Pasar Amur, Nagari Batagak, Kabupaten Agam. Pasar yang berdiri megah di sisi jalur padat Padang-Bukittinggi itu tidak pernah berfungsi sebagai pasar konveksi sejak diresmikan Menteri Koperasi dan PKM RI Ali Marwan Hanan pada 11 Agustus 2002.

Dua proyek gagal itu hanya sebagian dari sekian banyak proyek gagal di Sumbar. Saya kemukakan keduanya karena sangat menyolok mata, bergelanggang mata orang banyak. Sebenarnya masih banyak lagi. 

Awal 2017 ini media memberitakan adanya enam proyek gagal di Sumbar yaitu pembangunan jalan Duku-Sicincin (67,74%), peningkatan jalan Palupuh-Puagadih-Kototinggi (67,08%), jalan Lubuksikaping-Talu (88,25%), Jembatan Lolong (75%), Jembatan Malampah (51,53%) dan Jembatan Padangtarok (80,60%).

Tentu saja tidak semua proyek di Sumbar berakhir gagal. Banyak juga yang sukses. Gagal dan suksesnya proyek itu sama-sama memberikan pelajaran kepada kita.

Mengapa ada proyek yang sukses dan ada yang gagal? Ada banyak cara untuk melihat persoalannya. Saya menggunakan perspektif ilmu komunikasi karena itu yang saya pahami.

Setiap pelaksanaan proyek sudah pasti melibatkan banyak orang. Dengan demikian, tak dapat dihindari lagi akan muncul dinamika komunikasi. Inilah kelak yang akan menentukan apakah semua elemen yang terlibat dalam proyek dapat bekerja sama dengan baik atau sebaliknya. Kerja sama yang baik akan mengantarkan kepada kesuksesan, sebaliknya kerja sama yang buruk akan menghasilkan kegagalan.

Dinamika komunikasi itu punya tiga level: tinggi, menengah dan rendah. Setiap level ditandai dengan kecepatan menyampaikan pesan, power yang digunakan dan keterlibatan emosi para pihak yang berkomunikasi. 

Dua orang atau lebih yang berkomunikasi dengan lontaran-lontaran pesan yang sangat cepat dan diiringi suara keras pasti terdengar seperti orang adu mulut. Belum selesai yang satu bicara yang lain sudah melontarkan kata-kata pula. Kecepatan menyampaikan pesan atau kata-kata berjalan seiring dengan menurunnya aktivitas berpikir dan mendengar. 

Orang terfokus hanya pada kata-kata yang hendak disampaikan, tidak lagi menyimak dan memikirkan baik-baik apa yang disampaikan orang.

Komunikasi dengan lontaran kata-kata cepat dan keras itu disebut komunikasi berdinamika tinggi. Sebaliknya jika pesan disampaikan sangat lambat, memaksa orang menunggu, disebut komunikasi berdinamika rendah.

Komunikasi berdinamika tinggi maupun rendah sama-sama menyulitkan dalam membangun komitmen dan koordinasi. 
Dalam berbagai kasus proyek gagal ternyata komunikasi berdinamika tinggi dan rendah sama-sama ditemukan. 

Sebagian proyek gagal karena dinamika komunikasinya tinggi, dengan kata lain individu yang terlibat dalam proyek lebih banyak menghabiskan waktu untuk bertengkar dan saling menyalahkan. Tidak ada yang mau mengalah, dan akibatnya koordinasi tidak pernah dapat dilakukan. Pada kasus Pasar Amur dinamika komunikasi antara pengurus yayasan dengan pengurus pasar ternyata tinggi sekali.

Sebaliknya ada pula proyek yang gagal karena dinamika komunikasinya rendah. Elemen yang terlibat bahkan tidak berkomunikasi, tidak menyampaikan pesan apa-apa. Mereka seolah-olah tidak terlibat. Ada pula yang tidak berkomunikasi, karena memang sengaja tidak dilibatkan oleh yang mendominasi proyek. Dalam kasus ini, koordinasipun sulit. 

Idealnya, dinamika komunikasi berada di garis tengah. Pada posisi itu tempratur akibat pertukaran pesan tidak terlalu panas, tidak pula terlalu dingin. Dengan demikian, koordinasi mudah dilaksanakan. Komitmen antarelemen pun lebih mudah dibangun. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pilot Senior Lion Air Tertangkap Sedang Nyabu

Kapolri: Tewasnya Bahrun Naim Bisa jadi Hanya Trik