in

Hengky Hepon, Artis Minang Ngetop di Malaysia

Dilirik Universal Music, Donasikan Hasil Nyanyi untuk 3 TPA

Tidak semua penyanyi mengejar kekayaan dalam ketenarannya. Pelantun tembang “Tamanuang”, Hengky Hepon asal Solok Selatan (Solsel) ini contohnya. Setelah mendirikan tiga Taman Pendidikan Al Quran (TPA) gratis, penghasilan bersama label rekaman Malaysia, Universal Music sekarang pun akan didonasikan untuk ratusan anak yang hendak belajar Al Quran secara gratis.

FANS Lela begitu antusias menyambut vokalis baru band kesayangan mereka saat membawakan lagu “Bidadari” yang eksis di segala penjuru Malaysia era 1990-an. Sambutan fans nyaris tidak ada beda dengan vokalis aslinya. Gemuruh tepuk tangan dan sorak penonton menghiasi aksi Hengky Hepon. Ya, begitulah salam sapa Hengky (sapaan, red) dengan penikmat band lawas saat show di Kuala Lumpur.

Sekilas, tidak akan ada yang mengira bahwa Hengky adalah urang awak, alumni SMAN 8 Padang. Sebab, namanya lebih mengaung di Negeri Jiran, Malaysia. Terus melejit dan semakin harum setelah sering diundang oleh stasiun TV Malaysia, seperti TV 1 dan TV 3. Sayangnya, nama Hengky masih terdengar asing di belantika musik Minang. Selain lagu-lagunya lebih banyak diganderungi pecinta musik negeri Jiran, ia juga lebih banyak beraktivitas di Jakarta.

Saat pulang kampung menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, Padang Ekspres berkesempatan berbincang-bincang dengan Hengky di Padang. Senyum ramah mengawali perbincangan, Rabu (24/5) malam itu. Selain Hengky, dua kawannya yang juga berasal dari Solsel turut menemani.

“Sudah bergabung dengan grup band Lela sekitar setahun ini,” kata Hengky mengawali ceritanya. Pertemuan Hengky dan Lela boleh dikatakan tanpa diduga. Mereka bersua saat konser di panggung yang sama. Lela membawakan lagu rock Malaysia bersama personelnya, sementara Hengky bernyanyi solo.

Keputusan Lela melibatkan Hengky sebagai vokalis sudah pasti dengan pertimbangan sangat matang. Apalagi dengan penyesuaian jarak dua negara Indonesia-Malaysia. Otomatis, ada potensi besar yang dapat diandalkan dari Hengky.

Hengky memang penyanyi bergenre slowrock dengan lagunya “Aku Bukan untuk Mu”, sebuah lagu slowrock Melayu hasil garapan ZUL2By2 dan Muslie, di mana Zul adalah juri kontes musik D’Academy Dangdut Asia. ZUL2By2 yang berkenan membesarkan mutiara tersirat dari diri seorang Hengky.

Kehadiran Hengky otomatis memberi warna berbeda bagi Lela. Namun, kata Hengky, Lela akan tetap dengan style Lela yang populer sebelumnya. Sementara Hengky, tetap dengan gaya bernyanyi ala Indonesianya.

Lantas, siapakah sebetulnya Hengky Hepon? Melihat latar belakangnya, Hengky bukanlah sosok yang lahir dari “karpet biru” kehidupan musisi. Karyanya dalam bernyanyi dimulai ketika hidupnya masih terutang pada nasib di perantauan. Kala itu, kenangnya, Hengky termenung mengenang keindahan kampung halaman. Sementara uang untuk pulang kampung tidak ada. Dari rasa itulah, lagu perdananya  “Tamanuang” terinspirasi.

“Tamanuang den sorang…
Tamanuang sorang dilaruik malam…
Takana jo kampuang…
Takana jo kampuang nan jauh di mato…  
Raso ingin pulang taragak jo mandeh indak kasampaian… .”

Begitulah cuplikan lirik lagu yang diciptakannya tersebut. Hengky mengawali hidup di Jakarta sejak menyelesaikan bangku kuliah sekitar tahun 2001-2002. Memulai usaha dari nol dengan segudang suka duka. Hingga akhirnya hanyut dibawa untung dan memiliki perusahaan event organizer (EO). 

Di tengah kesibukan bekerja itulah dua album solo digarapnya. Karya terakhirnya tembang berjudul “Aku Bukan untuk Mu” bergenre slow rock yang digarap bersama ZUL2By2. “Aku Bukan untuk Mu” pun diterima khalayak ramai di Malaysia.

Lagu “Aku Bukan Untuk Mu” pula yang melatari Hengky dilirik oleh label rekaman luar negeri, Universal Music Malaysia. Di Malaysia, Universal Music sudah menghantarkan sejumlah artis kenamaan ke puncak karir. Sebut saja Siti Nurhaliza, Sheila Majid, Ella hingga Taylor Swift. Label music milik Mr Kenny itu juga memiliki nama besar artist & repertoire, Fauzi Omar.

“Saya bukan menggantikan posisi vokalisnya. Bisa saja vokalis lama kembali lagi,” kata Hengky yang tidak ingin membanggakan diri. Rencananya, album Hengky bersama Lela akan dilempar di pasaran musik Indonesia ke depannya dengan lagu andalan “Dalam Diam” dan “Aku Bukan Sempurna”. 

Dapat diprediksi bagaimana luar biasanya kolaborasi unik vokalis asal Indonesia tetap menyanyi dengan gaya Indonesia sementara player yang lain bermain ala rock Malaysia.

Berkaca dari lagu Lela sebelumnya, yang berjudul  “Dalam Diam”, sudah sering merajai tangga lagu radio-radio di Malaysia dan perdana ditayangkan televisi Malaysia TV1 RTM group program Selamat Pagi Malaysia, tidak diragukan lagi, “Dalam Diam” dan  “Aku Bukan Sempurna” akan mampu merajai tangga lagu di Indonesia. Terlebih lagi ada dewan juri D’Academi Asia ZUL2By2 di dalamnya.

Menurut Hengky, karena jarak yang jauh, dia membatasi jadwal manggung bersama Lela. Sebelum jadwal show, biasanya H-3 Hengky datang ke Malaysia dan terus latihan. Hengky berharap, album ini dapat diterima di belantika musik tanah air nantinya, terutama Sumbar. Sebab, sejak lagu “Tamanuang” dan  “Aku Bukan untuk Mu”, ia sudah memiliki penggemar tersendiri. Di tengah kesibukannya di kampung halaman, Hengky menyempatkan menyapa para fans di Padang pekan ini.

Nah, bila sebagian artis mengejar kemewahan, Hengky melakukan hal sebaliknya. Hengky mendonasikan semua hasil bernyanyi dengan mendirikan TPA di kampung halaman. Sebanyak tiga TPA sudah berdiri di Nagari Lundang, Pasir Talang dan Mukaciak di Kecamatan Sungaipagu, Solsel. TPA ini berdiri di tahun sama dengan keluarnya lagu “Tamanuang”.

Anak-anak belajar Al Quran dan ilmu agama dengan gratis.  “Lahirnya lagu dan mendirikan TPA ini saling berkaitan. Karena, semua itu berasal dari penghasilan menyanyi, baik dari RBT, Youtube dari lagu pertama maupun lagu  “Aku Bukan untuk Mu”, saya donasikan untuk TPA gratis itu. Lebih seratus anak belajar di masing-masing TPA,” jelas Hengky.

Menurutnya, tidak harus menunggu kaya untuk berbuat baik. Tidak pula mesti menunggu memiliki kekayaan berlimpah baru membantu menyiarkan agama. Walaupun bukan penganut Islam sempurna, sebutnya, setiap orang harus berbuat kebajikan selagi diberi kesempatan. Sekecil apapun, kebajikan agama harus ditebar.

Hengky mengaku sangat prihatin seiring mahalnya pendidikan akhir-akhir ini. Bagi keluarga mampu, memang tidak ada persoalan. Namun, keluarga yang kurang beruntung terkadang merasa berat untuk menyediakan pendidikan agama bagi anak-anaknya. Padahal, anak-anak wajib mendapat pendidikan agama. Hengky terpanggil. Sisi sosialnya tergugah untuk berbuat bagi kampung halaman.

“Kebetulan, saya sudah punya usaha sendiri, penghasilan sendiri cukup untuk kebutuhan keluarga. Jadi, penghasilan dari bernyanyi dapat saya gunakan untuk kelangsungan TPA gratis ini. Mudah-mudahan dibukakan jalan, sehingga saya mampu mengembangkannya. Tidak hanya di Solsel, tapi juga di Sumbar ini,” pungkasnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

KPK Tangkap 7 Pejabat BPK dan Kemendes

Lalu Lintas Padang Rasa Jakarta