in

Hujan Makin Sering, Waspadai DBD dan Sarang Nyamuk

Palembang, BP

Cuaca yang kurang bersahabat perlu diwaspadai oleh warga Sumatera Selatan. Hingga akhir Desember, curah hujan diperkirakan masih tinggi dan dikhawatirkan menimbulkan banyaknya genangan air di permukiman dan saluran drainase yang dapat menjadi sarang nyamuk terutama jenis aedes aegypti pembawa virus penyebab demam berdarah dengue (DBD).

Di Bumi Sriwijaya sendiri, DBD termasuk 10 penyakit yang paling banyak menimbulkan korban penderita. Menilik data BPS Sumsel, jumlah kasus DBD bahkan di atas jantung koroner dan malaria pada tahun 2015 silam.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel juga memberikan gambaran serupa. Kasus DBD beberapa tahun ini menunjukkan peningkatan. Pada 2014 muncul 1.612 kasus, lalu melonjak lebih dua kali lipat pada 2015 menjadi 3.401 kasus dan pada akhir 2016 menjadi 3.549 kasus DBD.

Bahkan, sejumlah wilayah di Sumsel juga pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue pada tahun lalu yaitu, Lubuklinggau, Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ulu.

Sejumlah elemen masyarakat dan institusi pun semakin gencar melakukan pencegahan penyakit DBD. Bahkan partai politik di Sumsel juga bergerak cepat seperti yang dilakukan oleh Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Beragam upaya dilakukan Perindo seperti menggalakkan gotong royong membersihkan lingkungan, melancarkan saluran air atau drainase, dan memangkas tanaman yang semakin rimbun di musim hujan. Upaya lainnya ialah memberi penyuluhan kepada warga, membagikan bubuk abate untuk ditaburkan di bak mandi dan penampungan air, serta melakukan pengasapan atau fogging di permukiman.

“Berbagai upaya itu didorong mindset lebih baik mencegah dari pada mengobati, kita fokus melakukan langkah-langkah preventif,” kata Ketua DPW Perindo Sumsel Febuar Rahman, Minggu (10/12).

Melalui organisasi sayap partai bidang tanggap darurat dan penanggulangan bencana, Rescue Perindo, pihaknya gencar menggelar fogging, pembagian bubuk abate dan sosialisasi pencegahan seperti gerakan 3M yaitu menguras, mengubur dan menutup.

Febuar juga mencermati kondisi geografis Sumatera Selatan yang turut mempengaruhi kerawanan penyakit DBD di antaranya banyak terdapat dataran rendah, daerah alirah sungai, dan rawa-rawa di sejumlah kawasan.

“Penting bagi masyarakat Sumsel untuk menyadari kondisi geografis dan curah hujan yang memang tinggi di sini, hawa udaranya juga panas sehingga kita harus waspada pada DBD,” ulasnya.

Kombinasi hujan dan hawa panas ini dapat mempercepat perkembangan telur nyamuk dan juga lebih lekas menetas. Hal ini, tegas Febuar, perlu diketahui agar warga Sumsel makin waspada dan peduli. “Semua langkah kita lakukan demi memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk dan penularan DBD,” tandasnya.

Fogging di Palembang

Pada hari Minggu (10/12) aksi fogging oleh DPW Perindo Sumsel menyasar permukiman Jalan Letnan Hadin, Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang. Pada pengasapan terhadap 250 rumah kali ini, Perindo dan warga bergotong-royong membersihkan lingkungan.

Satu hari sebelumnya, kegiatan serupa juga dilakukan di Kelurahan Kedondong Raye, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin. Pengasapan terhadap 500 rumah warga dan fasilitas umum itu dilakukan oleh Rescue Perindo.

Ketua DPW Rescue Perindo Sumsel, Salim menerangkan, selain fogging pihaknya juga menempel stiker dan mengajak warga menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Harapan kita, bila lingkungan bersih dengan sendirinya nyamuk akan berkurang,” katanya.

Sementara Ketua DPD Perindo Banyuasin Nuradi menambahkan, fogging telah dihelat di sejumlah titik rawan nyamuk berbahaya. Pemberantasan nyamuk sangat penting mengingat dalam tiga bulan hingga Oktober 2017, berdasar data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, sedikitnya terjadi 18 kasus demam berdarah dengue. *osk

What do you think?

Written by Julliana Elora

Intip Hadiah Uang Turnamen Bulutangkis Dubai Superseries, Bikin Ngiler

BERITAPAGI – Senin, 11 Desember 2017