in

Kapolresta AKBP Trisno “Todong” Kapolsek dan Babinkamtibmas

Saifuddin Bantasyam saat memaparkan materi pada pembekalan meliputi pengetahuan dan strategi komunikasi Polri yang berlangsung di Aula
Machdum Sakti Mapolresta Banda Aceh, Sabtu (17/7).

ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Berangkat dari keprihatinan kurang maksimal dan efektifnya jajaran kepolisian khususnya kapolsek dan para babinkambtimmas dalam berkomunikasi dengan masyarakat, Anggota DPR-RI Nasir Djamil dari Komisi III yang membidangi hukum, bekerjasama dengan Polresta Banda Aceh melaksanakan pembekalan meliputi pengetahuan dan strategi komunikasi.

Acara berlangsung di Aula Machdum Sakti Mapolresta Banda Aceh, Sabtu (17/2/2018).

Ada kejadian saat Kapolresta AKPB Trisno Riyanto SH meminta dua peserta maju ke depan untuk mempraktekkan ilmu yang sudah diberikan oleh narasumber Saifuddin Bantasyam SH MA. Ternyata tak ada yang berani. Kapolres kemudian mengeluarkan ancaman.

“Kalau tak ada yang mau maju, akan saya tunjuk, mau?” Diancam seperti itu, tetap tak ada yang berani maju. Akhirnya, “Kapolsek Ulee Kareng maju!” Tepuk tangan pun bergema. Ancaman Kapolresta juga tak mempan untuk peserta berikutnya. Maka Kapolres pun berkata, “Babinkamtibmas maju!” Kembali terdengar tepuk tangan.

Saifuddin memang sempat bertanya, apakah anggota polisi ada juga yang merasa takut melakukan presentasi? Ternyata jawaban mereka ya. Menurut Saifuddin kemampuan berkomunikasi verbal dan nonverbal jajaran kepolisian akan memberi dampak signifikan.

“Komunikasi yang buruk, akan berdampak buruk, dan sebaliknya, karena itu janga anggap remeh skill komunikasi ini” kata dosen FH Unsyiah tersebut.

Bagi polisi keahlian berkomunikasi diperlukan karena merupakan bagian dari “leadership skill” yang berkorelasi dengan karir seorang polisi di masa depan. Polisi juga sering diundang oleh instansi pemerintan dan masyarakat untuk menyampaikan berbagai hal terkait dengan sistem hukum, kesadaran hukum, narkoba, pemolisian masyarakat, radikalisme, dan juga terorisme.

“Tak kurang pula anggota polisi itu diundang jadi inspektur upacara, atau menjadi sumber wawancara oleh para wartawan,” kata Saifuddin.

Dalam berbagai kesempatan tersebut, polisi harus tampil prima, menguasai bahan dengan cara penyampaian yang menarik. “Jangan sampai bias, atau bikin audiens tertidur, minta pulang lebih cepat!” kata Saifuddin yang disambut dengan senyum oleh peserta.

Kata Saifuddin, bidang humas polresta, polsek, dan babinsa, ada di garis depan berkenaan citra polisi di mata publik. “Jadi, berkomunikasi juga melalui media sosial dan siap mengkonter opini negatif yang berkembang di masyarakat tentang kepolisian” kata Saifuddin.

Selama sekitar 1.5 jam Dosen FH dan FISIP Unsyiah kemudian memaparkan berbagai konsep, strategi atau teknik dalam berkomunikasi, baik interpersonal maupun publik.

Mayoritas peserta yang berjumlah 130 orang menyimak dengan seksama pemaparan Saifuddin yang berlangsung sekitar 1.5 jam. Sebelumnya di bagian awal pembukaan, Kapolresta AKPB Trisno Riyanto SH dan Nasir Jamil memberikan pengarahan kepada seluruh pesera, sedangkan seorang narsum lain, Tri Wahyudi, menyampaikan materi tentang Teknologi Informasi dan Media Sosial.[]

Komentar

What do you think?

Written by Julliana Elora

10 Manfaat Daun Sirsak Untuk Menyembuhkan Berbagai Macam Penyakit Kronis

Nurzahri : Perawatan Pesawat Irwandi Tidak Mengikuti Standar Kelayakan