in

Kiai Sepuh Doakan Dahlan Iskan

Sejumlah kiai sepuh di Jatim mengunjungi Dahlan Iskan di kediamannya, kemarin sore (14/5). Mereka sengaja datang untuk men-support dan mendoakan mantan menteri BUMN itu. Para kiai juga meyakinkan bahwa ada rahasia besar di balik semua yang sedang dan telah dialami Dahlan.

Rombongan kiai sepuh yang memiliki ribuan santri itu adalah KH Moh Hasan Mutawakkil ’Alallah (pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan, Probolinggo); KH Anwar Iskandar (pengasuh Pondok Pesantren Al Amin, Kediri); KH Agoes Ali Masyhuri (pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Sidoarjo); KH Syafrudin Syarif (pengasuh Pondok Pesantren Hidayatuddin Al Islami Probolinggo); KH Yasin Asymuni (pengasuh Pondok Pesantren Hidayatut Thullab, Kediri); KH Ahmad Sadid Jauhari (pengasuh Pondok Pesantren Assunniyyah, Kencong, Jember); dan Sekretaris PW NU Jatim Prof Akh Muzakki.

Ketika rombongan datang, Dahlan sedang menunaikan Shalat Ashar berjamaah bersama puluhan penghafal Al Quran yang sejak pagi menggelar khataman di rumahnya. 

Setelah shalat, Dahlan yang mengenakan sarung, kemeja lengan panjang, serta kopiah hitam bergegas menyalami dan mencium tangan para kiai sepuh itu. Satu per satu dengan sikap takzim dan tawaduk.

Para kiai sepuh itu kemudian diminta menutup khataman Al Quran sekaligus membacakan doa. KH Anwar Iskandar dan KH Agoes Ali Masyhuri membacakan doa secara bergantian.

Kepada para kiai, sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren, Dahlan meminta maaf karena merasa gagal menjaga nama baik santri dan pesantren. Sejak awal menjabat Dirut PLN dan berlanjut menjadi menteri BUMN, Dahlan bertekad menjaga nama baik santri dan pesantren. “Saya ingin tunjukkan lulusan pondok pesantren itu mampu,” katanya.

Namun, kenyataan yang terjadi, Dahlan malah dipermalukan dan dikuyo-kuyo dengan dituduh melakukan korupsi. Padahal, sejak menjabat Dirut PT PWU Jatim, Dirut PLN, hingga menteri BUMN, Dahlan tidak pernah mengambil gaji. Dia menyatakan sangat ikhlas meski akhirnya ditahan dan diadili. Sebab, dia bisa mempertanggungjawabkan semuanya.

Dahlan merasa sangat menderita karena misinya menjaga nama baik santri tidak terkabul. Waktu itu, dia bercita-cita, kalau menjadi menteri, dirinya akan menjadi menteri yang baik dan berprestasi. Sebab, siapa tahu kelak ada lagi santri yang dipercaya mengemban jabatan penting. “Saya menjadi perintis untuk jangan takut menjadikan santri sebagai pejabat apa pun,” ucapnya.

Mendengar ungkapan Dahlan, KH Anwar Iskandar memberikan petuah. Wakil rais syuriah PW NU Jatim itu mengungkapkan, nabi saja ada yang dihukum. Bukan karena melakukan kesalahan, tapi karena sangat disayang Allah. Allah menunjukkan sayang kepada hamba-Nya melalui ujian. Jika sabar dan rida, insya Allah derajatnya akan diangkat.

“Yakinlah Pak Dahlan, Al Quran yang tadi dibaca Bapak dan Ibu memiliki rahmat untuk Bapak dan keluarga,’’ ucap putra KH Iskandar, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Berasan, Muncar, Banyuwangi, itu.

Dia kemudian menukil sebuah ayat yang berisi tentang perbuatan orang-orang zalim. Dari ayat tersebut, KH Anwar Iskandar menjelaskan, orang yang menzalimi seseorang yang dirahmati Allah akan kesusahan di kemudian hari. ’’Ini Allah yang berfirman,’’ tegasnya.

KH Anwar Iskandar menambahkan, kiai-kiai bersama para santri setiap hari selalu mendoakan Dahlan. ’’Yang jelas, Pak Dahlan bukan aset pondok pesantren saja, tapi juga aset bangsa Indonesia. Aset yang sangat mahal. Pak Dahlan ini jujur, pintar, kreatif. Kalau sekarang sedang tersandung kerikil, ya harus dihadapi. Saya punya keyakinan yang sangat kuat, Allah pasti punya maksud lain,’’ ucapnya.

KH Agoes Ali Masyhuri mengungkapkan sebuah peribahasa. Tidak ada orang baik yang tidak punya masalah. Begitu pula, tidak ada orang jahat yang tidak tidak punya masalah. ’’Kalau Pak Dahlan kuat, tawakal, dan sabar, di sana ada fasilitas yang dijanjikan Allah. Makin kuat dan tawakal, semakin banyak yang membela,’’ jelasnya.

Tokoh yang biasa disapa Gus Ali itu menukil sebuah ayat dalam surah Ali Imron. Ayat tersebut mengandung tiga arti kesabaran. Yaitu, sabar dalam arti menghadapi segala kesulitan.

Selain itu, ulet dan tahan banting dalam menghadapi kesulitan serta berusaha mencari jalan keluar. Arti ketiga, sabar dalam menghadapi segala kemungkinan. ’’Yakinlah Pak Dahlan, di balik itu semua, ada sebuah rahasia, rentetan kesuksesan yang kita tidak mampu melihat hakikat yang sebenarnya,’’ ungkapnya.

Setelah berkunjung, KH Moh Hasan Mutawakkil ’Alallah menyatakan, para kiai sepuh yang juga pengurus PW NU Jatim itu berkunjung ke rumah Dahlan dalam rangka silaturahmi.

Menurut dia, hal tersebut dilakukan sebagai rasa simpati para kiai kepada Dahlan karena selama ini banyak kerja sama antara NU dan Dahlan, baik secara pribadi maupun dalam kegiatan yang lebih formal.

Ketua PW NU Jatim itu menambahkan, orang mukmin dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan. Saat ini Dahlan sedang mendapat musibah atau ujian. Tidak ada orang sebaik apa pun yang tidak diuji Allah.

’’Beliau sedang menghadapi ujian itu. Karena itu, kami memberikan spirit spiritualitas ilahiah kepada beliau agar tabah menghadapi ujian itu. Karena itu, kami memberikan spirit spiritualitas ilahiah kepada beliau agar tabah menghadapi ujian ini,’’ jelasnya.

KH Mutawakkil berharap agar Dahlan sebagai pemilik media tetap mengabdi kepada masyarakat dan berjuang demi kemaslahatan warga Jatim bersama-sama dengan PW NU.

Di sela-sela pertemuan singkat tersebut, kepada para kiai yang mengunjunginya, Dahlan juga sempat menceritakan kesibukannya saat ini. Salah satunya mendorong anak-anak bangsa untuk meneliti torium. Torium yang salah satunya berasal dari rare earth (tanah jarang) di sekitar limbah timah selama ini memiliki banyak manfaat.

Banyak yang menyebut torium sebagai nuklir hijau. Tidak menimbulkan radiasi seperti halnya uranium. Meski begitu, torium bisa menjadi sumber energi yang sangat dahsyat. Untuk kebutuhan satu gigawatt listrik selama setahun, hanya diperlukan 1.000 kg torium.

Torium memiliki densitas energi tertinggi di antara bahan baku energi lain. Sebagai perbandingan, 1 ton torium sama dengan 200 ton uranium. Atau setara dengan 3,5 juta ton batu bara.

Jika 1 kg batu bara dapat menyalakan lampu 100 watt selama 4 hari, dengan torium, lampu bisa menyala hingga 4 ribu tahun. ’’Saat ini saya sedang membina ahli-ahli ini untuk melakukan risetnya,’’ katanya.

Mendengarkan penjelasan Dahlan, para kiai tampak terkesan. Menurut KH Anwar Iskandar, apa yang dilakukan Dahlan sebenarnya persis dengan yang ada dalam Alquran, surah Fatir ayat 27. Bunyi surat itu, ’’Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit, lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.’

“Warna torium itu apa, Pak?” tanya KH Anwar Iskandar. Dahlan menjawab,”Hitam.”

“Nah, persis kan. Pak Dahlan ini sebenarnya termasuk ulama. Ulama itu bukan hanya kiai, tapi juga termasuk orang-orang yang mampu menggali yang tersembunyi di bumi,” ujarnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

AS Monaco Rebut Juara Liga Perancis 2016/2017

Mengunjungi Kampung yang Tenggelam Pascagempa 30 September 2009