in

Masyarakat diminta lakukan deteksi kelainan saluran cerna

Jakarta (ANTARA News) – Masyarakat yang memasuki usia 50 tahun dianjurkan untuk melakukan endoskopi pada saluran cerna, khususnya bagi mereka yang mengalami muntah-muntah, BAB berdarah, riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker kolon.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi Siloam Hospitals TB Simatupang dr Epistel P Simatupang SpPD KGEH FINASIM FPCP mengatakan, dengan melakukan endoskopi dapat  mendeteksi adanya kelainan dan masalah di sekitar saluran pencernaan sehingga dapat segera tertangani dengan baik.

“Terpenting lagi dapat terhindar dari kanker kolon yang menjadi penyebab utama kematian di dunia,” ujarnya di sela media gathering Siloam Hospitals TB Simatupang, Jakarta, akhir pekan lalu.

Dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin, Epistel mengatakan, endoskopi sendiri merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa saluran cerna secara visual guna mendeteksi adanya berbagai kelainan dan penyakit lainnya.

Epistel menambahkan berdasarkan diameter dan fungsinya, saluran cerna dibagi menjadi dua bagian besar. Dari kerongkongan sampai usus 12 jari dinamakan saluran cerna bagian atas. Sedangkan bagian akhir dari usus kecil hingga anus disebut sengan saluran cerna bagian bawah.

Dengan demikian, lanjutnya, pengamatan menggunakan endoskopi pun dibagi dua. Apabila saluran cerna bagian atas dikenal dengan esofago gastro duodenoskopi (EGD). Sementara saluran cerna bagian bawah disebut dengan kolonoskopi.

Lebih lanjut, Epistel menjelaskan EGD merupakan pemeriksaan di dalam saluran kerongkongan, lambung hingga usus 12 jari. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya kelainan di tiga organ tersebut.

“Namun, paling sering ditemukan adalah kelainan pada lambung, dan penyakit tersering ditemukan adalah kanker,” paparnya.

Selain itu, kelainan yang sering ditemukan adalah erosi pada saluran cerna. Ini terjadi karena kebiasaan dari seseorang yang menelan obat tanpa meminum air putih. Harus diingat, ada beberapa jenis obat yang tidak bisa ke lambung tanpa bantuan air putih.

“Biasanya, erosi tersebut ditandai dengan sulit dan sakit menelan. Hal ini bisa dideteksi dengan menggunakan EGD” ujar Espitel.

Selain untuk mendeteksi, lanjut dia, endoskopi juga bisa untuk digunakan dalam penanganan. Salah satunya, masalah tukak lambung yang bisa dihentikan dengan endoskopi.

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2016

What do you think?

Written by virgo

Universitas Brawijaya resmi miliki RS tipe C

ANTARA Doeloe : Presiden Sukarno perintahkan Tri Komando Rakjat untuk bebaskan Irian Barat