in ,

Membuat Berita Sejarah ..Itu Gampang Layaknya Membuat Surat Cinta

BP/IST
Kemas Ari Panji yang merupakan Pembina Jurnalistik Pecinta Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang bersama peserta pelatihan jurnalistik. Pelatihan ini diikuti 14 mahasiswa yang berlangsung dilantai tiga Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Sabtu (11/11).

Palembang, BP

Seiring meningkatnya pengguna internet di Indonesia dan maraknya jurnalisme warga (citizen journalism), mahasiswa dari Komunitas pecinta sejarah, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang bertekad mengoptimalkan aktivitas menulis sejarah (history) untuk kegiatan jurnalistik.
Semangat ini direalisasikan melalui kegiatan pelatihan jurnalistik. Pelatihan ini diikuti 14 mahasiswa yang berlangsung dilantai tiga Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Sabtu (11/11).
Pelatihan ini untuk melatih, memperbaiki kesalahan dari penulisan, sehingga bisa menghasilkan sebuah karya jurnalistik sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tidak kurang pelatihan ini diikuti 14 orang dua diantaranya siswa MAN 3 Palembang.
Karena dinamika jurnalistik yang pesat, menuntut mahasiswa paham cara kerja jurnalistik, di samping menjadikan jurnalistik dan media sebagai proses, keterampilan, dan profesi di masa depan.
“Di tengah maraknya jurnalisme warga, mahasiswa harus mampu menjadikan jurnalistik sebagai media untuk berbagi peristiwa penting dan informasi yang layak diketahui publik termasuk sejarah masa lalu yang menarik untuk di buat berita.
“Karena sejarah masa lalu tidak melulu harus dibawa atau ditulis seperti layaknya skripsi namun bisa di tulis dengan gaya pop masa kini.
Kegiatan jurnalistik ini menjadi momentum mahasiswa untuk merealisasikan idealisme melalui tulisan atau berita sejarah” kata Kemas Ari Panji yang merupakan Pembina Jurnalistik Pecinta Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang.
Seperti diketahui, kata Ari Panji, hingga tahun 2016 tercatat ada sekitar 132,6 juta pengguna internet di Indonesia. Oleh karena itu, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memahami aktivitas jurnalistik tetapi harus diikuti degan latihan menulis yang mumpuni. Sehingga ke depan, jurnalistik pun dapat menjadi pilihan profesi dalam bekerja.
Karena itu, mahasiswa harus belajar dan mendekati dunia jurnalistik agar tahu teknik mengelola berita. Mulai dari meliput, menulis, hingga mempublikasikannya.
“Saat ini mahasiswa di manapun dituntut bisa menulis untuk jurnalistik. Ini era jurnalisme warga. Karena itu dibutuhkan sikap kritis, kemampuan reportase, wawancara hingga menulis berita terutama berita sejarah yang baik. Karena di era digital, jurnalistik bisa jadi pilihan karier dan impian masa depan bagi generasi muda,” kata Ari.
Nantinya, tulisan para peserta itu akan dikumpulkan satu group media sosial dimana karya jurnalistik mereka sebagai bentuk unjuk keterampilan dalam penulisan jurnalistik, baik berbentuk feature news atau investigative report.
Ditambahkan Ari Panji jurnalistik bukanlah aktivitas yang bersifat instan atau langsung jadi.
Tugas jurnalistik sangat berat dan menantang terutama dalam menggali pemberitaan berkaitan dengan sejarah terutama sejarah kota Palembang.
Agar terampil, dibutuhkan proses belajar dan latihan yang konsisten. Pengetahuan cukup, praktik mahir maka semakin mudah bergelut di bidang jurnalistik. Jurnalistik harus mampu mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat melalui informasi dan berita yang disajikan.
“Jurnalistik history tidak cukup hanya teori. Tapi butuh praktik dan terjun ke lapangan untuk menangkap peristiwa dan fenomena sejarah yang berkembang di masyarakat. Maka mahasiswa harus mulai menekuni jurnalistik dengan cara: menulis dan menulis” katanya.
Sedangkan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Dr Noer Huda yang membuka kegiatan tersebut menilai, untuk menuangkan tulisan itu sangat penting apalagi tulisan mengenai sejarah, karena sejarah itu perlu dicatat.
“Karena minimnya budaya menulis itulah sehingga diadakannya pelatihan ini agar bisa membangkitkan budaya menulis,”katanya.
Sedangkan Afif Amrullah Ketua Komunitas Pencinta Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang menjelaskan, pelatihan ini sangat penting diberikan kepada mahasiswa mengingat mahasiswa Fakultas Adab ada yang juga yang mengambil jurusan jurnalistik sehingga mereka bisa memahami cara menulis berita yang baik dan benar.

“Kalau tata cara atau kaidah penulisan kami masih kurang sempurna disini kami bisa mengetahui letak kesalahan nya dimana sehingga kedepannya ilmu yang didapat dalam pelatihan ini bisa kami praktekan dalam menulis berita maupun artikel yang akan kami buat,” kata Mahasiswa semester akhir ini.
Selain itu, dalam kegiatan tersebut tiga wartawan kota Palembang Karerek, Fauzi dan Dudy Oskandar ikut mengisi materi dalam kegiatan tersebut.
Menurut Dudy Oskandar yang merupakan wartawan Koran Harian Beritapagi menjelaskan, membuat berita sejarah sebenarnya pekerjaan gampang sama mudahnya membuat surat cinta untuk orang tua atau pacar.
Asalkan ada kecintaan dan kemauan untuk menulis berita sejarah tersebut.
Menurutnya, ketika mau menulis berita sejarah  perlu memerlukan tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara berurutan dan tak boleh ada satupun nan dilewati.
Tujuannya agar hasil penulisan berita sejarah itu dapat menjadi berita nan isinya bukan saja lengkap, namun juga sinkron dengan fakta yang terjadi sebenarnya. Ini sekaligus buat menghindari kesalahan sebab dapat bercampur dengan dugaan atau sekadar pendapat nan bersifat subyektif saja.
Dalam kesempatan tersebut peserta kegiatan juga ditunjukkan contoh berita sejarah yang muncul di Koran Harian Beritapagi baik edisi online dan cetak. #osk

What do you think?

Written by Julliana Elora

Presiden Jokowi angkat ekonomi digital di APEC

Hasil latihan bebas terakhir Grand Prix F1 Brazil