in

Mendobrak Budaya “Text Book” dan Menghafal

Sebanyak 12 siswa jenjang sekolah dasar (SD) Global Sevilla School Pulo Mas, Jakarta Timur, berhasil mengharumkan nama Indonesia setelah memborong 63 medali dan piala di ajang World Scholars Cup (WSC) Global Round, di Hanoi, Vietnam. Sebuah kompetisi bergengsi yang mempertandingkan kemampuan debat bahasa Inggris dengan tema-tema hangat dunia.

Global Sevilla School tak pernah absen mengirim siswa-siswanya ke WSC Global Round setiap tahunnya. Tahun ini merupakan kali kelima keikutsertaan GSC dalam WSC, sejak ajang debat internasional ini dimulai 10 tahun lalu. Kompetisi yang tahun ini diikuti oleh 3.600 peserta dari 40 negara ini memang cukup unik.

Tak seperti lomba-lomba yang biasa diikuti pelajar lainnya, di mana temanya sangat spesifik mempertandingkan penguasaan mata pelajaran tertentu. “Kita banyak mengenal lomba seperti Olimpiade Kimia, Matematika, Fisika, Biologi, dan sebagainya, tapi kami lebih tertarik mengirim siswa kami ke WSC,” ujar Direktur Global Sevilla School, Robertus Budi Setiono, belum lama ini.

Dalam WSC kali ini, setiap peserta ditantang untuk berdebat ilmiah dalam bahasa Inggris, baik dalam bentuk lisan, tulisan, maupun cerdas cermat. Setiap tahunnya, panitia penyelenggara memilih tema-tema unik untuk diperdebatkan peserta. “Tema-tema itu biasanya dipilih berdasarkan isu-isu kekinian yang tengah dihadapi dunia,” papar Budi.

Seperti tahun ini, panitia WSC memilih tema An Unlikely World atau kondisi di mana dunia berada dalam kondisi tidak wajar. Tema debat ini mampu menantang peserta untuk mengaplikasikan seluruh mata pelajaran selama di kelas, dan tidak kalah penting, menuntut peserta memiliki kemampuan riset. Peserta berdebat secara ilmiah, setiap argumen menuntut adanya alasan-alasan yang bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Berdebat secara sehat.

Peserta pun diberi keleluasaan untuk menggunakan akses internet untuk meriset bahan dalam menguatkan argumen yang dilemparkan. “Jadi, cara belajar yang kami siapkan untuk mengikuti lomba ini tidak hanya text book dan menghafal. Tapi, mereka harus mencari jawaban sendiri melalui riset bahan debat yang terkait isu di dunia,” jelas Budi.

Rafi, 11 tahun, salah satu siswa Global Sevilla yang berhasil memborong 8 medali dari Hanoi ini, mengaku cukup bekerja keras untuk mempersiapkan diri di GSC Global Round. “Saya membekali diri dengan banyak buku bacaan berbagai bidang untuk menambah wawasan, bukunya tebal-tebal,” ujar siswa berkacamata ini.

Meski banyak persiapan, namun tetap saja Rafi mengaku sempat takut saat memasuki auditorium di mana lomba digelar. Sebab melihat lawan-lawan yang akan dihadapinya berasal dari siswa-siswa pilihan di 40 negara dunia. “Paling susah menaklukkan ketakutan saya, tapi saya selalu bilang pada diri sendiri ‘Try your best and you will be succeed’,” serunya. Alhasil, Rafi bersama 11 teman lainnya berhasil menorehkan tinta emas prestasi tingkat internasional melalui kompetisi World Scholar’s Cup Global Round, di Hanoi, Vietnam, dengan meraih 63 medali. cit/E-3

What do you think?

Written by virgo

Lonceng Peringatan Karhutla

5 hal mengerikan yang akan terjadi jika di indonesia turun salju