in

Mengenang Pramoedya lewat pameran “Jejak Karya Pram”

Jakarta (ANTARA) – Untuk memperingati bulan Pramoedya Ananta Toer yang dirayakan menjelang peringatan hari Kemerdekaan RI ke-74 tahun, Falcon Picture menggelar pameran karya-karya milik Pramoedya bertajuk “Jejak Karya Pram” di RBOJ Café, lantai 5, Jakarta Selatan.

Anak Pramoedya Ananta Toer, Astuti Ananta Toer mengungkapkan tujuan diadakan pameran ini adalah untuk mengenang karya-karya ayahnya.

“Pramoedya adalah penulis yang paling produktif di Indonesia, karena sudah menghasilkan 52 buku yang sudah terbit, dan belum termasuk karya yang hilang dan belum terbit,” katanya saat menghadiri pembukaan pameran tersebut di Jakarta, Senin.

Baca juga: “Bumi Manusia” dan “Perburuan” diputar perdana di Surabaya

Sementara Produser Falcon Pictures, Frederica, mengungkapkan pameran “Jejak Karya Pram” diharapkan bisa membuat pengunjung merasakan karya-karya Pram.

“Falcon Pictures bersyukur, menjadi bagian dalam mengangkat karya-karya Pramoedya Ananta Toer. Kami berharap, dengan digelarnya pameran ini bisa memberikan sesuatu yang berarti untuk karya-karya pak Pram,” ujarnya.

Aktor Adipati Dolken juga turut mengapresiasi apa yang dilakukan Falcon Pictures dan keluarga Pramoedya Ananta Toer untuk menggelar pameran tersebut karena dengan adanya pameran itu karya-karya Pram bisa diapresiasi secara lebih luas

“Senang banget karya-karya bisa dipamerkan. Dengan adanya pameran ini, karya-karya Pak Pram bisa diapresiasi secara lebih luas lagi, oleh banyak lapisan masyarakat lainya,” kata Adipati.

Dalam pameran tersebut tidak saja menampilkan buku karya Pramoedya Ananta Toer, tapi juga menampilkan barang-barang seperti mesin ketik dan tayangan dokumenter kehidupan sang sastrawan yang pernah ditahan di pulau Buru tahun 1969.

Kasus Novel tidak mudah, Moeldoko minta masyarakat percaya Polri

Pewarta: Muhammad Adimaja
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2019


What do you think?

Written by Julliana Elora

Pantai Terindah di Buton Tengah Menyaingi Pantai Pandawa Bali dan Raja Ampat?

Anak Pramoedya menangis tersedu lihat proses editing “Bumi Manusia”