in

Mental Emas Olimpiade, Owi/Butet Juara Dunia

Pasangan ganda campuran Ahmad Tontowi/Liliyana Natsir terus mengukir prestasi di pentas internasional. Ya, pasangan yang akrab disapa Owi/Butet itu baru saja mengharumkan nama Indonesia dengan berhasil menyabet gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia. 

Setelah meraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil 2016, keduanya terus bersemangat berburu titel di level internasional. Hasilnya, sederet gelar bergengsi berhasil mereka genggam. Mulai dari China Open Super Series Premier 2016, Hong Kong Open Super Series 2016, serta memenangkan ketatnya persaingan di BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017 setelah tujuh kali gagal. “Kami bersyukur bisa juara dunia lagi, semua ini kami persembahkan untuk Indonesia,” ujar Owi sapaan akrab Tontowi setelah pertandingan. 

Dia menambahkan, motivasi terbesar dia untuk bisa meraih gelar juara tersebut, adalah anak dan keluarga. “Suatu hari nanti, saya ingin anak saya bangga kalau ayahnya pernah membela Indonesia dan jadi juara dunia,” timpalnya. Dalam laga final yang berlangsung di Emirates Arena, dini hari kemarin (28/8), pasangan ganda campuran terbaik Indonesia itu sempat kalah di set pertama dengan skor 15-21. Namun, besarnya ambisi untuk membawa pulang gelar ke tanah air membuat mereka bangkit dan sukses menumbangkan pasangan asal Tiongkok, Zheng Siwei/Chen Qingchen 21-16,21-15. 

Memang, saat memulai partai pamungkas tersebut, Owi/Butet terlihat terlambat panas di set pertama, sehingga memberikan kesempatan kepada lawan untuk mendikte permainan mereka. Kesalahan sendiri yang kerap dilakukan dengan gagal mengembalikan bola, membuat Owi/Butet harus kehilangan banyak poin. 

Nah, belajar dari kegagalan di awal pertandingan tersebut, mereka langsung bangkit di dua set berikutnya. Kematangan dan ketenangan sebagai pasangan peraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil 2016 lalu itu langsung mengambil alih pertandingan di set kedua dan ketiga. Bahkan, di set ketiga, Owi/Butet sempat unggul 11-1 di interval game. 

Dominasi Owi/Butet itu membuat Zheng/Chen semakin frustrasi dan berusaha keluar dari tekanan. Namun, usaha dari unggulan nomor 1 tersebut, sudah terlambat lantaran Owi/Butet pantang menurunkan tempo permainan. “Kami kewalahan membendung mereka di dua set terakhir. Pergerakan mereka sangat cepat,” ungkap Zheng Siwei setelah laga.

Prestasi tersebut adalah gelar juara dunia kedua bagi Tontowi, sebelumnya dia dan Liliyana juga menduduki tahta juara dunia di Guangzhou, Tiongkok, 2013 lalu. Sedangkan bagi Liliyana, gelar ini merupakan gelar keempat. Dua gelar sebelumnya diraih oleh Butet, spaan Liliyana pada tahun 2005 dan 2007 bersama Nova Widianto.

“Kami tidak mau memikirkan soal memenangkan gelar juara dunia lagi. Kami hanya bermain, mengikuti strategi dari pelatih, walaupun di awal permainan kami sempat goyang,” kata Liliyana beberapa saat setelah pengalungan medali. “Kami merasa bermain seperti biasa, karena kami punya rasa percaya diri lebih besar karena kami sudah memenangkan medali emas olimpiade,” timpal dia. 

Sekjen PB PBSI (Pengurus Besar Persatua Bulutangkis Indonesia), Achmad Budiharto yang ikut mendampingi tim di Glasgow mengatakan, prestasi yang diraih oleh Owi/Butet tersebut adalah modal berharga bagi Indonesia pada ASIAN Games 2018 mendatang. “Apalgi mereka sudah berkomitmen untuk berusaha berprestasi di iven internasional berikutnya,” kata Budiharto. 
 
Pria asal Surabaya itu menambahkan, setelah tiba di tanah air siang ini, Owi/Butet akan langsung menjalani persiapan ke Jepang Open 2017 yang akan berlangsung di Tokyo pada 19-24 September mendatang. “Kami ingin fokus di iven-iven terdekat. Kalau soal ASIAN Games, semua tetap dalam rencana dan akan kami bicarakan setelah tiba di tanah air,” kata dia. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Percepat Perbaikan Jalan Rusak Berat ke Solsel

Rapor Kepribadian