in

Orang Jadi Pemilih Karena Dulunya Pernah Salah Pilih

Kamu atau orang disekitarmu pasti pernah berada dalam keadaan dimana susah menerima kehadiran orang baru, susah percaya kepada orang baru, dan tentunya susah membuka hati untuk orang baru pula. Seringkali banyak pilihan pun tak membuat kita lantas dengan mudah menentukan pilihan. Banyak yang perlu dipertimbangan dari hal sepele sampai hal yang rumit, dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar pun tak luput dari pertimbangan.

 Hal yang tak kalah penting adalah presentase risiko yang akan timbul dari sebuah pilihan, risiko tersebut yang terkadang membebani pikiran. Mutlak memang bahwa setiap pilihan atau setiap keputusan yang kita ambil tentulah berisiko, baik risiko baik maupun risiko buruk, yang berbeda hanya pada takarannya, besar atau kecilnya risiko tersebut.

Bukan tanpa alasan, orang menjadi pemilih karena dulunya pernah salah pilih. Kamu tentu pernah berada dalam keadaan sedang sayang-sayangnya sama orang, menggantungkan banyak harapan, dan menaruh ekspektasi yang tinggi. Tentu saja, hal itu juga berisiko. 

Resiko baik jika dia melakukan hal yang sama terhadapmu dan memperjuangkan apa yang sudah menjadi keinginan kalian. Sebaliknya, risiko buruk jika ternyata dia tidak melakukan hal yang sama terhadapmu, kamu terlanjur kecewa meskipun bisa dibilang jika kecewamu adalah ulahmu sendiri. 

Mengapa? Kamu tentu tau berharap dan berekspektasi adalah sesuatu yang wajar, tapi membuat sedikit ruang untuk rasa kecewa kalau-kalau nanti ada tetaplah penting. Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di depan, tapi setidaknya kita bisa mengantisipasi dengan memosisikan diri dengan baik, berharaplah sewajarnya, berekspektasilah sebiasa saja.

 Jangan lupa siapkan satu ruang untuk rasa kecewa yang mungkin akan ada, tidak untuk berpikir negatif tapi bukti bahwa kamu sayang sama dirimu sendiri, setidaknya kamu tidak akan hancur sehancur-hancurnya.

Pahamilah, orang jadi pemilih bukan karena dia sombong atau angkuh, tapi karena dia pernah salah pilih. Dia hanya berhati-hati agar tidak mengulang kesalahan yang sama. 

Dikhianati saat kita sudah sangat percaya adalah hal yang menyakitkan, wajar jika seseorang menjadi sangat berhati-hati untuk mempercayai orang baru. 

Apapun yang berkaitan dengan hati memang perkara yang rumit. Tidak ada yang benar atau salah, semua yang berkaitan dengan hati memang tergantung pandai atau tidaknya si pemilik hati dalam memosisikan hatinya.

Setiap orang punya cara masing-masing dalam menentukan pilihan, selektif atau tidak ditentukan dari niat dan tingkat konsistensinya. Yang perlu kita pahami adalah bahwa sebenarnya tidak ada orang yang bisa dipercaya kalau bukan kita sendiri yang memberikan kepercayaan. 

Berpikir positif bahwa setiap orang adalah berbeda, tidak semua orang yang diberi kepercayaan akhirnya ingkar, akhirnya berkhianat. Dan jangan pula menjadikan pernah salah pilih sebagai ajang untuk menutup diri. 

What do you think?

Written by virgo

Pleno KIP, Adi Laweung Sebut Pilkada Cacat Hukum

Ketangkap Bongkar Rumah Warga Saat Hujan, Warga Kubang Ini Bonyok Dihajar Massa