in

“Percuma Kito “Mendep” Dirumah, Kalau Orang Dari Luar Masih Bebas Masuk Palembang”

Poto: Aripin Kalender

Palembang, BP

Ketua Masyarakat Miskin Kota (MMK) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Aripin Kalender mempertanyakan kebijakan pemerintah yang melakukan social distancing dimana warga banyak berada di rumah , sekolah di liburkan namun dipintu-pintu perbatasan Sumsel dan kota Palembang orang luar bebas masuk Sumsel dan Palembang.

“ Percuma bae anak-anak libur sekolah, kito mendep selama satu minggu lebih tapi di perbatasa –perbatasan kita, orang bebas lalu lalang , baik itu bandara, maupun jalur darat dan laut,” kata Aripin, Kamis (26/3).
Karena itu dia meminta Pemerintah daerah seluruh Sumsel dan Palembang harus tegas.

“ Bila perlu kalau tidak berani nyetop, ya minimal di awasilah , pintu-pintu masuk dan harus diperketat lagi,” katanya.

Apalagi dia melihat pasien dalam pengawasan (PDP) Corona atau Covid-19 seluruh Sumsel makin bertambah termasuk Orang Dalam Pemantauan (ODP).

“ Pemerintah nih seperti tidak serius nunggu korban lah banyak baru nanti, sebelum terlambat, tutup nian pintu-pintu masuk di Sumsel dan kota Palembang, segala penjuru kerahkan aparat bagaimana caranya,” katanya.

Sedangkan Gubernur Sumsel H. Herman Deru terus memastikan kesiapan posko gugus tugas pencegahan dan penanganan Covid-19 di halaman Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (26/3).

Hal itu terlihat saat HD meninjau kembali posko yang didirikan pada pada 25 Maret 2020 tersebut.

HD mengatakan, didirikannya posko tersebut guna mempermudah tim gugus dalam memonitor perkembangan Covid-19 di Sumsel.

“Dibuatnya posko ini agar kontrol terhadap perkembangan wabah Covid-19 di Sumsel ini lebih mudah,” kata HD disela tinjauannya.

Dimana, lanjutnya, di posko tersebut semua tim satgas dari berbagai unsur terkoneksi.

“Disini semua peralatan komunikasi dilengkapi. Termasuk juga aplikasi internet yang mendukung dalam penanganan Covid-19 tersedia. Jadi petugas harus aktif lihat perkembangan,” katanya.

Bahkan, dia juga menekankan komunikasi juga harus terhubung dengan tenaga kesehatan 119.

“Harus terhubung (119) agar upaya melayani masyarakat dapat dengan cepat dilakukan. Kondisi Sumsel saat ini harus dengan cepat diketahui sehingga mudah dalam penanganan Covid-19,” tegasnya.

Dia juga menegaskan agar setiap kabupaten/kota di Sumsel harus membuat hal serupa sehingga masyarakat merasa terlayani.

“Simbol-simbol gugus tugas ini harus ada di setiap kabupaten/kota agar masyarakat tahu jika gugus tugas ini dibentuk bukan sebatas di atas kertas, tapi memang betul-betul kerja dalam penanganan Covid-19 ini,” katanya.

Dia berharap, semua elemen dapat turun langsung bersama-sama dalam penanganan Covid-19 tersebut.

“Pencegahan Covid-19 ini harus dilakukan bersama untuk keselamatan bersama,” pungkasnya.#osk

What do you think?

Written by Julliana Elora

Polda Sumsel Semprot Rumah Korban Terinfeksi Virus Corona Covid-19

Pemerintah Gelontorkan BLT untuk 29,3 Juta Penerima