in

Pertarungan Hidup Mati Garuda

Bung Chris

Kekalahan 2-4 atas juara bertahan, Thailand dinilai wajar mengingat perjuangan Boaz dan kawan-kawan dalam pertandingan tersebut cukup menggembirakan saat mampu menyamakan kedudukan imbang 2-2. Namun sayang, asyik menyerang justru mampu dimanfaatkan oleh Terasil Dangda yang mampu mencetak hattrick pada laga tersebut.

Penampilan timnas cukup baik, serangan balik dengan memanfaatkan kecepatan Andiek Vermansyah dari sayap kanan serta Rizki Pora berkali-kali mampu membongkar lini pertahanan Thailand. Peran Stefano sebagai gelandang mampu menjaga jarak saat bertahan maupun naik membantu serangan.

Menghadapi tuan rumah, Filipina pada Selasa (22/11) nanti malam, kemenangan bagi Boaz dan kawan-kawan menjadi sebuah keharusan jika tidak ingin pulang lebih awal.
Hasil imbang 0-0 antara The Azkals julukan Timnas Filipina melawan Timnas Singapura menjadikan persaingan diantara tiga tim menjadi berimbang.

Pola permainan timnas Filipina asuhan pelatih Thomas Dooley lebih banyak mengandalkan umpan panjang dan bola atas dalam memanfaatkan postur tubuh yang rata-rata jangkung. Dua bersaudara Younghusband menjadi tulang punggung Timnas Filipina. Perang Young lebih banyak dalam mengatur ritme permainan, sementara sang adik Phil bertugas sebagai penggedor lini pertahanan lawan.

Peran Yanto Basna sebagai palang pintu terakhir diharapkan tidak ceroboh seperti saat blunder melawan Thailand yang menjadikan terjadinya dua gol ke gawang Kurnia Mega. Memang kondisi lapangan licin akibat hujan menjadi alasan saat Yanto gagal menghalau bola dan terhenti persis di mulut gawang.

Evan Dhimas kemungkinan akan menjadi starter, jika hal ini terjadi maka pola 4-3-3 menjadi pilihan bagi pelatih Alfred Riedl. Tiga penyerang sekaligus akan diturunkan dengan mengistirahatkan Lerby dengan mendorong Zulham mendampingi Boaz dan Andiek.

Trio lini tengah akan diisi oleh Stefano-Evan-Rizki Pora. Dengan kemampuan menjaga keseimbangan tim, peran Stefano diharapkan menjadi tembok saat mendapat tekanan lawan serta menjadi jembatan untuk menghubungkan antara lini pertahanan dan menyerang.

Pola 4-3-3 memang lebih terbuka jika dibanding 4-4-2 seperti dilakukan oleh pelatih Riedl saat menghadapi Thailand. Pertimbangannya, Filipina tidak memainkan permainan umpan bola pendek, maka diturunkan pemain yang punya kecepatan dan peran Evan dituntut untuk lebih bisa mengatur permainan dengan umpan panjang dan disertai kerja sama one-two touch untuk melewati lini pertahanan lawan.

Lini pertahanan tetap harus disiplin menjaga areal kotak penalti, Phil kadang lebih banyak berfungsi sebagai wall pas untuk nantinya dieksekusi para lini tengah Timnas Filipina yang memanfaatkan bola pantul. Jika mampu menjaga ritme permainan, pertahanan ke-tat dan tidak tergesa-gesa membuang bola, lebih berani dalam menguasai bola dan diberikan kepada rekan terdekat untuk menjamin umpan yang pasti.

Kepercayaan diri yang kuat, menjadi kunci bagi Boaz dkk untuk bisa mengatasi tim tuan rumah pada partai hidup – mati kali ini. Kekalahan akan menutup langkah Timnas Indonesia untuk lolos dari babak grup, sebaliknya kemenangan menjadi harapan untuk bisa melangkah maju babak berikutnya.

Peluang untuk memenangi pertandingan melawan Filipina cukup besar jika pertimbangan permainan Boaz dan kawan-kawan paling tidak sama seperti saat kalah menghadapi Thailand. Kecepatan dan permainan ngotot menjadi kunci lolos tidaknya Timnas, menarik kita tunggu. ***

What do you think?

Written by virgo

KPK: Penangkapan Pegawai Ditjen Pajak Terkait Kasus Baru

Kenakan Ulos, Presiden Jokowi Tampil di Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba