in

Peserta Diklat Penjenjangan Penerjemah Setkab Kunjungi Antara dan UN Information Center

Oleh: Humas ; Diposkan pada: 9 Apr 2019 ; 3160 Views Kategori: Berita


Peserta diklat saat berkunjung ke LKBN Antara, Selasa (9/4). (Foto: Humas/Jay).

Peserta diklat saat berkunjung ke LKBN Antara, Selasa (9/4). (Foto: Humas/Jay).

Peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Fungsional Penjenjangan Penerjemah Tingkat Pertama Angkatan VIII Tahun 2019, Sekretariat Kabinet (Setkab), melakukan kunjungan ke dua tempat di Jakarta, Selasa (9/4).

Para peserta yang berjumlah 22 orang itu mengunjungi Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara dan United Nations Information Center (UNIC).

Kepala Bidang Penerjemahan, Asisten Deputi Naskah dan Terjemahan, Yuyu Mulyati yang membuka rangkaian acara kunjungan menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai salah satu acara yang tidak terpisahkan dalam diklat.

“Setkab sekarang ini menjadi Pembina Pejabat Fungsional Penerjemah sehingga diklat ini bertujuan meningkatkan kemampuan peserta,” ujarnya.

Setelah itu, Akhmad Munir, Direktur Pemberitaan, dan Gusti Nur Cahya Aryani Wirdjodijojo, Kepala Redaksi Internasional,  yang bertugas menerima para peserta diklat, sekaligus memberikan pemaparan mengenai Perum LKBN Antara.

Munir menjelaskan tentang sejarah Antara yang dahulu didirikan oleh mantan menteri luar negeri Indonesia, Adam Malik. “Antara berdiri pada 13 Desember 1937, oleh Adam Malik, Soamanang, A. M. Sipahoetar, dan Pandoe Kartawigoena, yang didirikan dengan nilai-nilai jurnalisme kebangsaan atau perjuangan,” serunya.

Sebagai kantor berita milik negara, Antara bergabung dengan asosiasi kantor berita asing yaitu Organization of Asia-Pacific News Agencies (OANA). Pada 2010-2013, Indonesia pun terpilih menjadi Presiden OANA. Kini, Antara memiliki sekitar 250 jurnalis yang tersebar di tiap Kabupaten/Kota di Indonesia.

Selanjutnya, giliran Gusti yang berbagi pengalaman menjadi jurnalis di Desk Internasional yang membuat berita dalam bahasa Inggris. “Antara tidak memiliki penerjemah dan tidak melakukan penerjemahan, karena Antara menceritakan kembali tulisan-tulisan yang sudah ada untuk menyampaikan pesan ke pembaca Antara,” ungkapnya.

Gusti menambahkan, penerjemah sebaiknya juga memiliki kemampuan menulis, sehingga ketika menerjemahkan, tidak hanya translate tapi juga memberi warna baru pada tulisan.

Kunjungan ke Antara ditutup dengan melihat-lihat news room untuk televisi dan news room untuk berita.

Kunjungi UN Information Center

Peserta diklat saat mengunjungi Kantor UN Information Center di Lantai 7, Menara Thamrin, Jakarta, Selasa (9/4). (Foto: Humas/Jay).

Peserta diklat saat mengunjungi Kantor UN Information Center di Lantai 7, Menara Thamrin, Jakarta, Selasa (9/4). (Foto: Humas/Jay).

Sementara itu, usai istirahat siang, peserta diklat mendatangi United Nations Information Center (UNIC) di Lantai 7, Menara Thamrin, Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, para peserta disambut oleh Francyne Harrigan, Director of UNIC Jakarta dan Iravaty S. Argarini, Food and Agricultural Organization (FAO) Interpreter.

Awali sambutan, Francyne bercerita tentang UN yang hingga kini sudah memiliki 193 negara anggota, termasuk Indonesia.

UNIC Jakarta sendiri, menurut Francyne, adalah perwakilan dari Departement of Global Communication, yang didirikan sebagai jembatan antara UN secara global dengan Indonesia.

Learning a language, it’s also learning about a culture,” tuturnya. Ia senang bekerja sebagai interpreter membuatnya mengerti berbagai kebudayaan.

Iravaty menambahkan, wajar jika dalam melakukan pekerjaan mengalami translation blocked. Jika hal itu terjadi, menurut Iravaty, lakukan jeda 10-20 menit, kemudian lanjutkan pekerjaan lagi.

Di akhir acara, Iravaty menutup kunjungan dengan menyemangati kedua puluh dua peserta, “If you face difficulties, don’t be ashamed to ask.” (AIS/EN)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kepala UPTD Bina Marga Meulaboh Meninggal Tergantung

China tertarik danai program peremajaan sawit di Indonesia