in

Pesona Ie Pucok Krueng Pante Peusangan

Jpeg

Oleh Salman*)

Pagi yang cerah untuk memulai hari indah penuh warna, hari itu adalah hari yang tak mungkin terlupakan. Hari sabtu tanggal 26 Agustus 2017 Jam 10.00 WIB, tepat setelah sarapan bulukat boh drien plus bulukat tumpo dan kopi espresso panas pertanda diresmikannya JRT (Juang Re-born Trail) Community yang diselenggarakan di halaman tengah conferensi pers Polres Bireuen. Dan setelah acara prosesi peusijuk (menepung tawari) selesai, agenda selanjutnya adalah adventure bersama menjelajahi alam sekitar kabupaten Bireuen. Kami dan beberapa rekan dari xtrim Indonesia Bireuen memenuhi undangan tersebut dengan sumringah dan penuh suka cita.

Napak tilas kami menelusuri indahnya alam kabupaten Bireuen dimulai dengan melakukan doa bersama sebelum berangkat, dan salam kekompakan yang dipimpin langsung oleh Bapak Kapolres Riza Yulianto. Tidak butuh waktu lama setelah salam tos berlangsung setiap rider telah siap gass pool dengan unit trailnya masing-masing. Sebelum start dilakukan bisingnya kendaraan trail seakan membuat adrenalin meningkat tajam hanya dalam hitungan detik.

Start dimulai dengan rute awal dari jalan samping Polres Bireuen menuju simpang empat irigasi Juli dengan track yang masih kategori jalan sekitar perkampungan. Kemudian perlahan-lahan medan yang kami lalui semakin sulit dengan posisi track yang menanjak serta ditemani oleh bebatuan cadas yang siap menggilas kapan saja. Di tengah perjalanan saya mengalami sedikit kecelakaan yaitu motor trail saya terjatuh dikarenakan tergelincir akibat ban depan terlalu keras kalau bahasa Aceh, kreuh bhan keu ngen bhan likot, jadi sulit dikendalikan. Kaki saya terjepit masuk ke dalam ban belakang motor trail saya sendiri. Alhamdulillah dengan peralatan yang safety tidak ada cedera yang terlalu serius karena Allah maha menyelamatkan hamba-Nya.

Dibantu oleh syedara lon rekan-rekan satu jalur, saya kembali dapat berdiri normal dan siap untuk gass pool kembali. Di paruh pertama track keringat sudah mulai mengalir deras tanda darah sudah mulai menunjukkan deras alirannya. Sampailah kami pada tanjakan pertama yang tidak terlalu tinggi masih suasana di sekitar perkebunan warga. Pada tantangan kali ini yang sulit adalah bukan tinggi tanjakannya, akan tetapi medan yang berpasir yang membuat motor dapat terbenam apabila sebentar saja terhenti.

Dari medan ini kami sebagai saudara satu jalur sudah menampakkan kekompakannya. Ada rekan yang lewat dengan mudah dan ada juga yang merasa terengah-rengah tanda nafas yang sudah mulai pendek. Tapi bukan suatu hal yang ditakutkan bagi yang tidak bisa mencapai puncak karena ada rekan yang sudah siap membantu satu sama lain termasuk Bapak kapolres sendiri turun tangan membantu agar semua peserta full team sampai kepuncak yang pertama ini. Inilah salah satu alasan saya suka ngetrail selain Hobby juga persaudaraan kami di jalur sangat kuat. Karena motto kami adalah “Salam Lumpur, Satu Jalur Kita Bersaudara”

Matahari sudah berada tepat di atas kepala, kami siap start kembali dan kali ini mulai memasuki pintu rimba hutan raya. Dengan medan yang sudah mulai sulit dengan jalanan yang licin, ruang gerak yang sempit, pohon-pohon berlumut yang bertumbangan di tengah jalan, ditemani bebatuan cadas yang semakin beringas. Kami terjebak dalam jalur yang bisa dikatakan sangat sulit untuk ditaklukkan. Banyak single track dan harus mengantri satu persatu apabila ada rintangan di depan yang terkadang tidak bisa kita atasi sendiri dan harus dibantu teman-teman seperjuangan.

Dalam penggalan track level II ini sudah mulai banyak peserta yang mulai tergelincir karena sulitnya medan yang dihadapi, kekurangan tenaga karena sudah sampai jam makan siang tapi belum juga sampai di lokasi target, membuat kami perlahan semakin terlihat melempem.

Tingginya tanjakan dengan bebatuan licin dan akar pohon berlumut menandakan kami telah berada di daerah rimba hutan hujan tropis. Kali ini adrenalin terpacu kembali ketika turunan ala pelosotan waterboom siap mengelinding dan tergelincir bersama-sama motor trail jatuh ke bawah yang membuat seakan-akan pijakan pedal rem tidak berfungsi. Sungguh sulit medan yang kami lalui kali ini. Waktu terasa berjalan begitu lama perutpun semakin keroncongan tetapi motor trail tetap harus melaju tanpa henti bersama jokinya dikarenakan tidak ada pilihan untuk kembali.

Dan Alhamdulillah puji syukur atas rahmat Allah swt. Dengan perjuangan susah payah dan jatuh bangun sampailah kami dipinggiran sungai alam rimba yang tak terjamah manusia, air yang mengalir deras bak sungai alas dipegunungan leuser. Pohon-pohon rindang disekelilingnya tersenyum bersama percikan air yang mengalir di bebatuan seakan riangnya menari-nari. Semilir angin meniup sepoi-sepoi semakin menentramkan suasana jiwa yang lelah berkendara.

Lelah yang terbayarkan itulah kata-kata yang layak untuk diungkapakan saat itu, tanpa menunggu intruksi kami pun langsung menceburkan diri ke dalam sungai alam rimba yang airnya begitu jernih, sejuk serta menyegarkan. Subhanallah “Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan” (QS. Ar-rahman – 13 ). Pemandangan yang super indah memanjakan mata, menentramkan jiwa dan meninggalkan asa. Terasa begitu sempurna, di mana air sungai yang dingin dan sejuk itu tidak sedikitpun bercampur dengan limbah manusia, karena letaknya yang berada jauh di tengah hutan raya.

Hampir semua peserta ikut mandi kegirangan, yang tidak ingin ketinggalan merasakan indahnya pesona sungai tersebut. Di sekitar sungai tersebut masih ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan semak belukar serta batuan-batuan besar berbentuk tebing. Sungguh indah ciptaan Allah apabila kita menikmati dan mensyukurinya. Menurut posisi Sungai itu terletak disekitar kawasan ekosistem krueng peusangan yang bisa juga disebut hulu atau pucok Krueng Peusangan dikarenakan posisinya yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bener Meriah. Yang biasa disebut oleh warga perbatasan dengan kawasan Krueng Pante Peusangan.

Kawasan tersebut masih berada dalam wilayah Kabupaten Bireuen. Semoga alam yang indah itu tetap terjaga dan dijauhi dari tangan-tangan jahil manusia yang menebang pohon dan menggeruk ekosistem sungai dengan tujuan hanya untuk mendapatkan rupiah semata. Itulah sepenggal kisah cerita seru adventure kami tanggal 26-08-2017 bersama JRT (Juang Reborn Trail) Community dalam menikmati pesona ie pucok Krueng Pante Peusangan.

*) Penulis anggota #xtrimindonesiabireuen #persaudaraankebersamaandankerjasama) ([email protected])

Komentar

What do you think?

Written by virgo

Kuau Raja, Maskot Hari Pers Nasional 2018

Gubernur Canangkan Gerakan Membangun Pendidikan Berkarakter Islami