in

PM Italia Resmi Mengundurkan Diri

Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, resmi mengundurkan diri setelah kalah telak dalam referendum reformasi konstitusi yang ia gagas pada Minggu (4/12) lalu. Renzi dilaporkan memberikan surat pengunduran diri kepada Presiden Italia, Sergio Mattarella, pada Rabu (7/12) petang. Mattarella pun langsung mengumumkan bahwa ia akan berkonsultasi dengan partai-partai politik untuk menentukan langkah selanjutnya. Ia akan mengadakan pertemuan konsultasi pada Kamis (8/12).

Setelah konsultasi, Mattarella diperkirakan akan meminta anggota kabinet Renzi atau seorang politisi dari Partai Demokrat (PD) untuk membentuk pemerintahan baru. Mattarella meminta Renzi untuk masih terus memegang perannya sebagai pengawas selama solusi belum ditemukan. Sebelum menyampaikan surat pengunduran dirinya kepada Mattarella, Renzi pun sudah bertemu dengan PD. 

Di hadapan partainya, ia mengatakan bahwa pemerintahan mereka hanya dapat bertahan hingga 2018 jika didukung oleh semua pihak di parlemen. Jika tak mendapat dukungan besar, kabinet harus segera mengubah hukum pemilu agar pemungutan suara dapat diselenggarakan secepatnya. Pemilu dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Mahkamah Konstitusi.

Sejumlah partai oposisi lantas langsung mendesak agar pemilu dapat segera dilaksanakan, termasuk partai anti-kemapanan, Gerakan Bintang Lima, dan partai sayap kanan, Liga Utara. Pemimpin Liga Utara, Matteo Salvini, mengatakan bahwa partainya akan turun ke jalan jika indikasi mengenai perubahan waktu pemilu tak juga terlihat hingga pekan depan.

Namun, minoritas sayap kanan di dalam PD ingin pemerintahan baru didukung oleh parlemen sehingga dapat memberikan sedikit keleluasaan bagi mereka untuk menyelesaikan konflik internal. Renzi meminta partainya untuk tetap solid. Ia yakin, PD akan siap jika memang pemilu akan diadakan lebih cepat dari yang dijadwalkan. “PD tidak takut mengikuti pemilu lebih cepat,” katanya.

Keputusan untuk mundur ini diambil Renzi untuk menepati janjinya. Sebelum referendum diselenggarakan, Renzi berjanji akan mundur jika gagasannya tak diterima oleh sebagian besar rakyat. Gagasan referendum ini diajukan oleh Renzi untuk mengubah konstitusi dengan harapan dapat menggenjot kembali perekonomian Italia yang mengalami perlambatan.

Para pendukung referendum ini mengatakan, tujuan dari gagasan ini adalah untuk menyederhanakan sistem dalam pemerintahan Italia dengan memangkas jumlah anggota Majelis Tinggi Parlemen dari 315 menjadi 100. Namun, para pengkritik referendum ini beranggapan bahwa pemangkasan tersebut dapat meniadakan pemeriksaan penting yang seharusnya dilakukan oleh majelis rendah.

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Majalah TIME Nobatkan Donald Trump sebagai Person of The Year

Spurs Amankan Tiket ke Liga Europa