in

Relokasi 250 KK Korban Galodo Solsel

Pemkab Telusuri Dugaan Illegal Logging di Hulu

Sekitar 250 kepala keluarga warga yang tinggal di sekitar bantaran Batang Lolo bakal direlokasi Pemerintah Kabupaten Solok Selatan (Solsel). Mereka akan dipindahkan secara bertahap ke tempat yang dinilai lebih aman dari bencana banjir bandang (galodo) yang bisa saja kembali terjadi di masa datang. 

“Kita akan menyikapi persoalan ini secara bertahap. Sekarang yang terpenting kita menyelesaikan pekerjaan normalisasi sungai dan membantu masyarakat membersihkan rumah-rumah mereka yang terdampak terlebih dahulu. Untuk jangka panjang kita nanti akan coba mencarikan tempat yang tidak di pinggiran sungai, kalau masyarakat mau,” kata Bupati Solsel Muzni Zakaria saat meninjau ke lokasi bencana di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), kemarin (18/9).

Di samping telah melakukan upaya normalisasi, pihaknya juga akan mendata kekurangan yang dialami masyarakat pascabencana. 
Supaya bantuan yang akan disiapkan sesuai kebutuhan. 

Dalam kunjungan bersama Kapolres Solsel AKBP Mochamad Nurdin itu, Muzni menilai, bencana banjir bandang yang menimpa empat jorong di Nagari Pakan Rabaa Tengah Kecamatan KPGD itu merupakan akibat dari aktivitas Illegal logging pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Penilaian tersebut didasarkan pada penampakan kayu-kayu besar, bahkan kayu bekas dipotong yang bertebaran di sepanjang lokasi banjir yang terbawa arus. “Ke depan, Pemkab Solsel akan menganggarkan dana kunjungan ke hulu sungai untuk meninjau situasi kerawanan agar dapat dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin. Hal itu sekaligus bertujuan mengecek apakah pascabencana ini, masih ada aktivitas pembalakan hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.

Melihat kondisi Batang Lolo yang tidak begitu besar, kata Muzni, maka akan sulit dipercaya luapannya bisa menghanyutkan kayu-kayu yang berskala besar hingga menghantam perkampungan warga. “Kita tidak menyangka Batang Lolo yang tidak begitu besar ini dapat menghanyutkan kayu-kayu besar seperti yang kita lihat hari ini. Kalau tidak ada aktivitas penebangan hutan di bagian hulu sungai, tentu hasilnya tidak sedahsyat ini,” imbuhnya.

Informasi yang dihimpun Padang Ekspres dari Pemkab Solsel, warga yang tinggal di pinggiran Batang Lolo sekitar 250 KK. Wali Nagari Pakan Rabaa Tengah Zulfikar Erawandi menyebutkan, ketika terjadi banjir bandang Kamis pekan lalu, semua warga tersebut terdampak. “Dampak lainnya, sekarang adalah 25 hektare sawah warga yang tersisa dan terancam kekeringan. 

Sedangkan 50 hektare lainnya sudah rusak akibat banjir. Irigasi yang mengairi sawah warga mengalami kerusakan. Lalu sekarang sungai tidak bisa lagi dimanfaatkan karena sudah mengalami pendangkalan bahkan beralih dari jalur aliran sebelumnya,” bebernya.
Pihaknya berharap Pemkab Solsel secepatnya bisa membangun saluran irigasi atau mencarikan solusi lain, sehingga sawah yang masih tersisa itu bisa dialiri dan dipanen masyarakat.

Sementara itu, upaya penelusuran hulu sungai juga dilakukan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Wilayah IV Solsel untuk mencari tahu pemicu bencana galodo. Tim TNKS terdiri dari delapan orang itu akan menelusuri Batang Lolo hingga ke titik hulu aliran banjir bandang.

Kepala Seksi TNKS wilayah IV, David mengaku, pihaknya belum dapat memastikan penyebab banjir bandang. Penulusuran yang dilakukan belum sampai ke sumber banjir. 

“Bagian hulu Batang Lolo terdiri dari dua sungai yang cukup besar bertemu dan menjadi aliran sungai yang disebut Batang Lolo. Saat ini, kami menduga salah satu sungai tersebut tersumbat longsoran. Kondisi tersebut menyebabkan terbentuknya bendungan alami, dan ketika curah hujan tinggi bendungan tersebut tidak mampu menahan air lalu terjadilah banjir bandang. Namun, ini baru berupa dugaan,” jelasnya.

Pantauan kondisi di lapangan hingga saat ini, Tim Tanggap Darurat Bencana Bencana Banjir Bandang KPGD masih melanjutkan upaya pembersihan rumah warga, distribusi bantuan air bersih dan sembako kepada warga yang menjadi korban. 

Sekretaris Kabupaten Solsel sekaligus Komandan Tanggap Darurat Bencana Bencana Banjir Bandang KPGD, Yulian Efi menyebutkan, sebanyak 1,2 ton beras dari bantuan Dinas Sosial Provinsi Sumbar akan disalurkan ke 162 KK di 4 jorong yang terkena banjir, kemarin. “Hari ini juga telah tiba bantuan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari Bulog Solok sesuai permintaan pak Bupati sebanyak 1,6 ton,” katanya.

Di sisi lain, posko bantuan dan dapur umum yang sejatinya direncanakan ditutup hingga Minggu (17/9), tetap dibuka kemarin. Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa/Nagari Solsel, Hapison yang memegang kendali terkait bantuan logistik menegaskan bahwa pihaknya masih membuka posko bantuan dan siap menyalurkan ke masyarakat dengan dukungan Pendamping Sosial Masyarakat (PSM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Tagana dan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). 

“Untuk dapur umum, kami persiapkan 300 nasi bungkus untuk siang dan 300 untuk malam. Sementara, Kamis nanti direncanakan datang bantuan buffer stock, seperti pakaian, daster, sepatu, dan lainnya dari Kementerian Sosial. Insya Allah truk bantuan buffer stock sedang dalam perjalanan dari Jakarta,” tukas Hapison didampingi Kabid Sosial, Dicky. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Perusahaan LED Siap Bikin Sawahlunto Terang

Putus Mata Rantai Investasi Bodong