in

Teruskan Internalisasi Pancasila

Perlu digelar malam perdamaian dengan melibatkan para tokoh yang bisa menjadi panutan serta memberikan kedamaian.

YOGYAKARTA – Internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu terus ditingkatkan secara terstruktur, masif, dan sistematis. Hal ini penting karena saat ini masih banyak elemen masyarakat yang masih perlu ditingkatkan pemahaman mereka akan nilai-nilai Pancasila agar mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Bagaimana internalisasi Pancasila kepada masyarakat bisa terlaksana dengan baik, membumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat,” kata Sekretaris Jenderal MPR, Ma’ruf Cahyono, pada acara Media Expert Meeting dengan tema Peran Media dalam Mendukung Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Yogyakarta, Senin (15/5).

Untuk bisa membumikan nilai-nilai Pancasila tersebut dengan efektif, tambah Ma’ruf, jajaran MPR menggali informasi dan masukan dari segenap jajaran media. Usulan dan masukan pun cukup banyak. Usulan tersebut, antara lain perlunya digelar acara kemah kebinekaan untuk para siswa atau mahasiswa, lomba penulisan penyebaran sejumlah ketetapan MPR yang saat ini kurang dipahami masyarakat.

Usulan yang cukup urgen dan perlu segera dilaksanakan dalam kondisi bangsa Indonesia sekarang terancam terkoyak adalah perlunya digelar malam perdamaian dengan melibatkan para tokoh yang bisa menjadi panutan serta memberikan kedamaian di tengah masyarakat. Diharapkan para tokoh masyarakat lintas agama dan suku ini bisa memberikan seruan yang menyejukkan masyarakat.

Terkait kondisi masyarakat yang sekarang “panas”, Ma,ruf mengatakan sebetulnya sudah ada ketetapan MPR yang bisa menjadi pegangan dan sarana memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dia pun menyebut TATAP 5 Tahun 2000 soal pemantapan persatuan dan kesatuan Indonesia. Ini sudah ada sejak tahun 2000 dan jika dibaca dengan baik, bisa menjadi solusi dan pegangan.

“Ini bisa diolah dengan baik agar dipahami masyarakat TATAP MPR Nomer 5 Tahun 2000 tentang pemantapan persatuan dan kesatuan Indonesia. Bagaimana ketetapan ini bisa diinternalisasikan kepada segenap masyarakat agar mereka sungguh paham dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang banyak beredar di media sosial,” tandas Ma’ruf.

Selain itu, sudah ada juga ketetapan MPR yang mengatur etika dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Ada etika politik, etika penegakan hukum, etika ekonomi dan bisnis, etika sosial dan budaya, etika keilmuan, serta etika lingkungan. Semua itu perlu diinternalisasikan kepada masyarakat sesuai dengan bidang-bidang kerja masing-masing. “Bagaimana TATAP MPR soal etika politik bisa tersosialisasikan,” tandasnya.

Masih terkait dengan sosialisasi nilai-nilai Pancasila pada hari-hari mendatang, MPR bekerja sama dengan stakeholder terkait akan menggelar sejumlah kegiatan. A Agenda paling dekat, akan digelar konferensi etika pada 31 Mei 2017. “Kami ingin nilai-nilai etika Pancasila bisa sampai ke masyarakat dan bisa dipahami masyarakat. Dari konferensi etika ini akan dilahirkan sejumlah rekomendasi,” kata Ma’ruf.

“Cyber Army”

Selain itu, peserta mengusulkan agar MPR memaksimalkan media sosial untuk menyosialisasikan Empat Pilar MPR. Salah satunya dengan membentuk cyber army sebagai buzzer di media sosial yang menyuarakan pesan kebangsaan.

Dalam diskusi berkembang usulan agar MPR memperkuat sosialisasi Empat Pilar di dunia maya dengan memanfaatkan media sosial, seperti Facebook, Twitter. Sebab, Indonesia berada pada urutan kelima di dunia sebagai pengguna aktif media sosial.

“Media sosial sangat berperan bahkan mengambil alih peran politisi yang tidak dipercaya masyarakat. MPR perlu mengaktifkan media sosial seperti Facebook. Humas MPR harus membentuk pola kerja yang modern, misalnya dengan pembentukan cyber army sebagai buzzer-buzzer,” kata seorang peserta. YK/mar/E-3

What do you think?

Written by virgo

“Koridor 13 untuk Kurangi Kemacetan di Jakarta dan Tangerang”

HARUSKAH KAMU BERPURA-PURA DALAM MENDAPATKAN KEBAHAGIAN ???