in

Tiga Kantong Potongan Jenazah Dievakuasi

EVAKUASI: Kantong jenazah dievakuasi tim gabungan, Minggu (4/12). F-RPG

Wilayah Pencarian Dibagi Menjadi 4 Bagian

Pencarian korban pesawat yang meledak di perairan Senayang, Kabupaten Lingga, terus dilakukan, Minggu (4/12). Sabtu (3/12) sore, tim gabungan telah berhasil menemukan jenazah pesawat yang sudah tidak utuh dan dibungkus dalam tiga kantong jenazah.
Tiga kantong mayat, itu telah diserahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara, Batam, Minggu (4/12) sekitar pukul 03.00 dini hari. Saat ini, jenazah korban pesawat milik Polri itu masih diidentifikasi.

Ini dibenarkan Kabid Humas Polda Kepri AKBP Erlangga. Ia mengatakan, ketiga kantong jenazah dianter ke rumah sakit, pagi dini hari. Dan, saat ini masih diidentifikasi.
Erlangga juga mengatakan, saat ini, tim gabungan sekitar 151 personel telah diterjunkan untuk membantu melakukan pencarian. Selain anggota, tim juga mengerahkan 2 helikopter, 16 kapal dan 1 pesawat udara.

”Kami lagi fokus pencarian dan evakuasi korban,” tuturnya.

Sementara itu, Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian terbang ke Pulau Senayang, Kabupaten Lingga untuk memantau secara langsung pencarian korban pesawat.
Minggu (4/12) kemarin, Kapolda menaiki kapal Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Kepri ikut memegang kendali pencarian korban pesawat milik kepolisian itu.

”Tadi pagi (kemarin, red) enam kapal kita kerahkan untuk pencarian di wilayah sektor I dan II. Sementara dua kapal bersifat mobile dikendalikan Ditpolair Polda Kepri termasuk yang saya gunakan,” kata Kapolda.

Kapolda juga mengatakan, serpihan pesawat yang sebelumnya muncul di permukaan laut. Namun, pada Minggu (4/12) kemarin, serpihan pesawat seperti kursi dan tas termasuk serpihan potongan bagian tubuh manusia sudah tidak ditemukan kembali.

”Karena yang ditemukan bukan jasad lagi, tapi sudah body (potongan manusia, red). Jadi sedikit kesulitan,” katanya.

Hingga berita ditulis, Kapolda belum dapat memastikan jumlah korban yang berhasil dievakuasi. Juga pihaknya belum dapat memastikan keberadaan korban yang selamat, karena tim gabungan masih fokus melakukan pencarian.

Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Brigjen TNI (mar) Ivan Ahmad Rizki Titus mengatakan, tim gabungan masih terus melakukan pencarian. Dalam pencarian Sabtu lalu, tim berhasil menemukan jenazah dan seripihan pesawat.

”Sampai kemarin malam, tim telah menemukan serpihan pesawat dan tiga kantong jenazah. Dari tiga kantong jenazah itu sudah tidak utuh lagi sehingga tidak tahu berapa jumlah korban yang dievakuasi. Tiga kantong jenazah sudah diserahkan ke Tim DVI Batam untuk identifikasi,” katanya.

Tim gabungan tetap melaksa-nakan operasi SAR sesuai daerah pencarian SAR yang sudah dibagikan kepada sejumlah unsur. Ada 17 kapal yang ikut mencari di hari kedua. Ivan menyebutkan, dihari kedua ini tetap mencari pada sektor yang sama dengan hari pertama, namun hari kedua sektor pencarian dibagi empat tempat untuk lebih detail pencarian dengan luas yang sama.

”Setiap sektor ada 3 kapal yang mencari korban, terdiri dari Basarnas, Polda Kepri, TNI, KPLP dan Bea dan Cukai,” sebutnya.

Ivan mengharapkan, pada hari kedua masih mendapatkan serpihan pesawat. ”Tujuan utama hari ini penyelaman, namun dikarenakan cuaca dan arus sedang kuat yang tak mendukung untuk menyelam,” katanya.

”Tujuan utama pencarian hari ini penyelaman. Masih menunggu waktu kapan baru bisa diselami, jarak pandang di dalam laut masih rendah,” jelasnya.

Sedangkan titik penyelaman, tim gabungan sudah menentukan yang mana pada kemarin ada gelembung bahan bakar yang naik ke atas permukaan dan sudah diberi tanda dengan buih.

”Ada 8 penyelaman yang sudah siap dari Basarnas dan Polda Kepri dalamnya laut sekitar 20 sampai 30 meter, sedangkan arus sekarang mengarah ke Kalimantan, Pontianak,” sebutnya.

Dengan adanya temuan temuan barang penumpang yang ditemukan, Ivan menyebutkan, kemungkinan dengan pengalaman selama ini, biasanya bagian depan pesawat hancur tapi bagian ekor mudah mudahan tidak hancur.

Untuk kesulitan dalam pencarian, Ivan menyebutkan, sampai saat ini belum ada penghalang dalam pencarian. Pencarian korban dilakukan selama tujuh hari apabila masih ada tanda tanda ditemukan korban lagi akan ditambah 3 hari pencarian.

”Sampai saat ini belum diketahui apa penyebab jatuhnya pesawat P4201 milik Polri itu,” ujar-nya.

Sukatno, humas KPLP Tanjunguban mengatakan, pihaknya memberangkatkan kapal bersama 23 personel untuk membantu proses pencarian dan evakuasi. Kapal berangkat dari Pelabuhan KPLP Tanjunguban sekitar pukul 16.00, Sabtu (3/12).

”Saat ini kapal kami sudah sampai di area pencarian, namun seperti apa prosesnya belum ada update dari sana. Saya juga sedang berkoordinasi untuk meng-update informasi terkini dari sana,” katanya.

Dikatakannya, pihaknya hanya menurunkan 1 buah kapal saja karena satu unit kapal lainnya saat ini sedang mengawal kapal yang karam di perairan Batam, sehingga hanya 1 kapal saja yang dapat menjangkau lokasi jatuhnya pesawat milik Polri tersebut.

”Kami berharap semua tim yang ke sana dapat bekerja semaksimal mungkin dan beruntung mengevakuasi semua penumpang kapal yang jatuh baik selamat atau tidak, serta menemukan bangkai pesawat tersebut,” sebutnya.

Ia menyampaikan juga, untuk kondisi cuaca saat ini masih dalam kondisi yang cukup kondusif untuk proses evakuasi.

Sementara itu, posko bencana penanganan tragedi pesawat cassa P4201 di wilayah Kijang, Kabupaten Bintan menurunkan satu armada speed karet, untuk pencarian korban, Minggu (4/12). Tim pencarian posko Kijang melakukan penyisiran di perairan Kecamatan Mantang dan Bintan Pesisir (Binpes).

Penyisiran ini dilakukan, karena lokasi pesawat jatuh di perairan Pulau Mensanak dan Pulau Sebangka itu, berada di perbatasan perairan bagian selatan Kabupaten Bintan. Selain itu, nelayan yang pertama melihat musibah pesawat jatuh itu, berasal dari Mantang.

”Hari ini (kemarin, red), kami menurunkan satu speed karet, untuk menyisir perairan Mantang dan Bintan Pesisir. Bisa saja, korban maupun serpihan pesawat dan barang milik korban, ada yang hanyut sampai ke Bintan,” kata AKP S Sinurat, Kepala Posko bencana Kijang, Minggu (4/12) kemarin.

Sinurat menjelaskan, titik lokasi pesawat jatuh sudah diketahui. Namun, tim Polda Kepri bersama TNI AL, Basarnas dan nelayan belum menemukan bangkai pesawat yang jatuh, Sabtu (3/12) sekitar pukul 10.22 itu.

”Titik jatuh pesawat mudah diketahui, karena sempat dilihat nelayan asal Mantang, yang sedang mancing,” jelasnya.

Kapolsek Bintan Timur AKP Arya Tesa Bramana Sik dan Danramil 02/Bintim Kapten Inf T Telaumbanua ikut memonitor proses pencarian dan evakuasi para korban pesawat yang jatuh di perairan Lingga, Kepri.

Selain Kepolisian dan TNI, Pemuda Panca Marga (PPM) Bintim, Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Sei Lekop, Persatuan Pemuda Tempatan (Perpat) Bintan dan organisasi pemuda Bintim lainnya ikut berjaga di posko.

Terlihat juga Rusli Camat Bintim dan Plt Lurah Kijang Kota, Anton, Ketua LAM Bintan Saleh Ahmad, Ketua PPM Bintim, Gordon di posko bencana tersebut.

”Kita berjaga tidak ada patokan sampai kapan,” kata Danramil 02/Bintim, Kapten Inf T Telaumbanua.

Karena, lanjutnya, pihaknya tetap siaga di posko bencana sembari menunggu laporan dari masyarakat yang bekerja sebagai nelayan.

”Kita ada laporan, kita langsung bergerak ke TKP. Apalagi laporan itu dari nelayan,” ucap dia.
Awalnya, pihaknya menerima laporan dari masyarakat Pulau Mantang yang bekerja sebagai nelayan. ”Mereka yang mengabari kita,” terang dia.

Ia juga mengimbau ke masyarakat nelayan untuk melaporkan ke posko bencana di Pelabuhan Pantai Indah Barek Motor Kijang, jika menemukan serpihan pesawat. (fre/dri/mbb/cr27/aan)

What do you think?

Written by virgo

Menuduh Guru Dipidana Rp 1 M

Nelayan Melihat Pesawat Sudah Meledak di Udara