in

Tumpahan CPO Diklaim tak Berbahaya

KSOP Diminta Data Kerugian dan KerusakanLingkungan

Petugas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Teluk Bayur didukung  nelayan dan militer berjibaku membersihkan perairan laut Pelabuhan Teluk Bayur yang tercemari minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) jenis PFAD (Palm Fatty Acid Distillate). Hingga kemarin (29/9), masih ada sekitar 5 ton minyak yang masih mengotori laut di Teluk Bayur. “Besok (hari ini, red) sudah bisa bersih,” tutur Plt Dirjen Perhubungan Laut, Bay M Hasani kepada koran ini, kemarin (29/9). 

Dalam pembersihan sekitar 50 ton minyak akibatkan kebocoran dari tangki timbun milik PT Wira Inno Mas (PT WIM) di perairan Teluk Bayur itu, KSOP Kelas II Teluk Bayur mengerahkan empat kapal patroli KPLP. Agar tumpahan CPO tidak meluas, KSOP meminta Pelindo dan Pertamina mengerahkan aset penanggulangan pencemaran laut. 

Caranya, menggelar oil boom guna melokalisir tumpahan CPO sehingga mengurangi penyebaran ke luar perairan pelabuhan.
Atas kejadian tersebut, menurut Bay, PT WIM dapat dikenakan sanksi. Ada berbagai macam sanksi, misalnya saja sanksi administratif dengan mencabut izin usaha atau sanksi pidana. “Namun itu jika ditemukan unsur kelalaian. Yang menilai adalah ahli,” katanya. 

Bay menjelaskan, tumpahan tersebut berada di pelabuhan khusus sehingga tidak mengganggu pelayaran kapal umum. “Keluar masuk kapal aman. Tidak ada gangguan,” jelasnya. Kejadian seperti ini diakuinya baru pertama kali pada tahun ini. 

Di tempat terpisah, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Marwansyah telah memerintahkan Kepala KSOP Teluk Bayur untuk segera melanjutkan operasi penanggulangan tumpahan CPO di perairan Teluk Bayur. “Saya minta Kepala KSOP untuk melanjutkan operasi dan membantu pendataan awal kerugian serta kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi. Selain itu mengumpulkan data-data untuk nantinya diklaimkan kepada pihak pencemar,” ujar Marwansyah. 

Di sisi lain, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit memastikan tumpahan minyak sawit PT WIM tidak memicu kematian ikan. Justru, ikan yang berada di perairan tersebut memakan hasil tumpahan minyak nabati tersebut. 

“Saya baru tahu juga, kalau minyak sawit itu mengandung nabati. Jadi, tidak ada unsur kimia berbahaya. Serta, diyakini pencemaran tidak akan sampai ke dasar laut, karena minyak sudah membentuk bungkahan-bungkahan,” kata Nasrul Abit, kemarin (29/9).

Wagub mengaku sudah meninjau, mengelilingi dan mengamati tumpahan minyak sepanjang sore Kamis (28/9) itu, bersama pihak KSOP, Pelindo dan Bea Cukai. “Dari pantauan saya di lokasi, tumpahan minyak sudah diisolasi dan dibersihkan,” ujar Wagub.
Mantan Bupati Pessel itu mengaku belum mengetahui secara persis penyebab kebocoran tangki CPO. “Jika terjadi pelanggaran, pemberian sanksi ada pada KSOP,” sebutnya.

Sementara itu, Pelaksanatugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, Siti Aisyah juga meyakini tumpahan minyak itu tidak berbahaya. “Tapi, kalau tumpahannya lebih banyak dan lama berada di lautan, jelas akan berdampak. Sebab, bisa menghalangi oksigen dan cahaya masuk ke laut,” terangnya.

Manajer Operasional PT WIM, Hendra Leo mengatakan minyak yang tumpah itu biasanya dijadikan bahan baku mentega. “Kita memastikan bahwa minyak yang tumpah itu berupa lemak sawit, produk turunan dari pemurnian minyak sawit mentah atau CPO,” ungkapnya.

Di samping mengerahkan karyawan, pihaknya juga minta bantuan Ditpolair Polda Sumbar, Lantamal II, KSOP, Dinas Lingkungan Hidup, Pertamina, Pelindo, nelayan, serta warga sekitar untuk membersihkan Teluk Bayur. Biaya mereka yang tanggung. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

International Coffee Day, Ribuan Orang Ngopi Bareng di Lampung

Penghuni Shelter Punya Rumah Setelah Delapan Tahun Pascagempa