Hujan deras di Bandung tidak menyurutkan semangat ribuan bobotoh (pendukung Persib Bandung, red). Mereka menggelar unjuk rasa untuk menuntut perbaikan di kubu Persib, tim kebanggaannya.
Aksi itu tidak terlepas dari terpuruknya Atep dan kawan-kawan di Liga 1/2017. Persib gagal menunjukkan tajinya, bahkan sempat terseok-seok di papan bawah klasemen. Terakhir, enam rentetan hasil buruk dengan rincian lima kali imbang dan satu kekalahan, memaksa Persib berada di posisi ke-11 dengan 37 poin.
Padahal, dengan materi pemain mentereng seperti duo mega bintang dunia, Michael Essien dan Carlton Cole, skuat Persib musim ini dianggap sebagai golden era. Bahkan, Persib digadang-gadang sebagai kandidat terkuat calon juara.
Menurut Kukuh Wiguna, koordinator aksi, pihaknya bersama beberapa kelompok Bobotoh meminta manajemen dan seluruh elemen yang ada di tim Persib untuk bertanggung jawab atas prestasi Maung Bandung di Liga 1.
“Intinya lebih kepada pertanggungjawaban manajemen, prestasi Persib jauh dari harapan golden era, jauh dari harapan,” kata Kukuh Wiguna koordinator aksi, saat ditemui di sela-sela unjuk rasa di Jalan Sulanja, Selasa (17/10).
Demo dari bobotoh kepada manajemen ditemui salah satu Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) Kuswara S Taryono. Menurut Kuswara, apa yang dilakukan bobotoh tersebut sebagai bentuk kecintaannya terhadap Persib Bandung.
“Kami sudah sampaikan mohon maaf Persib belum sesuai harapan bobotoh, belum memuncaki klasemen, kami tetap berjuang dan tetap mohon doa mudah-mudahan bisa meraih kemenangan,” ujarnya.
Kalaupun masih melempem, lanjut Kuswara, sudah pasti manajemen akan melakukan evaluasi secara menyeluruh agar Persib jauh lebih baik untuk menghadapi musim yang akan datang.
“Kami juga sedang mempersiapkan untuk musim depan tapi belum bisa disampaikan sekarang. Kami akan persiapkan semua, apakah pelatih dan tim, sedang membahas,” kata Kuswara.
Sementara bek senior Persib Supardi menanggapi serius apa yang dilakukan bobotoh. Menurutnya apa yang dilakukan para pecinta Persib itu akan dijadikan motivasi untuk semua pemain.
“Mereka ingin tim ini lebih bagus, kami jauh ingin lebih bagus. Kenapa? Karena menyangkut masalah nama, keluarga, dan karier masa depan. Tapi ya harus pahami juga mereka ingin tim mereka mendapatkan hasil yang bagus itu normal,” timpalnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.
