in

13 Sajam, 84 Pelaku Tawuran Diamankan

DIDATA: Para pelaku tawuran menjalani
pembinaan di Mapolresta Padang, Minggu dinihari (30/10).(IST)

Tawuran tak pernah sepi di Kota Padang. Satreskrim Polresta Padang mengamankan 84 orang pelaku tawuran dalam aksi giat antisipasi tawuran dan balap liar di Kota Padang, Minggu dinihari (30/10).

Tak hanya mengamankan pelaku, polisi juga amankan sejumlah senjata tajam dan 45 unit kendaraan bermotor yang disinyalir digunakan pelaku untuk menjalankan aksinya.

Kabag Ops Polresta Padang Kompol Denny Akhmad mengatakan, giat ini merupakan bentuk jawaban dari keresahan masyarakat yang terganggu dengan aksi balap liar dan tawuran di malam hari.

Dalam giat tersebut, pihak kepolisian menurunkan sekitar 130 personel yang terdiri dari personel gabungan dari Polresta dan polsek jajaran. Usai melakukan penyisiran di sejumlah wilayah, polisi berhasil mengamankan 84 orang pelaku tawuran dan diantara mereka terindikasi membawa sajam.

“Kita temukan 13 senjata tajam dan yang mengaku memiliki sajam hanya dua orang saja yakni AAF, 16 seorang pelajar warga Jalan Banjir Kanal Kecamatan Kototangah dan SA, 16 juga seorang pelajar warga Jalan Anggrek Gang Caniango Kelurahan Dadok Tunggulhitam,” katanya.

Selain itu, 45 unit kendaraan bermotor yang disinyalir digunakan pelaku untuk menjalankan aksinya juga turut diamankan. Para pelaku tawuran yang berhasil diamankan akan dikembalikan kepada orangtua dengan syarat orangtua menjemput langsung anaknya ke Mapolresta Padang.

“Untuk yang terbukti membawa sajam maka akan dilakukan proses lebih lanjut sesuai undang-undang yang berlaku,” ungkapnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat terkhususnya para orangtua agar lebih ketat melakukan pengawasan kepada anak-anak mereka.

“Kita mengharapkan generasi muda agar memilih kegiatan yang lebih positif dan jangan sampai terpengaruh ke pergaulan yang salah seperti tawuran dan balap liar karena hal tersebut dapat merugikan diri sendiri dan oranglain,” tutupnya.

Butuh Peran Bersama

Sementara itu, Sosiolog Unand Afrizal mengatakan, fenomena tawuran tersebut biasanya dipicu oleh pembiaran dari orangtua yang terkesan tidak mempedulikan anaknya atau karena kesibukan kerja, sehingga mereka lupa mendidik anaknya.

Hal tersebut banyak terjadi di lingkungan masyarakat saat ini. Ia menilai hal tersebut merupakan pemicu utama anak mulai mencari pelampiasan baru dan menemukan tawuran dan balap liar sebagai tujuan.

Tanpa arahan, si anak tidak memiliki tujuan dan sembarangan dalam memilih pergaulan sehingga timbul jarak antara anak dan orangtuanya sendiri. Anak tidak akan mendengarkan arahan dari orangtua dan justru mengabaikan.

Selain itu, Afrizal menilai sekolah seperti hanya meladeni siswa-siswa yang baik tanpa mempedulikan siswa-siswa yang bandel tersebut. Ini menjadi pemicu bagi remaja tersebut untuk mencari hal-hal baru di luar kesehariannya bersekolah. Tanpa arahan yang jelas dipastikan ia akan terjerumus ke dalam pusaran yang salah.

Untuk itu, Afrizal mengatakan butuh peran seluruh masyarakat dan orangtua memperhatikan anak-anak mereka agar jangan sampai terlepas dari pengawasan dan terjerumus ke hal-hal yang salah.

Ditambah peran aparat penegak hukum yang harus semakin diperketat seperti patroli di malam hari dan sebagainya agar jalanan malam di Kota Padang tidak membuat takut masyarakat.

Senada, Sosiolog lainnya Indradin menilai anak butuh kegiatan jelas agar mereka terhindar dari perilaku tercela seperti tawuran. Jika tidak ada pengawasan dan pengarahan, anak akan membentuk kelompok-kelompok bermain yang jika dibiarkan dapat mengarah kepada kegiatan negatif seperti tawuran.

“Pergaulan anak tersebut dan kelompok bermain mereka harus diberikan pengawasan, karena dari kejadiannya sering tengah malam hingga Subuh, memperlihatkan kepada kita lemahnya pengawasan baik di orangtua dan masyarakat,” jelasnya.

Ia mengatakan, masyarakat sering tidak nyaman dengan adanya tawuran dan balap liar, namun sebagian dari mereka terkesan abai terhadap remaja-remaja yang ada di lingkungan mereka.

Selain itu lembaga pendidikan dituntut untuk lebih aktif dalam mengontrol dan mengawasi anak didik mereka, karena bagaimanapun selain di rumah, sekolah adalah tempat pendidikan dan pengawasan anak.(cr1)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Masyarakat Diminta Sukseskan Pilwana

Korona Melandai, Perilaku Belanja Makanan Bergeser