in

4 Wisatawan Dipalak, Gubernur Marabo

Esti: Kita Sudah Non-Aktifkan Oknum Petugas Imigrasi Itu

Citra dunia pariwisata Sumbar tercoreng. Menyusul terungkapnya praktik pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum pengawai Kantor Imigrasi Kelas I A Padang terhadap empat wisatawan asal Malaysia, Rabu (12/4) lalu.  

Terungkapnya praktik pungli itu, menyusul beredarnya surat yang ditulis sendiri  oleh Mohd Fairullah Bin Muhammadon, salah seorang warga Malaysia yang mengaku dipungli tersebut. Surat itu dialamatkan langsung ke Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.   

Dalam surat itu, Mohd Fairullah yang datang ke Sumbar untuk kegiatan pendidikan di Politeknik Negeri Padang dan baksos di Kampung Goa. Dalam kegiatan ini, sebetulnya juga diikuti 26 orang rekan Mohd Fairullah lainnya.  Namun, Mohd Fairullah bersama tiga rekannya datang lebih awal.

Nah, sewaktu pemeriksaan di bagian Imigrasi, Mohd Fairullah dan rekannya ditanyakan soal tiket kembali ke Malaysia, pihak Imigrasi beralasan hal ini sudah menjadi kewajiban dan sesuai peraturan yang ada. Waktu itu, Mohd Fairullah mengakui bahwa dia belum memiliki tiket kembali Malaysia. Dia beralasan, balik ke Malaysia via Batam karena ada urusan pendidikan dengan salah satu politeknik di Batam.

Namun alasan itu tidak bisa diterima oleh oknum petugas Imigrasi itu. Akhirnya, Mohd Fairullah dkk dikenakan penalti dengan jumlah terbilang besar perorang. Karena tak memiliki uang sebesar itu, Mohd Fairullah dkk terpaksa meminta keringanan. Sampai akhirnya, dia diharuskan membayar RM 300.

Anehnya setelah uang diberikan, sang petugas tak memberikan bukti apapun. Hal inilah yang membuat Mohd Fairullah dkk bertanya-tanya dan mengirimkan surat ke Gubernur Sumbar.     

Seusai mendapat surat tersebut, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno langsung bereaksi. Saat pelantikan kepengurusan Indonesian Marketeers Association (IMA) Chapter Padang di Hotel Kryad Bumiminang, Kamis (13/4), Irwan ‘marabo’, dan menyayangkan praktik pungli tersebut.

“Kedatangan empat WNA itu ke Padang atas undangan Politeknik Negeri Padang. Peristiwa yang dilakukan oleh oknum petugas imigrasi di BIM itu jelas merusak citra pariwisata Sumbar,” kata Irwan.

Dia menyebut bahwa praktik pungli yang dilakukan oleh oknum petugas Imigrasi itu sudah merusak hasil kerja keras selama ini dalam mempromosikan wisata Sumbar. “Tidak hanya merusak citra Bandara Internasional Minangkabau saja, tetapi juga meruntuhkan citra Sumbar di mata internasional,” tegasnya.

Tak hanya saat pelantikan IMA Chapter Padang, Irwan mengungkapkan kemarahannya dalam akun Twitter resminya. @irwanprayitno- Ini bentuk laporan langsung, jadi sikapi dengan semestinya. Ini citra Sumbar secara keseluruhan, bukan hanya Bandara.

Kembalikan Uang Pungli

Tak sekadar marah, Irwan langsung memerintahkan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Oni Yulfian mendatangi Kantor Imigrasi Kelas I A Padang. Oni yang datang bersama Ketua Asita Sumbar Ian Hanafiah itu, meminta klarifikasi dari pihak Imigrasi terkait persoalan itu.

Sampai akhirnya, oknum petugas Imigrasi Kelas IA Padang itu mengembalikan uang RM 300 kepada keempat warga Malaysia itu.  “Memang benar, uang turis Malaysia RM 300 sudah dikembalikan pihak Imigrasi,” ucap Ian Hanafiah.

Sayangnya, kata Ian, setelah urusan penyerahan uang tersebut, Imigrasi meminta agar tamu dari Malaysia itu dipaksa harus keluar melalui BIM lagi, meskipun tamu sudah bilang bahwa mereka harus ke Batam karena ada acara di Batam. “Kejadian ini tidak hanya terjadi sekali dua kali saja. Tapi, sudah banyak. Tapi ini yang berani mengirim surat kepada Gubernur Sumbar,” ujar dia.

Non-Aktifkan Oknum Petugas

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Padang, Esti Winahyu Nur Handayani mengakui sudah terjadi praktik pungli melibatkan seorang oknum petugas Keimigrasian Padang di BIM kepada empat warga negara Malaysia, Rabu (12/4). “Kami sudah memeriksa petugas tersebut. Kami akan dilakukan penegakan aturan kepadanya,” jelasnya.

Oknum petugas yang diketahui berinisial “J” itu, saat ini diketahui tidak lagi bertugas di BIM dan sudah ditarik ke Kantor Imigrasi Padang di Jalan Khatib Sulaiman.  “Pelaku telah kami nonaktifkan dari BIM dan sedang diperiksa secara intensif di Kantor Imigrasi Padang,” terang Esti ketika dihubungi Padang Ekspres, Kamis (14/4).
Esti menuturkan bahwa keempat warga negara Malaysia itu datang ke Padang dengan bebas visa kunjungan. “Untuk itu, SOP-nya harus ada return ticket untuk kembali ke negara asal,” katanya. Waktu itu, keempatnya mengaku tidak memiliki return ticket tersebut. Petugas Imigrasi di BIM bernama Joki meminta mereka pergi ke ground handling, agar membeli tiket secara online atau langsung ke maskapai.

Namun, tambah Esti, keempat WN Malaysia ingin ke Batam terlebih dahulu sebelum balik ke Kuala Lumpur, Malaysia. Biar begitu, tambahnya,  mereka tetap harus menunjukkan return ticket ke negara asal kepada petugas di BIM. “Lama ditunggu, mereka tidak kunjung membeli tiket, namun mereka meminta bantuan ke petugas maskapai dan imigrasi bagaimana solusi lainnya,” ujarnya Esti. Sampai akhirnya terjadilah praktik pungli itu. 

Kabid Humas Polda Sumbar AKBP Syamsi, mengatakan, tidak ada pihak yang diperiksa di Mapolda Sumbar baik itu korban maupun pelaku terkait dugaan pungli yang dilakukan oleh oknum petugas Imigrasi Padang terhadap empat WNA asal Malaysia tersebut. 

“Ini kan pihak Imigrasi yang mengamankan anggotanya sendiri, tidak ada kaitannya dengan Saber Pungli Sumbar. Saber Pungli-kan mengenai OTT (operasi tangkap tangan). Tapi, kalau mengenai adanya pungli di Imigrasi Padang tersebut itu penyelidikannya oleh Imigrasi sendiri,” katanya, Jumat (14/4). (*) 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Petunjuk Operasional DAK (Dana Alokasi Khusus) 2017

Penghematan dan Pemangkasan APBN