Gubernur Se-Indonesia Siap Rawat NKRI
TNI kembali unjuk kebolehan di Laut Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Itu mereka lakukan melalui puncak latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Tanjung Datuk, Jumat (19/5). Tidak kurang 5.899 pasukan TNI AD, TNI AL dan TNI AU turut serta dalam latihan tersebut.
Termasuk di antaranya berbagai alat utama sistem persenjataan (alutsista) andalan yang dimiliki ketiga matra. Tujuannya tidak lain agar pihak luar tidak berani mengusik Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui Laut Natuna.
Presiden Joko Widodo dengan tegas menyampaikan bahwa puncak latihan PPRC TNI sangat penting. Tidak heran memang, mengingat peran PPRC TNI dibutuhkan dalam berbagai kondisi dan situasi. Khususnya ketika terjadi sesuatu yang darurat. “Dalam rangka latihan, ingin kita tunjukan betapa solidnya TNI,” ungkap dia.
Latihan tersebut sekaligus menunjukan kepada masyarakat bahwa mereka benar-benar siap berada di garda paling depan dalam mempertahankan keutuhan bangsa. Khususnya dari ancaman pihak luar.
Dalam latihan tersebut, pasukan yang terlibat dibagi dalam tiga kelompok. Yakni satuan tugas darat (satgasrat), satuan tugas laut (satgasla), serta satuan tugas udara (satgasud). Ketiga kelompok itu diberi misi untuk mempertahankan wilayah mereka dari serangan pasukan separatis bersenjata.
Guna melancarkan misi, setiap satgas tidak hanya dibekali pasukan andal. Melainkan juga alutsista unggul. Seperti, MBT Leopard pada satgasrat, KRI DPN-365 pada satgasla dan pesawat tempur F-16 pada satgasud.
Pasukan beserta alutsista yang turut serta dalam puncak latihan PPRC TNI kemarin memulai aksi dengan serangan udara menggunakan pesawat tempur. Pasukan TNI AU yang dibekali kekuatan, tidak henti menggempur musuh dan memberikan perlindungan kepada prajurit yang hendak masuk ke wilayah musuh.
Aksi itu dilanjutkan dengan penerjunan prajurit dan kejar-kejaran di laut. Jokowi mengungkapkan, persiapan untuk latihan puncak PPRC TNI tidak sebentar. “Sudah berjalan enam bulan,” kata dia.
Sepanjang aksi yang berlangsung selama 52 menit itu, Jokowi beberapa kali dibuat kagum dengan aksi para prajurit. Itu tampak ketika dirinya bertepuk tangan saat menyaksikan manuver yang dilakukan oleh mereka.
Reaksi serupa ditunjukan oleh para pejabat yang turut mendampingi presiden. Di antaranya Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Selain itu, 23 gubernur dan jajaran perwira tinggi serta perwira menengah TNI pun tampak kagum melihat aksi yang dipertontonkan dalam puncak latihan PPRC TNI kemarin. “Hari ini, bisa kita lihat bersama. Betapa kesiapan baik di darat, di laut, di udara betul-betul dalam keadaan siap apabila diperlukan oleh negara,” puji mantan gubernur DKI dan wali kota Surakarta itu.
Menurut dia, latihan yang dilakukan oleh ribuan prajurit TNI sejak jauh hari tampak betul hasilnya dalam agenda puncak kemarin. Mereka tangguh dan dapat diandalkan.
Meski ada prajurit yang gugur, Presiden tetap mengapresiasi kerja keras mereka. “Saya ingin mengucapkan turut berduka cita atas gugurnya empat prajurit TNI dalam Latihan PPRC ini,” ucapnya. Termasuk juga korban luka yang dirawat di rumah sakit.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Latihan Letjen TNI Edy Rachmayadi. Dia meminta semua pihak untuk mendoakan empat prajurit TNI AD tersebut. Sebab, mereka juga sudah berusaha keras menunaikan tugas.
Puncak latihan PPRC TNI terus dilanjutkan bukan hanya karena penting untuk dilakukan. Melainkan guna menunjukan kepada khalayak bahwa pemerintah tidak main-main menjaga wilayah mereka. Khususnya, Natuna yang menjadi salah satu jalan masuk ke tanah air melalui Laut Cina Selatan.
Apalagi jika mengingat eskalasi konflik di kawasan tersebut. Dia pun turut menjelaskan skenario yang digunakan dalam latihan tersebut. “Pasukan Kostrad melakukan tindakan terhadap pasukan separatis bersenjata,” jelasnya. Dibantu prajurit lain dari tiga matra TNI.
Di samping unjuk kebolehan, TNI turut melaksankan pembaretan terhadap 23 gubernur yang hadir dalam agenda kemarin. Di antaranya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dandokambey.
Para gubernur itu datang ke Natuna sejak Kamis (18/5). Sejumlah tahapan mereka lakukan sebelum pembaretan dilakukan. Ditemui usai acara, Irwan menuturkan bahwa tahapan pembaretan berbeda dengan yang dia tempuh sebelumnya.
Salah satu yang berbeda adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pembaretan oleh panglima TNI. “Naik heli, naik kapal, kemudian nembak dengan senjata laras panjang,” jelasnya. Itu tidak dilakukan dalam pembaretan sebelumnya di Surabaya. “Kami (Gubernur) yang lama sudah dua kali (pembaretan),” tutur dia.
Serupa dengan Irwan, Ganjar, Soekarwo juga sudah dua kali ikut serta dalam pembaretan. Melalui pemberetan itu, dia bersama gubernur lainnya berkomitmen menjaga NKRI dengan mempertahankan Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika. “Kemudian jadi garda terdepan,” ujarnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.