lensaterkini.web.id – Setiap orang pasti punya cerita lucu dalam hidupnya. Baik dari kejadian di keluarga hingga bekerja. Cerita lucu juga dimiliki oleh pejabat negara saat ini. Berawal dari Presiden Joko Widodo sampai menteri-menterinya ternyata memiliki cerita lucu masing-masing.
Yang terakhir adalah dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Insiden tersebut terjadi saat ia melakukan pemeriksaan mendadak (sidak) harga pangan di Pasar Induk Kramat Jati. Amran tidak melakukannya untuk memastikan harga pangan stabil menjelang Ramadan. Saat ini, Menteri Amran tidak mau dikawal dan berpura-pura menjadi pembeli.
Menteri Amran mengaku, saat menanyakan harganya, sampai diusir oleh pedagang sambil menjalankan tugasnya di pasar. Bagaimana ceritanya selesai? Lantas apa ceritanya Presiden Jokowi dan menteri lainnya?
Baca Juga : 5 Karya Anak Indonesia Yang Mendunia Berkat Pemerintah
Tawar harga bawang saat sidak, Menteri Amran sampai diusir pedagang
Sabtu (13/5), Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan sidak ke Pasar Induk Kramat Jati. Menteri Amran mengatakan ada sesuatu yang unik saat melakukan ini setidaknya kali ini.
Dimana orang tidak mengenali diri mereka karena tidak dijaga. “Saya sedang berdiskusi, ada yang menarik karena saya sendiri, saya menawar di samping Rp 25.000 bawang merah, di samping Rp 27.000. Yah saya tidak tawar menawar, dia bilang ‘Tidak perlu tawar menawar kalau tidak mau beli’ Dan saya diusir. Ya, “katanya sambil tertawa.
Suara wajib kwang-kwong-kwang-kwong untuk Presiden Jokowi
Ketika Presiden Jokowi pindah rumah ke Istana Negara, dia mengaku membawa kodok favoritnya juga. Jokowi mengaku telah memelihara kodok sejak masih menjabat walikota Solo untuk menjadi gubernur DKI Jakarta.
Jokowi menyimpan kodok bangkong dan katak ijo yang jumlahnya bisa mencapai 20 ekor. “Katak itu ada di sana (Istana), begini,” kata Jokowi di rumah gubernur, saat dia akan pindah ke Istana Negara. Alasan Jokowi menjaga kodok dan ingin membawanya ke istana cukup sederhana. Jokowi menginginkan suasana di dalam istana nyaman dan jauh dari kebisingan kendaraan berisik.
“Jadi kalau ada suara kodok di malam hari, Kwang-kwong, kwang-kwong, kwang-kwong, senang bisa segar, otak, setiap hari mendengar motor, bus, mobil,” kata Jokowi.
Baca Juga : 5 Pertanda Bahwa Pemerintah Payah Mengelola Negara
Terlalu fokus kerja, suami Menkeu Sri Mulyani cemburu
Menteri Keuangan Sri Mulyani memiliki cerita lucu dalam tugasnya sebagai menteri dengan segudang masalah ekonomi di Indonesia. Karena terlalu fokus untuk mengurus negara, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku membuat suaminya cemburu.
“Sejak saya menjadi menteri keuangan ada dua undang-undang setiap hari dia tidur dengan saya, jadi bantalku, Bill of APBN 2016 dan UU Amnesti Pajak Dia lebih dekat dengan suami saya dan sekarang dia cemburu dengan UU karena saya terus melihat , “Katanya dalam sambutannya ‘acara Tax Amnesty Update’ untuk Sivitas Akademika UI di Balai Sidang UI, Depok.
Menteri Sri Mulyani menyadari ini adalah pekerjaan yang sulit. Sejak memutuskan untuk kembali sebagai menteri, dia tahu akan ada banyak tekanan dalam melaksanakan tanggung jawab ini.
Menteri Susi curhat mau ngebom kapal tapi tak punya bahan bakar
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sering mengancam kapal-kapal asing ilegal yang beroperasi di Indonesia. Susi bahkan dengan tegas mengancam akan mengebom kapal asing nakal yang memakan ikan secara ilegal.
Namun Susi mengaku bingung bagaimana cara mengebom kapal asing tersebut. Karena itu, kapal Indonesia tidak bisa jalan karena tidak memiliki bahan bakar Solar.
“Saya ngancem bom, tapi kapal ngebomnya tidak bisa jalan, karena tidak ada solar.Sihih, kayak nelayan kita mau membuat ikan asin tidak ada ikan,” kata Menteri Susi.
Baca Juga : 5 Kebijakan Soeharto yang Dibangga-banggakan Hingga Kini
Kerap frustasi, Menteri Susi sampai ingin pulang kampung
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menceritakan tentang pengalamannya sejak menjadi menteri. Menurutnya, tidak mudah menjadi menteri yang bertugas memperbaiki negara, meski ia sering frustrasi dengan tugasnya.
“Membuat perubahan tidak mudah, terkadang membuat frustrasi pulang, tapi kalau pulang ke rumah (ke Pangandaran) tidak ada Susi di Jakarta, tapi saya melakukannya dengan baik,” kata Susi di kantornya di Jakarta.