Semua hal dalam hidup butuh pengorbanan, misalnya, karier, bisnis, dan nenuntut ilmu. Pengorbanan itu butuh waktu biaya, pembelajaran dan semuanya itu beresiko, kalau tidak gagal ya sukses. Apa lagi dalam cinta asmara yang begitu dekat dengan kehidupan, seperti; waktu mengenal pasangan, biaya kencan, kecemasan dan harapan. Semua itu tidak ada jaminan namun layak diperjuangkan karena bercinta secara otomatis berjalan terus tidak dapat dihentikan.
Ironisnya justru dalam perjalanan karier cinta, terutama perempuan itu lebih banyak gagalnya, disakiti dan dikecewakan. Bahkan kebanyakan dari mereka bahwa pengorbanannya telah sia-sia, meskipun sebelumnya mereka telah melakukan yang terbaik. Apa dan bagaimana kiat memperjuangkanya? Sebelum berkorban yang penting kita perlu tahu bagaimana caranya berkorban. Memang resiko tentu masih tetap ada tp yg penting adalah meminimalkan resiko yang diakibatkannya.
Dibawah ini beberapa tips yg mungkin berguna;
1. Cintailah Orang yang Mampu Mencintai
Ada beberapa lelaki yg sulit, plin plan dengan kepribadian tidak konsisten. Kadang kerap kali membohongi perempuan untuk kepentingannya. Ciri yg menonjol adalah suka membuat janji-janji yang melambung dan meyakinkan tapi ternyata semuanya palsu dan perilakunya tidak konsisten.
Dalam kondisi demikian, lelaki ini juga sebetulnya tidak pnya etika atau kemampuan unt mencintai atau memperlakukan perempuan dengan layak. Ketahuilah ketidak mampuan itu ibarat ketrampilan dalam melakukan hal lain, seperti; kemampuan mengetik dan berhitung.
Kalau ada beberapa orang yang lemah dalam ketrampilan ini, ya itu memang mereka tidak atau belum mampu melakukan ketrampilan tersebut. Demikian juga ada banyak lelaki yg belum bisa tentang bagaimana cara mencintai, yg ada adalah bersikap sebagai parasit; ingin diperlakukan istimewa tapi mereka tidak bisa mampu mencintai.
Ciri-ciri lelaki yang tidak mampu mencintai: tidak peka kebutuhan perempuan, kurang empati, bersifat memanfaatkan, tidak konsisten dan gagal memberikan perhatian.
Motif yang diinginkan oleh lelaki jenis ini adalah: ingin mengambil tapi tidak bisa memberi dan betsifat parasit yang hanya menginginkan enaknya saja.
Kalau menemui lelaki seperti ini, janganlah terus berkorban untuk mendapatkan cinta, atau pengertiannya karena problemnya adalah lelaki tersebut tidak mampu untuk mencintai kamu.
2. Kenalilah Latar Belakang Pasangan
Anehnya, banyak perempuan yang kenal dengan lelaki itu sama sekali belum tahu rumahnya, identitasnya dan latar belakangnya. Baik yang kenalan via Online ataupun Offline, hanya dengan bujuk rayu perempuan mudah diperdaya.
Kalau kamu memutuskan pacaran dengan seseorang, setidaknya kamu sudah memperoleh info tentang background pendidikan, asal usul, rumah, KTP-nya, plat nomernya dan foto close up nya.
Maksudnya itu semua sebagai antisipasi bila mereka itu melakukan tindak kriminal jadi mudah dilacak keberadaanya.
Sebagai taktik melindungi dari antisipasi penipuan asmara ( Romance Scammer) kamu bisa pura-pura berbohong bahwa kamu itu seolah olah mempunyai akses kepenegak hukum atau saudaranya ada yang di kepolisian, atau pengacara. Tentu itu dimaksudkan agar pasanganmu akan takut bila ada niat mempermainkan kamu.
Untuk menyelidiki pasangan, tentunya cara memperoleh info-info tersebut harus dengan cara diam-diam agar pasanganmu tidak merasa diselidiki.
Hal terpenting mengapa kita perlu mengetahui latar belakang seseorang, karena kita perlu memaspadai dan mengantisipasi bila pasanganmu itu berbuat jahat pada kamu.
Berikut ini adalah salah satu kisah artis yang jadi korban;
Cita Citata sudah hilang kesabaran karena mengaku gerah sempat dipinjam uangnya oleh Amri Amrullah Tuasikal, kini pedangdut itu mendatangi kantor Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Dia mengadukan mantan kekasihnya yang juga anggota DPR RI itu, Amri Amrullah, 28 tahun.
Kedatangan Cita Citata ke Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2016) didampingi kuasa hukumnya, Sandy Arifin S.H, menjadi bukti ancaman Cita tidak main-main. “Banyak janji-janji yang tidak terwujud jelas.
Selain itu diapun berselingkuh dibelakanya. Kekesalan Cita Citata berawal dari tagihan sebuah toko perhiasan ke dirinya atas pemesanan cincin senilai Rp 450 juta. “Itu cincin tunangan yang kami pesan bersama. Katanya dia yang mau bayar,” kata pelantun tembang “Sakitnya Tuh Di Sini” ini yang merasa dibohongi dan ditipu janji-janji manis lainnya yang tidak terbukti.”
Catatan Tahunan (CATAHU) 2016 Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) memaparkan bahwa, angka kekerasan dalam pacaran (KDP) pada tahun 2015 cukup tinggi.
Data menunjukkan, ada 2.734 kasus dari total 11.207 kekerasan di ranah personal. Angka ini menguatkan temuan bahwa pelaku kekerasan pada rentang usia 19-24 tahun jumlahnya juga tinggi, di mana pelaku dan korban kekerasan berstatus pacar atau masa awal perkawinan.
Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) adalah bentuk kekerasan yang sama dengan yang terjadi dalam rumah tangga. Kekerasan dalam pacaran berupa; perkosaan bujuk rayu, penipuan, kehamilan diluar nikah dan penelantaran perempuan.
Celakanya, saat ini tidak ada payung hukum bagi pelaku dan korban yang berstatus masih pacaran. Ketentuan UU No 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga tidak bisa diterapkan dalam kasus-kasus Dating Violence (KDP).
Untuk itu sangat penting untuk mengetahui latar belakang dan keberadaan pasangan. Untuk kasus citata, bisa dibayangkan bila dia tidak mengetahui keberadaan amri, pasti lelaki tersebut sudah kabur meninggalkan jejak.
Ciri-ciri lelaki jenis ini adalah: baru kenal segera ingin mengajak nikah, bersifat seksual, jarang ketemu biasanya orangnya jauh dan sering kali mengelak dengan alasan sibuk bila kamu ingin tahu lebih banyak tentang kerabat, keluarga dan tempat kerjanya.
Motif yang diinginkan lelaki ini adalah; ada unsur penipuan, ingin mendapatkan perempuan tanpa modal untuk kesenangan pribadi.
3. Mewaspadai Tipu Daya Pasangan
Untuk setiap perempuan hampir bisa dipastikan bahwa mereka pernah dikecewakan oleh lelaki. Kalau mereka masih single adalah pacarnya, kalau mereka sudah bersuami adalah suaminya.
Penipuan yang dilakukan lelaki antara lain; memalsukan identitas, misalnya yang sudah beristri mengaku bujang, mengaku pebisnis sukses ternyata penganggur kronis, meminjam uang yang tidak dikembalikan, merenggut keperawatan, atau menseksualkan perempuan dengan janji akan dinikahi dan masih banyak lagi.
Ini sekedar contoh kecil seorang artis yg pernah ditipu lelaki:
Shinta Bachir, Artis dan penyanyi dangdut mengalami kejadian dimana kekasihnya mengaku sebagai pria mapan kemudian berniat menjadikannya istri dengan jaminan kesejahteraan di masa depan.
“Cowok itu bilang kerja di perusahaan saham gitu, keluarga dia dari keluarga polisi. Nggak tahunya dia bohongin sana-sini. Dia curi motor teman kosannya dia. Itu saya sudah lamaran, tukar cincin, tapi akhirnya saya batalin,” kata Shinta. Shinta mengaku bisa tertipu dengan pria tersebut lantaran tak memiliki waktu untuk mengenal karakternya lebih dalam.
Ciri-ciri lelaki jenis ini; biasanya pintar bicara dan meyakinkan, pandai membuat cerita fiktif yang memukau, misal; dia punya perusahaan, kekayaan berlimpah atau misalnya kondisi saat bertemu korban, dia lagi bangkrut, bercerita seolah olah pernah ke tipu yang ujung-ujungnya minjam modal kepada perempuan, yang pasti tidak dibayar.
Motifnya jelas memanfaatkan perempuan dengan menipunya. Lelaki jenis ini pandai mengarang cerita untuk mengesahkan perempuan, yang akhirnya perempuan tertipu.
Bila kamu berhubungan dengan lelaki yang pernah menipumu, maka tinggalkan segera dan jangan dikasih kesempatan lagi karena dia akan melakukan hal yang sama di masa datang.
4. Berkomitmen Namun Fleksibel
Jangan terobsesi bahwa pernikahan itu harus langgeng, atau sesuatu yang final. Memang sejatinya pernikahan itu bukanlah suatu hal yang final, tapi merupakan proses berkelanjutan membina hubungan. Ya konsekuensi nya, bisa berhasil atau gagal.
Mengapa perlu fleksibel? Karena sebetulnya pasangan yang lebih baik masih tersedia diluar sana. Ketahuilah bahwa dibalik perkawinan banyak berbagai motif di dalamnya. Ada yang niatnya baik dan juga jahat. Jadi yang bermasalah adalah orang – orang dibalik perkawinan itu, bukan perkawinannya. Problemnya bisa dari kamu atau pasanganmu.
Coba bayangkan, seandainya kamu ingin melanggengkan perkawinan atau pacaran, kamunya sudah baik dan setia tetapi suami atau pasangan mu pelaku KDRT/KDP kronis. Apakah kamu mau meneruskan pernikahan atau hubungan asmaramu?
Tercatat data dua tahun terakhir di 2012 dan 2013 saja. Jika diambil tengahnya, angka perceraian di dua tahun itu sekitar 350.000 kasus. Berarti dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus perceraian, atau 40 perceraian setiap jam dan sebanyak 70 % perceraian terjadi karena gugat cerai dari pihak istri. Artinya, 28 dari 40 perceraian.e jamnya itu berupa gugat cerai dari istri, menurut Wakil Menteri Agama RI Nasaruddin Umar (2013).
Jadi berkomitmen tapi harus realistis dan fleksibel, membuka diri bahkan siap mencintai yang lain yang lebih layak karena hubungan asmaramu tidak ada jaminan dan tetap terus berproses untuk menjadi lebih.
Dengan kenyataan ini, jadi kita harus bisa menerima resiko bila salah satu pasangan berpaling dengan yg lain.
Pada saat kamu menjalin cinta janganlah terlalu mengidolakan pasangan, menyerahkan dan yakin 100 persen cintanya pada pasanganmu. Kamu harus mempersiapkan kemungkinan terburuk yaitu dikecewakan atau putus hubungan.
Meskipun sekarang kamu sedang menjalin cinta, tapi tetaplah membuka diri (open minded) bersahabat dengan pria lain. Jadi jangan fanatik dengan satu orang dan saling mengontrol (terutama bagi mereka yang masih pacaran).
Bersahabat dng yg lain bukan berarti tidak setia, malah justru bisa menjadi test kesetiaan dari kedua pasangan, katanya cinta haru diuji. Yang jelas, bahwa pasangan yg lebih baik masih selalu ada di tempat lain, terutama bagi mereka yang sekarang sedang mengalami krisis hubungan.
Terutama perempuan, kalau mau diajak komitmen kuat biasanya yg lebih diuntungkan lelaki karena seperti biasa, perempuan bisa menjaganya dan lelaki lebih banyak yang melanggarnya.
Menurut statistik tahun 2005, 1 dari 10 keluarga yang bercerai disebabkan oleh alasan selingkuh. Penelitian lain yang dilakukan Dr. Boyke menyebutkan bahwa terdapat 4 dari 5 pria melakukan perselingkuhan serta perbandingan selingkuh pria dan wanita berbanding 5:2. Jadi pria memang lebih banyak yang berselingkuh dari wanita.
Dengan kenyataan ini, maka akan membuat kita lebih toleran dan tidak fanatik bahwa sebetulnya pernikahan/hubungan bukanlah suatu hal yg final. Selain itu hidup akan lebih berwarna, berkembang dan tidak membosankan.
6. Carilah Pasangan Dengan Hubungan yang Setara
Biasanya dalam sebuah hubungan masing-masing orang mengetengahkan kriteria-kriteria tertentu untuk memilih pasangan, misal; pendidikan min.S1, suku sunda, Islam, penghasilan tetap, suka dansa dan lain sebagainya.
Maksud dari semua itu tentunya agar hubungan itu berjalan seimbang dan efektif. Namun apakah betul dengan kriteria-kriteria tersebut akan dapat mengefektifkan huhungan?
Ketahuilah banyak hubungan yang masih tetap kandas meskipun kriteria-kriteria sudah masuk diantara pasangan. Meskipun diantara keduanya saling memenuhi kelengkapan standar yang diminta.
Lalu apa yg dimaksud dengan hubungan setara? Hubungan setara itu tidak ada ada huhunganya dengan tingkat pendidikan atau latar belakang seseorang, misal yang lelakinya sarjana, perempuanya juga harus sarjana, atau kalau lelakinya keturunan ningrat dan kaya, maka perempuanya juga harus se level (maksudnya dilihat dari status sosial keningratan tersebut).
Dibawah ini ada bebrapa makna hubungan setara yang sebenarnya :
Komunikasi yang efektif, artinya bahwa komunikasi dan bahasa sehari hari itu harus nyambung atau pesanya jelas bisa dimengerti oleh kedua belah pihak termasuk juga masalah adat, nilai dan gaya hidup. Karena kita akan menghabisakan sebagian besar hidup dengan berkomunikasi dengan pasangan.
Mempunyai persamaan visi dan misi. Visi adalah gambar besar kamu ingin jadi apa nantinya dan kalau misi itu proses perjalanan setiap saat menuju gambar besat tadi untuk merealisasikanya.
Saling memahami dan menerima kelebihan dan kelemahan pasangan masing-masing, kamu juga harus lebih mem-fokuskan pada kualitas hubungan yang hakiki (essential relationship) ketimbang judul hubunagn (symbolic relationship), artinya bubungan yang berlandaskan status sosial, penampilan, kepribadian kosmetik dan patriarki.
Essential Relationship, sebagai contoh; kualitas hubungan yg hakiki, yaitu; respek, setara, empati dan kedewasaan.
Sedangkan hubunag simbolis yaitu; mengutamakan ego, miskinya komunikasi untuk saling mendengarkan, hanya tinggal judulbya yang ada, “Kita adalah suami istri, “Kita sepasang kekasih.” Namaun dibalik judul tersebut hunganya tidak harmonis dan tidak bermakna.
Untuk ketrampilan-ketrampilan diatas jelas tidak ada hubunganya dengan kekayaan seseorang, tingkat pendidikan atau status seseorang.
Kabar baiknya kualitas-kualitas tadi itu itu baawaan alami yang terdapat pada setiap manusia, yang biasa disebut kombinasi kedewasaan emosional (Emosional Quotion) dan kedewasaan spiritual (Spiritual Quotion).
Ketahuilah di Indonesia, data Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan, angka perceraian di Indonesia, dari 2 juta pasangan menikah, 15%-nya bercerai. “Ternyata, penyebab perceraian di urutan pertama bukan semata-mata masalah ekonomi, melainkan ketidakharmonisan perihal visi dan misi perkawinan (level gap).
Jumlah itu naik tiga kali lipat lebih dibanding 2012 yaitu 651 pasangan perceraian karena selisih pandangan politik. Perceraian akibat beda pandangan politik ini tiap tahun tetap terus bertambah. Yaitu tahun 2011 sebanyak 334 pasangan, tahun 2012 sebanyak 651 pasangan dan 2013 sebanyak 2.094 pasangan.
Akibat perceraian pasangan Pedangdut Denada dan sang suami, Jerry Aurum yang menikah sejak di tahun 2012 silam juga karena hubungan tidak setara atau perbedaan visi dan misi pernikahan.
Dengan demikian, stop berkorban kalau kamu menemukan pasangan yang tidak setara dengan banyak perbedaan, baik dari sisi intelektual, gaya hidup, visi dan misi hubungan bersama. Dan jangan terjebak pada label-label pendidikan, status sosial dan kekayaan.
7. Mempersiapkan Ruang Untuk Kecewa
Ketahuilah bahwa kaum perempuan itu lebih rawan dengan tindak kekerasan, baik fisik, psikologis, seksual oleh para hidung belang dan lelaki yang tidak bertanggung jawab. Setelah kasus perkosaan dan pembunuhan terhadap YY, seorang siswi SMP di Bengkulu mengemuka, timbul kekhawatiran bahwa Indonesia sebenarnya memiliki jumlah kasus kekerasan yang sangat tinggi.
Sayangnya, mayoritas kasus tidak dilaporkan karena faktor budaya. “Kasus-kasus kekerasan ini cenderung disimpan atau ditutup oleh korbannya karena dianggap sebagai aib.
Selain terkait persoalan tabu, juga ini adalah persoalan sistem nilai sosial, atau dukungan sosial yang tidak tersedia bagi korban di masyarakat, karena budaya perkosaan atau rape culture, yang kuat di dalam masyarakat kita, yang tendensinya adalah menyalahkan korban atau blaming the victim,” ujar Direktur Rifka Annisa, Nur Hasyim.
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat pada tahun 2015 terdapat 321.752 kasus kekerasan terhadap perempuan -berarti sekitar 881 kasus setiap hari.
Realitanya, fenomena percintaan itu cenderung tidak adil, bersifat curang dan ironis, jadi kata cinta itu kata yang diperhalus mentuk mengontrol dan menguasai pasangan, sekaligus menseksualkan perempuan.
Semestinya kalau kita baik dan berniat tulus, tentu seharusnya pasangan kita juga baik. Namun yang terjadi malahan sebaliknya, yaitu ketulusan dibalas dengan pengkianatan, keluguan dibalas dengan penipuan. Dalam fenomena percintaan, slogan ini tidak relevan, “Jenis menarik sejenisnya, “Kalau kamu baik, maka pasanganmu juga baik.”
Jadi mempersiapkan atau mengantisipasi kekecewaan itu adalah hal yang lebih penting dari pada berilusi berlibur ke taman eden (edan) dengan pasangan. Saya yakinkan kembali bahwa, menjalin hubungan dan mencari jodoh adalah sulit dan kompleks. Kita harus menerima kebenaran tersebut, disaat kita tahu bahwa menjalin hubungan cinta asmara adalah sulit, maka kita tidak akan terlalu sulit untuk melewatinya kelak, bila terbentur resiko karena kita telah mengantisipasi, atau pasang kuda-kuda sebelumnya.
Menjadi perempuan memang lebih beresiko dibanding lelaki. Karena wanita bisa menjadi obyek affair, poligami, trafficking, kawin paksa dan tindak kekerasan lainnya (women’s violence).
Bersikaplah realistis dan tidak memaksakan diri untuk berkorban, karena selain berkorban ada luck factor untuk memperoleh pasangan, yang jelas pasangan ideal atau cinta sejati adalah harapan bukan realitas.
Kesimpulannya, jadi bila kamu mau berkorban dalam cinta itu perlu diperjuangkan, dengan catatan pasanganmu itu memiliki beberapa kriteria sebagai berikut :
Pasangan yang tidak menipu, atau bersifat sangat merugikan, artinya hidup sebagai parasit yang menjengkelkan.
Mempunyai ketrampilan mencintai, atau setidaknya seimbang bisa saling memberi. Stop dengan slogan ini, “Aku mencintaimu tanpa syarat dan cintaku tulus.” Karena apa? Ditingkat rata-rata kamu tidak mampu dan pasanganmu juga tidak mempedulikan hal itu.
Pasangan yang berintegritas, artinya konsisten dalam ucapan dan perbuatanya sehinnga memudahkan hubungan.
Mempunyai latar belakang yang jelas serta bisa ditelusuri bila terjadi perilaku kriminal. Kalau dalam penipuan cinta online disebut scammer cinta (love scammer).
Lelaki yang tidak memaksakan hubungan karena ini adalah salah satu ciri yang menonjol sebagai Psikopat Cinta (lihat artikel saya sebelumnya, “Tiga Kepribadian Lelaki Dalam Mencintai Perempuan.”).
Hubunganya yang setara dan bisa saling memahani dari pasangan masing-masing untuk memujudkan visi dan misi bersama. Gampangnya gaya hidup dan pikiranya bisa saling nyambung terutama dalam komunikasi dan nilai – nila kedua pihak.
Mengenal kepribadian pasangan lebih dulu, sehingga kamu bisa beradaptasi dengan perilakunya dan siap menerima resiko apapun setelah kamu melakukan yang terbaik dalam cinta.
Jika daftar tadi terlalu panjang yang mungkin sulit dicapai, maka pilihlah satu elemen saja, yaitu pilihlah lelaki yang bisa membebaskan kamu dan hindari pasangan yang suka memaksa, itu sudah cukup di dunia nyata yang kompleks ini.
Karena biasanya, lelaki yang memiliki sikap toleransi yang baik itu biasanya mempunyai sifat-sifat lainya, seperti; dewasaan, berwawasan (broad minded), dan respek pada perempuan.
Ya sebosan-bosanya, atau kalau tidak cocok, kamu sebagai perempuan masih mempunyai kebebasan untuk lepas dengan mudah dan mendapatkan yang lebih baik.
Karena faktanya dalam hal apapun, satu-satunya jaminan adalah tidak ada jaminan, dan faktanya lagi kisah pengorbanan cinta itu lebih banyak kandasnya dan memakan lebih banyak korban perempuan, “Jika bencana banjir disebabkan oleh air, maka bencana permpuan disebabkan oleh laki-laki.”
Stop berkorban untuk mempertahankan atau memperoleh pasangan, jika lelaki yang kamu perjuangkan mempunyai banyak unsur destruktif, apa lagi dengan cara gila-gilaan, kecuali kamu mau menjadi korban selanjutnya.
kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,