Hujan Mulai Turun, Titik Api Tetap Menyala
Meski hujan deras sudah mulai mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Limapuluh Kota pada Rabu sore (25/10). Namun, tidak menjadi jaminan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kembali kambuh di daerah tersebut menjadi berkurang. Malah sebaliknya, kebakaran lahan di Limapuluh Kota semakin meluas.
Kemarin siang saja, Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Limapuluh Kota Irwandi mencatat, ada sembilan lahan yang terbakar di daerah ini. Tersebar di Kecamatan Kapur IX (3 titik), Kecamatan Pangkalan (3 titik), Kecamatan Harau (2 titik) dan Kecamatan Suliki (1 titik).
Dari sembilan lahan yang terbakar itu, kebakaran paling parah terjadi pada dua titik yang berada di Kapur IX. Yakni, hutan Mongan, Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX yang berbatasan langsung dengan Riau. Kemudian di kawasan Kasang Datar, Nagari Muaropaiti.
”Di kedua tempat ini, cukup banyak kebun karet masyarakat yang terbakar dan menimbulkan kerugian. Tapi Alhamdulillah, api yang membakar lahan karet di Kasangdatar, Muaropaiti, sudah dapat dipadamkan. Sedangkan di hutan Mongan, Nagari Galugua, api terpantau masih ada dan lokasi kebakaran sulit dijangkau,” kata Irwandi, tadi malam.
Selain hutan Mongan Galugua dan kawasan Kasangdatar Muaropaiti, kemarin siang, menurut Irwandi, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi pada satu titik lainnya di Kecamatan Kapur IX. Yakni, kebakaran hutan di perbatasan Provinsi Riau dengan Nagari Muaropaiti, Sumbar.
Sementara di Kecamatan Suliki, lahan yang terbakar kemarin siang, masih berada di wilayah Limbanang, persisnya di Bukit Saut yang terkenal terkenal dalam Tambo Luak Limopuluah itu. Kebakaran di Bukit Saut ini, bukanlah yang pertama. Saat Karhutla melanda Limapuluh Kota pada Juli lalu, lahan di bukit ini, juga pernah terbakar.
Sedangkan di Kecamatan Harau, lahan yang terbakar, berada di Jorong Boncah, Nagari Batubalang dan lahan Bukit Kulin di belakang Rumah Makan Kuraya. Sementara di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, kemarin siang, ada tiga lahan yang terbakar. Yakni, kebun karet milik Ita di Jorong Kotolamo, Nagari Tanjuangbalik. Kemudian, lahan di Bukit Tanah Merah dan Bukit Jono yang juga berada di Nagari Tanjuangbalik.
Irwandi belum berani memastikan, apakah hujan yang mulai mengguyur sebagian wilayah Limapuluh Kota kemarin sore, juga sampai ke wilayah-wilayah yang terbakar. Hanya saja, dalam obrolan di Grup WhatsApp Info Bencana Luhak 50, Irwandi menyebutkan, bahwa kemarin siang titik panas (hotspot) kebakaran hutan dan lahan, terpantau pada 4 titik di Limapuluh Kota.
”Berdasarkan data yang kami terima (dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional di Agam), pada hari ini (kemarin), titik hotspot untuk Sumbar ada 19 titik. Sebanyak 4 titik di Limapuluh Kota. Terdiri dari 1 titik di Harau dengan tingkat kepercayaan 100 persen dan 3 titik di Kapur IX dengan tingkat kepercayaan masing-masing 90 persen. Dan ini, setelah kami pantau, memang benar,” ujar Irwandi.
Dalam memantau dan menangani karhutla di Limapuluh Kota yang kembali kambuh dalam sepekan terakhir ini, Dinas Pemadam Kebakaran tidak bekerja sendiri. ”Selain koordinasi dengan kecamatan dan nagari, Dinas Pemadam juga bahu-membahu dengan TNI-Polri yang juga turun ke lahan-lahan yang terbakar,” kata Irwandi. (*)
LOGIN untuk mengomentari.