in

Abrasi Pantai Pasirjambak Kian Parah

ROBOH: Pepohonan tumbang dihantam abrasi pantai di Pantai
Pasirjambak, kemarin.(MIFTAHUL KHAIRIYAH/PADEK)

Pantai Pasirjambak Kelurahan Pasia Nantigo, Kecamatan Kototangah makin tergerus dikikis abrasi. Jika tak segera ditanggulangi maka akan berdampak lebih besar. Pantauan Padang Ekspres di lokasi kemarin, banyak pohon cemara yang ditanam sebagai penahan ombak tumbang di sekitar bibir pantai.

Sebagian besar akar pohon sudah terkikis oleh ombak yang tinggi, sehingga kondisinya menjadi memprihatinkan. Salah satu pengelola pantai, Zainudin, 72, mengatakan, cuaca ekstrem semenjak 3 bulan terakhir membuat abrasi semakin parah.

“Keadaan pantai ini semakin hari semakin memburuk. Takutnya jika dibiarkan terus menerus pantai ini rusak parah, seperti sekarang sudah ada 6 pohon cemara yang roboh. Sepertinya bakal ada pohon yang roboh lagi, bisa dilihat bahwa pasir diakar pohon sudah tergerus oleh ombak,” ujarnya, Rabu (18/10).

Ia menambahkan kondisi diperburuk akibat pantai tidak memiliki batu krib sebagai pemecah ombak. Sehingga hempasan ombak menyapu pasir pantai yang membuat abrasi semakin menjadi-jadi.

“Kami di sini tidak bisa melakukan apa-apa, semua usaha yang kami lakukan sia-sia. Harapan kami semoga pemerintah dapat membuat batu krib di sini secepatnya,” ungkapnya.

Abrasi pantai juga mulai mengganggu ekonomi masyarakat di sekitaran pantai wisata tersebut. Fitri, 36, salah seorang pedagang di pinggiran Pantai Pasirjambak mengatakan semenjak cuaca buruk dan keadaan pantai seperti sekarang pengunjung pantai menjadi sepi.

“Sekarang sepi pengunjung, biasanya banyak yang main di pantai, tapi untuk saat ini sepi dan kadang juga tidak ada pengunjung yang datang. Kalau tidak ada pengunjung pemasukan juga tidak ada,” ucapnya.

Menurutnya, jika kondisi ini terus dibiarkan maka para pedagang yang mencari nafkah di tepi pantai terancam tutup. Sementara itu, Ketua RW 07 Muaroanai, Kelurahan Pasir Nantigo Darmis, 49, menyebutkan, abrasi pantai disebabkan cuaca ekstrem dan biasanya akan terjadi selama 6 bulan ke depan.

Hal ini sudah 2 kali terjadi selama 10 tahun terakhir. “Saya sudah melaporkan kondisi ini kepada pemerintah daerah, tapi belum ada respons sampai sekarang. Takutnya jika terus dibiarkan nantinya akan semakin parah,” ujarnya.

Dia mengatakan, abrasi pantai ini tidak bisa ditanggulangi oleh masyarakat sendiri, tapi butuh kepedulian dari pemerintah. “Harapan saya dan masyarakat agar Pemko Padang lebih memperhatikan keadaan pantai ini, sudah banyak kerusakan yang terjadi, takutnya nanti pantai di sini akan semakin rusak,” keluhnya.

Atika, 42, pengunjung di Pantai Pasirjambak berharap abrasi pantai ini dapat segera ditanggulangi oleh pemerintah. Sebab, sekarang jarak bibir pantai dengan daratan semakin dekat, pasir sudah tergerus sekitar 10 meter ke daratan.

“Sayang sekali kalau melihat keadaan seperti sekarang, sangat berbeda dengan keadaan 1 tahun yang lalu, dimana masih ada jarak sekitar 10 meter dan untuk sekarang sama-sama seperti yang kita lihat, sangat miris,” ungkapnya.

Ari, 31, pengunjung lainnya menilai, saat ini memang diperlukan batu krib yang berfungsi sebagai pemecah ombak,” ujarnya. (mg4/mg5/mg6)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Mahfud Jadi Wasit di Persaingan Politik: Jaga-Jaga, Erick Thohir dan Yusril Urus SKCK

Beta Gibran Sumbar Sambut Baik Putusan MK