in

Ada Jejak Harimau di Rao Selatan & Lubuksikaping, BKSDA: Masih Anak dan Remaja

Tim WRU bersama Patroli Nagari pasang kamera trap untuk mengidentifikasi Jejak harimau di perkebunan warga di Jorong Salibawan, Nagari Sundata Utara, Rabu (7/6).

Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengkonfirmasi adanya konflik dua ekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) pada dua titik kecamatan berbeda di Kabupaten Pasaman.

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ardi Andono mengungkapkan titik-titik konflik itu masing-masing berada di Jorong Koto Panjang Nagari Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan, yang dilaporkan warga setempat pada Selasa (30/5) dan di Jorong Salibawan Nagari Sundata Utara, Kecamatan Lubuksikaping, yang dilaporkan, Selasa (5/6).

Dia menjelaskan kronologi kejadian untuk konflik Harimau Sumatera di Kecamatan Rao Selatan terjadi Senin (29/5). Salah seorang warga bernama Hendra melaporkan adanya konflik satwa liar ke Call Center BKSDA Sumbar.

Informasi tersebut langsung ditindaklanjuti oleh Tim WRU Seksi KW I dibantu oleh tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Sontang menuju lokasi Selasa (30/5).

”Berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak pemerintah terdepan, pada titik konflik ini diketahui ada dua lokasi laporan temuan jejak Harimau Sumatera oleh warga Jorong Kotopanjang, ukuran 8 sentimeter sebanyak lima titik di kebun karet dekat bangunan PPS (Pusat Pengolahan Sampah) Nagari Lansekkadok di hutan lindung,” ungkapnya.

Ditambahkannya bahwa pada titik ini pihaknya memberikan edukasi tentang cara hidup berdampingan dengan hewan dijuluki Raja Rimba itu. Serta membagikan panduan agar masyarakat tetap mendukung upaya pelestarian spesies langka dan dilindungi.

Sementara titik kedua di Jorong Salibawan, pihak petugas Call Center BKSDA Sumbar mendapatkan laporan kemunculan Harimau Selasa (5/6). ”Dalam laporan tersebut diinformasikan bahwa pada hari Kamis tanggal 1 Juni 2023, warga bernama Jupri, 60, kehilangan enam ekor anjing peliharaannya dan di sekitar pondok ditemukan jejak diduga milik Harimau,” terangnya.

Bahkan, Sabtu berikutnya saat dia ke ladang, satu ekor anjing yang tersisa tidak ditemukan lagi dalam kandang dan di sekitar kandang ditemukan jejak Harimau.

Berdasarkan hasil pengecekan lapangan, ditemukan jejak Harimau Sumatera dengan ukuran 10 sentimeter dan 8 sentimeter di kebun sayur milik Jufri, tepatnya didekat pondok ladang daerah Padangdata, Jorong Salibawan, Nagari Sundata Utara. Lokasi penemuan jejak tersebut berada di hutan lindung berdekatan dengan SM Malampah Alahanpanjang kurang lebih 11 kilometer jika ditarik garis lurus.

Selanjutnya, tim melakukan pemasangan dua kamera trap dan melakukan penghalauan bersama-sama warga di malam hari dan dini hari. Berdasarkan hasil pengecekan kamera pada tanggal 6 Juni 2023 pukul 19.30 WIB belum mendapatkan hasil dan tim melanjutkan pemasangan kamera trap dan penggiringan hingga dua hari ke depan.

”Dari hasil analisa tapak bahwa kedua harimau yang berada di kedua nagari tersebut masih anak hingga remaja yang kemungkinan belajar berburu. Dengan demikian kondisi ini hanya bersifat sementara dan dapat diantisipasi,“ jelasnya, kemarin.

Sementara itu, Wali Nagari Sundata Utara, Nofriyan meminta warganya untuk tetap meningkatkan kewaspadaan guna menghindari adanya konflik dengan harimau. ”Jangan beraktivitas ke ladang di malam hari, usahakan tidak berada sendiri saat di ladang dan dilarang keras memasang perangkap apapun karena dapat mengenai hewan dilindungi,” tutupnya. (a)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Target Retribusi Pajak Air Tanah di Kota Padang Naik jadi Rp5 Miliar

PPDB Online SMAN, SMKN dan SLBN di Provinsi Sumatera Barat Dimulai