in

Ada nuansa Banjar di film “Koboy Kampus”

Banjarmasin (ANTARA) – Film “Koboy Kampus” yang diputar perdana di bioskop hari ini telah berhasil menarik penggemar film nasional, seperti yang terlihat di Studio XXI Banjarmasin, di mana penonton nampak antusias untuk bisa menyaksikan film karya sutradara Pidi Baiq dan Tubagus Deddy ini.

Menariknya, ada nuansa Banjar (Kalimantan Selatan) di film “Koboy Kampus”. Di beberapa adegannya, nampak Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor ikut berperan ketika mengambil lokasi syuting di Pasar Terapung Lok Baintan, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.

Baca juga: Jadi Pidi Baiq di “Koboy Kampus”, begini kesan Jason Ranti

Baca juga: Jason Ranti dan Bisma Karisma “dipaksa” Pidi Baiq main “Koboy Kampus”

Tak hanya sang gubernur dan lokasi syuting, kain sasirangan khas Banjar juga mewarnai film ini ketika penari mengenakannya sebagai slayer.

“Alhamdulilah kita bisa mengenalkan sedikit sesuatu yang jadi ciri khas Banjar di film nasional berkualitas ini,” terang Budi Ismanto selaku Produser “Koboy Kampus” di Banjarmasin, Sabtu.

 

David John Schaap diserbu penggemar

saat berada di Studio XXI Banjarmasin. (Antara/Firman)

Kemunculan rasa budaya Banjar di beberapa scene atau adegan tersebut tidak terlepas dari keterlibatan Enam Sembilan Production dengan Produser Eksekutif Mardani H Maming (MHM), mantan Bupati Tanah Bumbu yang kini jadi kandidat Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) periode 2019-2022.

Budi berharap, ke depannya lebih banyak lagi pengusaha di Bumi Lambung Mangkurat yang melirik industri perfilman.

“Karena banyak potensi yang bisa digali melalui sebuah film. Selain talenta lokal untuk jadi pemerannya, kita juga bisa mengenalkan objek wisata Kalsel agar lebih dikenal luas masyarakat nusantara dari film nasional yang sukses di pasaran,” tuturnya.

Bahkan sebagai wujud komitmen mendukung majunya film nasional, Enam Sembilan Production bakal menggarap seri film “Dilan” selanjutnya yang dimulai September 2019 mendatang. Karena kelanjutan cerita “Dilan dan Milea” selaku pemeran utama yang sukses disutradarai Pidi Baiq, benar-benar ditunggu.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel Yusuf Effendi yang turut hadir menyaksikan pemutaran film “Koboy Kampus” mengajak masyarakat untuk beramai-ramai bisa menontonnya.

“Ini film sangat bagus dan banyak pesan positif yang disampaikan untuk generasi muda sekarang. Apalagi dikemas dengan bahasa yang ringan dan penuh candaan khas tahun 1990-an, tentu layak kami rekomendasikan untuk ditonton,” kata Yusuf.

 

Bisma Karisma cs saat ditemui wartawan usai pemutaran film “Koboy Kampus”. (Antara/Firman)

Di sisi lain, kemunculan sejumlah pemeran utama film ini di Studio XXI Banjarmasin seperti Bisma Karisma, David John Schaap, Putri Intan Kasela, dan Ahmad Walid jadi magnet penggemar untuk berebut berfoto.

Penonton pun terpuaskan diberi kesempatan berfoto bersama artis idola di dalam studio setelah pemutaran film berakhir.

“Terima kasih kepada penonton di Banjarmasin yang sudah datang. Ini film recomended banget karena diangkat dari kisah nyata Pidi Baiq pada masa kuliahnya di Fakultas Seni Rupa ITB,” kata aktor yang berperan sebagai Deni ini.

Hal senada disampaikan David John Schaap yang memerankan karakter Erwin.

“Kisah-kisah persahabatan anak muda di era 90-an yang hidup susah dan senang bersama-sama, jadi jalan cerita yang sangat menarik. Apalagi dibumbui siratan politik di masa Orde Baru. Jadi tunggu apa lagi, buruan datang ke bioskop untuk menikmati kisahnya,” ucapnya.

Nampak pula bersama kehadiran para pemeran film “Koboy Kampus” di Banjarmasin, yakni Rois Sunandar H Maming dari Enam Sembilan Production yang juga bertindak sebagai Produser Eksekutif.

Baca juga: Bisma akui dekat dengan Pidi Baiq sebelum “Koboy Kampus”

Baca juga: “Koboy Kampus” habiskan durasi riset enam tahun

 

Pewarta: Firman
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2019


What do you think?

Written by Julliana Elora

3 Bulan di Penjara, Berikut 5 Fakta Tentang Kriss Hatta Selama Mendekam

Gelar karya tari koreografer muda