in

Alex Noerdin ‘The No Fire Governor’

Singapura Dukung KEK TAA

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin berbicara dengan Menteri Lingkungan dan Sumber Air Singapura Mr Masagos Zulkifli terkait kerja sama penanganan kebakaran hutan dan lahan restorasi.

Singapura, BP

Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin mendapatkan julukan baru yaitu ‘The No Fire Governor’. Julukan ini dilontarkan audiens saat H Alex Noerdin menjadi keynote speaker pada The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resouces di The St Regis, Singapura, Kamis (6/4).

Alex Noerdin merupakan satu-satunya gubernur dari Indonesia yang diundang untuk hadir dalam pertemuan itu.

Julukan baru ini bukan tidak beralasan. Alex Noedin dinilai dapat mengajak mitra swasta, lembaga sosial masyarakat (LSM) yang bersama pemerintah mengatasi kebakaran hutan dan lahan.

Tampilnya Gubernur  Sumsel Alex Noerdin sebagai pembicara dalam The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources, akan dilanjutkan dengan kunjungan tim dari Singapura pada Agustus mendatang ke Sumsel.

Sebelumnya pada 11 April Gubernur Sumsel diminta menjadi keynote speaker dalam acara yang digelar berkerja sama dengan JICA, KLHK, dan BRG di Universitas Tokyo Jepang. Tetapi kali ini dengan isu ‘Bagaimana Menyiasati Peluang Bisnis di Lahan Gambut yang Berkearifan Lokal’.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan langsung dalam The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources. Selanjutnya, para audiens dari The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources memuji keberanian Gubernur Alex Noerdin yang mengajak mitra internasional untuk dapat bersama berdiskusi di Palembang pada The 1st Asia Bonn Challenge high Level Roundtable Meeting pada 9-10 mei mendatang di Sumatera Selatan.

The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources dibuka langsung oleh Prof Simon tay selaku chairman Singapore Institute of International Affairs. Dalam kesempatan ini Gubernur H Alex noerdin menjelaskan terkait penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan khususnya. Menurut Gubernur bagaimana melibatkan pemangku kepentingan yang ada untuk bersama merestorasi lahan. Tercatat 2.700 lembaga independen menjangkau sekitar 5.500ha lahan yang ada di Sumsel. Ini merupakan organisasi independen terbesar di dunia yang keseluruhannya memiliki sertifikat dari RSPO (The Roundtable on Suistainable Palm Oil).

Sejak Juni 2016 Indonesia Peatland Organiszation Agency (BRG) telah berkerja sama dengan NGO dan komunitas lokal menjalankan restorasi lahan di Sumsel.

Sementara itu dalam pembicaraan bilateral antara Gubernur dan Mr Masagos Zulkifli selaku Menteri Lingkungan dan Sumber Air Singapura, Masagos mengatakan Singapura siap bekerja sama terkait penanganan kebakaran hutan dan lahan restorasi. Tidak hanya itu pihak Singapura mendukung KEK Tanjung Api – Api karena di Singapura tidak memiliki lahan lagi.

Tidak hanya itu, Menteri yang ternyata keturunan Palembang ini sangat mengapresisasi upaya Gubernur Sumsel dalam penanganan karhutla. Untuk itu pihaknya memberikan bantuan dan dukungan terhadap upaya penanganan karhutla dan pelestarian hutan di Sumatera Selatan pada khususnya.#adv

What do you think?

Written by virgo

6 Fakta Doyan Nonton Film Bokep Bikin Rumah Tangga Berantakan

Polri: sidang Ahok diminta ditunda karena pertimbangan keamanan