Djakarta, 13 Desember 1960 (Antara) – “Antara” setjara konsekwen mendjadi alat revolusi jang melawan pendjadjahan dan setjara konsekwen memberi pimpinan dalam revolusi di bidang mental.
Itulah sebabnja mengapa kita sedjak sebelum perang hanja mengakui “Antara” sebagai satu-satunja kantor berita nasional. Kita tidak sadja memberi hak hidup kepada Antara, tetapi djuga terus menghidupkan “Antara” seperti kita menghidupkan revolusi.
“Antara” dan revolusi adalah dua hal jang tak bisa dipisah-pisahkan bahkan saling membutuhkan, berbeda dengan kantor berita anti kolonial jang mesti mati karena revolusi. Maka itu bitjara tentang meneruskan revolusi tidak bisa tanpa bitjara tentang meneruskan kantor berita Nasional “Antara”.
Pernjataan di atas adalah sambutan harian “Bintang Timur”, berkenaan dengan ulang tahun kantor berita Nasional “Antara” jang ke-23 pada tanggal 13 Desember 1960 ini.
Sambutan Bintang Timur jang ditulis dalam disebabkan karena kebutuhan perdjuangan dan revolusi. “Antara” mendjadi alat koordinasi dari segala alat pers nasional. “Antara” mengkoordinasi segala aktivitet perdjuangan pers, mendjadi sumber agitasi dan propaganda bagi segala aktivitet perdjuangan kemerdekaan dan anti-kolonialisme. Demikian antara lain Bintang Timur.
Harian “Duta Masjarakat” jang djuga memberikan sambutannja dalam induk karangan, menjatakan bahwa bagi “orang-orang koran” dan mereka jang mempunjai hubungan erat dengannja, misalnja orang-orang partai dan lebih lagi para djuru penerang.
Berusia 23 tahun samalah artinja dengan penemuan hasil karja jang selajaknja harus disjukuri dan dibanggakan. Apa lagi djikalau selama itu baik kerangka, organisasi dan penjelanggaraanja bisa dikatakan tetap dalam keadaan semua atau biar bagaimana bisa dikatakan tetap berada dalam tangan jang itu-itu djuga, sungguh dalam suasana seperti sekarang, tidaklah berlebihan djikalau ini digolongkan suatu prestasi jang besar.
Mengenang perdjalanan jang hampir seperempat abad lamanja, jang hampir separoh dari padanja dilalui dalam masa-masa jang amat sulit, jaitu dalam masa pendjadjahan, tidak sedikit memberikan peladjaran kepada generasi sekarang apa artinja penderitaan, ketabahan, pengorbanan, ketjintaan kepada tugas kewadjiban dan jang lebih penting lagi apa arti kesungguhan jang serus.
Ja, lebih lagi djikalau diingat bahwa modal pertamanja, sebagaimana halnja setiap perintis dan pedjuang kemerdekaan, hanjalah tjita-tjita luhur dan kepertjajaan kepada diri sendiri. Jang selamanja membentang dihadapannja 1001 matjam kekurangan dan kesulitan.
Hal-hal inilah penting sekali untuk diingat, direnungkan dan diambil tjjontoh dan tauladan, berhubung dengan seringnja tampak gedjala-gedjala kurang atau bahkan tiadanja sjarat-sjarat di atas dalam tubuh orang-orang jang sedang menjelenggarakan sebuah usaha, sehingga kalaupun kelengkapan materiil telah tersedia, tidak djarang usahanja mengalami kebangkrutan.
Atau gedjala-gedjala lain, bahwa sedikit sekali orang bersedia membanting-tulang dan hanja mau bekerdja bilamana segalanja telah tersedia, hal mana akan memandjakan manusia-manusia type “pedjuang-sewaan” jang ketjuali tidak mungkin bisa menumbuhkan tukang-tukang pembontjeng jang merusak. Harian ini turut menjampaikan selamat kepada kantor berita “Antara”. Demikian Duta Masjarakat.
Pernjataan-pernjataan selamat mengalir
Pernjataan-pernjataan selamat dari berbagai pihak kepada Antara berkenaan dengan ulang-tahunnja jang ke-23 mengalir terus sampai hari ini, di antara berwjudjut karangan bunga, jaitu dari Wakil Ketua DPA, Roeslan Abdulgani, Gubernur Daerah Djakarta Raya Brig.Djen Dr Sumarno, dari “Suluh Indonesia”, “Pikiran Rakjat”, United Press International, Djakarta, Kedutaan Bulgaria, Kedutaan Tjekoslowakia, Konsulat Djenderal Republik Demokrasi Djerman, djuga dari toko Bunga Bella Flora dan lain-lain.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2016