Bandung, 9 Juli 1963 (Antara) – Banjak petani antaranja di daerah kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, sekarang mentjari orang-orang pendjual kutjing, bahkan ada jang berani membajar Rp 200 untuk seekor kutjing.
Perlu dikabarkan bahwa kini di Djawa Barat belum ada pasar kutjing sehingga sukar sekali bagi orang jang hendak membeli kutjing.
Para petani tersebut mentjari kutjing untuk mendjaga dinding rumah, beras, padi dan djuga perabot rumah tangga jang kerapkali dirusak oleh tikus.
Menurut keterangan, karena musim kemarau jang amat kering sekarang ini dan tiada tanaman padi, djuga karena tikus-tikus di sawah sering diburu, maka kini rumah-rumahlah mendjadi sasaran tempat tikus bersarang dan merusak.
Dengan beralihnja tempat operasi gerombolan tikus dari sawah ke rumah, maka para petani itu meminta perhatian jang berwadjib agar selain diusahakan pemberantasan tikus di sawah-sawah, djuga ada gerakan pemberantasan tikus dalam rumah-rumah.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2017