ACEHTREND.CO, Banda Aceh- Menyikapi mandegnya pembahasan Anggaran APBA 2018, pengamat politk dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada, menduga hal ini akibat rendahnya komitmen para elite Aceh terhadap kepentingan rakyat.
“Pihak eksekutif maupun legislatif terkesan mengedepankan egonya masing-masing, bukan mengutamakan kepentingan rakyat,” katanya.
Menurut Aryos, pembahasan APBA yang terkesan tarik-ulur dan tidak gegas itu merupakan fenomena klasik. Saban tahun APBA telat disahkan akibat tolak-tarik kepentingan antara eksekutif dan legislatif di DPRA itu.
“Kepentingan kelompok seakan di atas segala-segalanya, sedangkan kepentingan rakyat menjadi urusan ke sekian,” sebut Peneliti Jaringan Survei Inisiatif itu.
Ujung-ujungnya, Aryos menengarai, roda perekonomian tersendat dan rakyat kembali menggantang asa. Hampir seutuhnya tergantung dari uang APBA perekonomian di Aceh.
Menurut alumni UGM Yogyakarta itu, masalah klasik ini bisa diatasi melalui komunikasi politik yang elegan dua nahkoda Aceh yang baru, Irwandi-Nova. Rakyat menggantung harapan amat besar di atas pundak keduanya.
Apabila komunikasi politik Irwandi-Nova tak mampu mengurai aneka kepentingan seputar APBA 2018, Program Aceh Hebat akan menjadi impian belaka. Ia indah terdengar namun pait terasa, pungkas dosen FISIP Unsyiah Aryos Nivada. []