in

Balfrian Diope Caesarrio, Sang Peraih Dua Emas Dari SLB Aisyah Sijunjung!

Kondisi fisik dan mental seyogyanya bukanlah jadi penghalang bagi seseorang untuk mengukir prestasi. Buktinya, seorang siswa berkebutuhan khusus Sekolah Luar Biasa (SLB) Aisyah Sijunjung sukses jadi sang juara, lomba lari, tingkat provinsi (Sumatera Barat).

Adalah Balfrian Diope Caesarrio, 20. Siswa tuna grahita kelas XI SLB Aisyah ini, sukses menyabet dua medali emas pada ajang Kejuaraan Peparpeda (Pekan Paralympic Pelajar Daerah) Tingkat Sumatera Barat (Sumbar) pada akhir tahun 2021 lalu, Bertempat di Kota Padang.

Sukses tersebut selanjutnya turut mendapat apresiasi dari Bupati Sijunjung, Beny Dwifa, hingga segenap siswa SLB diminta dapat saling berpacu mengejar prestasi. Keterbataaan fisik dan mental bukanlah jadi penghalang untuk terus berkarya, menjadi yang terbaik.

Balfrian Diope Caesarrio yang akrab disapa Dio membuktikan bahwa kemampuan mental di bawah rata-rata tak serta-merta menghalanginya untuk meraih prestasi. Bahkan diperhitungkan menjadi atlet Peparnas (Pekan Paralympic Nasional) utusan Sumbar di Papua pada November 2021 lalu.

Siswa penyandang tuna grahita anak pertama dari pasangan Nuyung Ali dan Afriyanti ini mampu mengukir prestasi tentu bukanlah perkara mudah. Melainkan untuk menuju lompatan besar tersebut harus melewati sebuah perjuangan yang sungguh-sungguh, plus pendampingan secara ekstra oleh guru di sekolahnya.

Hingga akhirnya Balfrian Diope Caesarrio keluar sebagai peraih emas pada Pekan Paralympic Nasional. Kemudian menjadi utusan Sumbar ke tingkat Nasional, di Papua. “Saya bangga bisa mempersembahkan medali emas bagi sekolah, daerah, serta keluarga,” ujarnya sambil tersenyum kecil.

Kepala SLB Aisyah Sijunjung, Yulidarti menyebutkan, awalnya Dio enggan untuk ikut lomba lari lantaran Ia merasa malu dengan kondisinya. Namun setelah diberikan bimbingan, motivasi, Dio pun menyatakan bersedia, dan mulai bersemangat.

Sejak itu Dio terlihat rajin berlatih, dan latihan diikutinya secara teratur, terjadwal, bersama guru pembimbingnya, Hendra Fery. Bahkan saat latihan, semangatnya tekadang tampak cukup menggebu-gebu.

“Kami senatiasa melihat bakat dari para siswa, dan ternyata Dio terlihat memiliki bakat di bidang olahraga, yakni lomba lari. Secara terjadwal mulailah dilaksanakan proses latihan, kemudian dari waktu ke waktu skilnya terus meningkat,” ujar Kepsek, Yulidarti, Sabtu (18/6).

Karena dirasa sudah cukup mampu ikut kompetisi, pihak sekolah memberangkatkan Dio ke ajang Pekan Paralimpic di Kota Padang. Iven tersebut setara dengan Popda, namun ini hanya diikuti oleh para penyandang cacad dan tuna grahita.

Alhasil, Balfrian Diope Caesarrio sukses membawa pulang dua mendali emas dalam ajang Pekan Paralympic Pelajar Daerah Tingkat Provinsi Sumatera Barat. Kemudian menjadi utusan Sumbar ke Papua.

“Kami merasa senang atas raihan prestasi tersebut. Ini sekaligus membuktikan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus tidak bisa dipandang sebelah mata, karena mereka sesungguhmya juga punya mampu menorehkan prestasi yang gemilang,” tegas Yuldarti.

Sebelumnya, Balfrian Diope Caesarrio juga tercatat mendapatkan satu medali perak  pada kompetisi Virtual Olahraga dan Seni Budaya SOIna 2020 kategori tunggal level 5 Open Gender Cabor Fit 5. (atn)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kisah Guru SD di Kecamatan Tigo Lurah, Keterbatasan Bukan Jadi Batasan!

Jelang Hari Bhayangkara Ke 76, Bripka Puguh Launching Kerajinan Tangan Tas Dan Kerudung Ecoprint Hasil Karya Anak Anak Difabel