PADEK.CO-Banjir bandang di India karena meluapnya sungai Yamuna sejak beberapa waktu lalu kini tercatat telah menewaskan sebanyak lebih dari 100 orang. Adapun naiknya debit sungai Yamuna, disebabkan oleh curah hujan yang tinggi belakangan ini.
Dilansir dari The Independent, Jumat (14/7), banjir yang sebelumnya merendam Ibu Kota India, New Delhi, kini kian meluas ke sejumlah wilayah lain di sekitarnya, seperti Rajasthan Barat, Jammu, Kashmir Utara, Himachal Pradesh dan Uttakhand.
Di Jammu dan Khasmir, banjir telah membuat beberapa desa hanyut hingga menutup jalan raya utama dan memblokir jalan perbatasan Indo-Tibet. Bahkan, juga membuat saluran komunikasi menjadi terputus.
Tak hanya itu, banjir yang terjadi di Khasmir utara pun merambah ke negara tetangga, Pakistan, yang juga bernasib sama. Telah ada 86 korban meninggal sejak 25 Juni lalu.
Selain banjir, bencana tanah longsor juga terjadi di negara bagian pegunungan Himachal Pradesh dan Uttakhand. Tanah longsor tersebut memicu terjadinya banjir dan kembali memakan korban jiwa.
Longsoran tanah yang terjadi di Uttakhand, disertai dengan batu-batu besar yang telah menewaskan setidaknya empat orang dan tujuh orang luka-luka. Sementara di Himachal Pradesh, korban tewas tercatat sebanyak 20 orang.
Kepala Menteri Negara Bagian, Sukhvinder Sukhu, mengatakan bahwa banjir di India kali ini adalah yang paling hebat sejak lebih dari 50 tahun belakangan.
“Musim hujan tahun ini telah menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli, yang memperingatkan bahwa krisis iklim memainkan peran penting dalam intensifikasi cuaca ekstrem tersebut,” katanya.
Dijelaskan, curah hujan tinggi telah dimulai sejak awal Juni lalu. Departemen Meteorologi India mengungkapkan, bahwa curah hujan di negara itu mengalami peningkatan bahkan lebih dari 100 persen, sehingga membuat debit air sungai Yamuna setinggo 205 meter di atas permukaan laut.
Menurut Mahesh Palawat, Wakil Presiden Meteorologi dan Perubahan Iklim, curah hujan yang tinggi ini disebabkan oleh penyelarasan tiga sistem cuaca, yakni gangguan barat di Himalaya Barat, sirkulasi siklon di dataran barat laut, dan sumbu palung monsun yang melintasi Dataran Indo-Gangga.
Tak cuma India dan Pakistan, Tiongkok dan Jepang juga melaporkan kondisi cuaca yang ekstrem.(jpg)