in

Basis Pelayanan Harus Lebih Efektif dan Efisien

Dirjen Otda Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono tentang Evaluasi Pelaksanaan Otonomi Daerah

Sejak keran otonomi daerah dibuka pasca-era reformasi, peran daerah kian signifikan. Pembangunan tak lagi sentralistik. Desentralisasi jadi langgam bergeraknya roda pembangunan. Otonomi daerah pun jadi spirit pemerataan.

Pada 24 April, peringatan hari Otonomi Daerah akan kembali digelar. Kali ini, peringatan hari otonomi akan dipusatkan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Untuk mengupas itu lebih jauh, Koran Jakarta mewawancarai Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Soni Sumarsono. Berikut petikannya.

Hari otonomi daerah kali ini mengangkat tema e-government. Apa pertimbangannya?

Hari ini kita sengaja untuk angkat tema Dengan Semangat Otda Kita Tingkatkan Kinerja Pelayanan Publik melalui E-Government. Konteks penjelasan yang lebih detail mengenai e-government itu menjadi fokus kita. Pelayanan publik itu bisa dilakukan berbagai cara. Manual juga bisa, pakai e-government juga bisa.

Era sekarang ini, makanya tidak ada negara di dunia ini yang tidak tersentuh kemajuan teknologi informasi yang namanya IT.

Internet IT dan lain-lain. Karena itulah agar kita mengantisipasi perkembangan global maka penggunaan IT kita anjurkan kepada seluruh daerah, tidak hanya dalam dunia bisnis, tapi juga dalam dunia government, dunia pemerintahan.

Pemerintah yang menggunakan basis yang tata kelolanya menggunakan IT itulah bagian daripada yang kita sebut e-government. Kalau tata kelolanya ya good governance.

Jadi, itu tata kelola pemerintahan yang baik, salah satunya adalah menggunakan e-government. Basis pemerintah kita menggunakan IT.

Apa tujuan dari e-government?

Bahwa seluruh basis pelayanan publik kita harapkan bisa lebih baik, efektif, dan efisien. Efisien kenapa? Karena semua bisa dilakukan secara real time, lebih cepat, lebih akurat, dan sebagainya. Walaupun dibutuhkan dukungan infrastruktur yang kuat, termasuk SDM.

Di sisi lain, apa harapan lainnya dari peringatan HUT?

HUT ke-21 di Sidoarjo ini untuk mengukuhkan sebenarnya, menegaskan bahwa kini kita harus berubah lebih baik.

Kita kini harus berubah. Tidak bisa lagi kita bertahan dengan pola-pola yang tradisional. Kita kenal lesspaper, TU enggak perlu bawa dokumen ke sana sini, kalau perlu sudah digital. Kini harus berubah. E-government dalam tata kelola pemerintah kini harus berubah. Ini sebenarnya penegasan mengapa kita ini.

Kedua, forum HUT itu pengakuan dan pemberian penghargaan kepada sejumlah daerah yang mendapatkan kinerja baik, tiga kali ya, sehingga dapat Purnakarya Nugraha, Parasamya Karyanugraha. Jatim sudahkeenam.

Untuk pengakuan agar mereka semakin bersemangat untuk mengembangkan berbasis e-government. Kedua, penghargaan kepada mereka yang bekerja baik. Intinya mendorong semangat buat mereka biar lebih baik lagi, lebih maju lagi.

Ketiga, sebenarnya ada sisi lain, khusus untuk lokasi untuk di Jatim untuk lebih mendorong kembali daerah-daerah otonom untuk melakukan inovasi daerah.

Makanya kami terbitkan buku inovasi daerah. Bagi daerah yang dijadikan lokasi, beri semangat oh setiap daerah bisa kembangkan inovasi daerahnya. Jatim termasuk daerah yang bisa kembangkan inovasi di bidang UKM.

Selain pemberian penghargaan, apa lagi kegiatan dari HUT Otda?

Karena itu, di samping pemberian penghargaan, juga ada rencana kunjungan ke beberapa lokasi untuk melihat kehebatan inovasi dari Jatim. Semua pemeroleh Parasamya Karya Nugraha, jumlahnya ada enam, kemudian 36 daerah nominasi, Jatim, Jabar, Kaltim. Lainnya nominasi, termasuk DKI Jakarta, Lamongan, Sidoarjo, Surabaya, Bantul, Samarinda.

Di samping itu, kita juga berikan apresiasi kinerja tematik, tergantung temanya. Tematik itu macam-macam, temanya satu tadi penataan daerah, kemudian pilkada, kemudian produk hukum, kelembagaan dan penataan, smart city. Jadi, temanya tergantung.

Jadi kalau penataan kelembagaan daerah, OPD, itu bisa menetapkan sesuai rambu-rambu lakukan penataan secara baik.

Soal smart city?

Fungsi-fungsi inilah yang jadi parameter untuk peroleh penghargaan tematik. Misalnya untuk tata kelola cerdas berbasis TI yang memperoleh itu DKI, kemudian Surabaya, Makassar, Bandung. Jadi, smart city itu kita berikan penghargaan sistem perkotaannya.

Kita baru fokus e-government di tingkat kota, kabupaten belum. Apresiasi kinerja tematik.

Misal pilkada, kalau pilkada lancar, support badget ada, partisipasi masyarakat tinggi, aman, tidak ada keributan, tepat waktu pengusulan, dan lain-lain. agus supriyatna/AR-3

What do you think?

Written by virgo

Jernih Melihat Kasus BLBI

9 Foto Percakapan “Orang Gaptek” Ini Dijamin Bikin Ngakak, Sampai Ada Yang Fotokopi HP!