Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bukittinggi mencatat komoditas beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi di wilayah tersebut untuk periode September 2023. Beras menyumbang andil inflasi sebesar 0,23 persen.
“Bukittinggi mengalami inflasi month to month (m-to-m) pada September 2023 sebesar 0,66 persen. Beras menjadi komoditas penyumbang utama andil inflasi sebesar 0,23 persen,” kata Kepala BPS Bukittinggi, Abdi Gunawan, Kamis (5/10).
Sedangkan inflasi years on years (y-on-y) Bukittinggi lanjutnya, berada di angka 2,10 persen. Untuk inflasi y-on-y ini beras memiliki andil sebesar 0,38 persen.
Setelah beras secara berurutan penyumbang inflasi m-to-m di kota wisata itu bersumber dari biaya pendidikan, bensin, cabai merah dan daging ayam ras.
“Kenaikan harga beras disebabkan karena efek El Nino, jadi ini terjadi di seluruh indonesia bukan hanya di Kota Bukittinggi. Perubahan cuaca menyebabkan produksi menurun dan harganya meningkat,” ungkapnya.
Namun begitu imbuh Abdi, secara keseluruhan inflasi yang terjadi di Kota Bukittinggi masih berada dalam taraf normal dan jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu.
“Untuk inflasi tahunan angka ini jauh lebih baik dari tahun lalu. Pada 2022, inflasi tahunan kita mencapai 7,76 persen. Jika kita bandingkan dengan Januari hingga September atau years to date angka inflasi kita berada di 1,73 persen, dengan sisa bulan Oktober hingga Desember tentunya kecil kemungkinan akan sampai di angka 7,76 persen seperti tahun lalu,” pungkasnya. (r)