in

Beri Suara di Chappaqua, Clinton Percaya Diri

New Hampshire Mulai Berhitung, Trump Sedikit Unggul 

Setelah hampir empat bulan berkeliling Amerika Serikat (AS) untuk memenangkan dukungan rakyat, Hillary Clinton dan Donald Trump tiba di ujung pencapresan mereka. Usai sudah masa-masa berdiri di podium dan menyampaikan visi-misi dengan bantuan pengeras suara. 

Kemarin WIB (8/11) yang ada hanya suara pena menghitamkan pilihan di kertas suara (balot). Tanpa panggung. Tanpa spanduk. Dengan pengawalan ketat, Clinton tiba di Douglas Grafflin Elementary School, Kota Chappaqua, Westchester County, Negara Bagian New York.

Memakai setelan jas dan celana panjang krem, perempuan 69 tahun itu terlihat semringah. Suaminya, Bill, tampak mengiringi langkah sang calon presiden (capres) perempuan pertama Negeri Paman Sam tersebut. Sesekali, pasangan mantan penghuni Gedung Putih itu.

“Saya sangat senang. Sungguh-sungguh senang,” kata Clinton setelah memberikan suaranya di bilik suara.

Sebelum meninggalkan tempat pemungutan suara (TPS) yang tidak jauh dari kediamannya itu, mantan menteri luar negeri tersebut menyapa para pendukungnya. Kemarin sekitar 150 pendukung setia Clinton sengaja berkumpul di halaman TPS untuk bertemu langsung dengan sang idola. 

Di hadapan para pendukungnya itu, Clinton mengakui bahwa menggunakan hak suara untuk memilih diri sendiri adalah pengalaman baru.

“Saya sadar sepenuhnya bahwa pilihan saya hari ini akan membuahkan tanggung jawab yang luar biasa. Saya juga tahu ada begitu banyak orang yang masa depannya sangat bergantung pada hasil pemungutan suara kali ini,” paparnya. 

Sambil menyalami para pendukungnya, Clinton berjalan ke tengah kerumunan. Dia lantas berbicara tentang pilpres. “Saya akan melakukan yang terbaik bagi negeri ini jika saya cukup beruntung untuk menjadi pemenang,” ungkapnya.

Sesuai rencana, Clinton mengadakan pertemuan terakhir dengan tim suksesnya di Javits Convention Center Selasa malam waktu setempat. Saat itu, hasil penghitungan awal sudah bisa diketahui.  

Clinton memang masih lebih diunggulkan ketimbang rivalnya, Donald Trump. Sampai malam terakhir sebelum 8 November, hasil jajak pendapat masih berpihak pada ibunda Chelsea tersebut.

Itu disebabkan pada detik-detik terakhir rangkaian kampanyenya, Clinton dinyatakan tidak bersalah oleh FBI. Keputusan tersebut sukses mengembalikan kepercayaan publik terhadapnya. 

Kemarin, Clinton menang di Dixville Notch dengan selisih dua suara lebih banyak daripada Trump. Selama ini penduduk kota kecil di Coos County, Negara Bagian New Hampshire, tersebut memang selalu menjadi yang pertama menggunakan hak suara mereka.

Oleh karena itu, hasil penghitungan suaranya paling cepat diketahui. Dari total delapan pemilih yang ada di sana, empat di antaranya mendukung Clinton. 

Tapi, secara keseluruhan, Trump lebih unggul di New Hampshire. Berdasar hasil penghitungan suara yang sudah masuk dari tiga kawasan, termasuk Dixville Notch, taipan 70 tahun itu menang 32-25 atas Clinton.

Hasil tersebut memang sesuai prediksi sebelumnya. New Hampshire merupakan salah satu negara bagian yang memang cenderung berpihak pada Trump.  

Sebelum memberikan suara mereka, dua capres menutup rangkaian kampanye masing-masing dengan ajakan untuk hadir ke TPS. Demokrat sengaja menghadirkan banyak bintang di atas panggung.

Juga, juru kampanye-juru kampanye andal. Kemarin Clinton menghadirkan Presiden Barack Obama dan istrinya, Michelle. “Amerika, sekali lagi saya bertaruh untukmu,” imbau Obama.

Dalam kampanye terakhir di Kota Philadelphia, Negara Bagian Pennsylvania, Clinton sempat minta maaf di hadapan sekitar 20.000 pendukung Demokrat atas drama yang muncul di sela pencapresannya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Tiga Negara Siap Tampung Penduduk AS Pindah Kewarganegaraan

PES Bisa Pulihkan Hutan