Urusan pendidikan bukan urusan sepele, tapi adalah sesuatu hal yang penting. Dan sektor ini sudah menjadi barang pasti menjadi kebutuhan setiap orang.
Apalagi, ini juga merupakan salah satu indikator dalam penentuan maju tidak suatu bangsa. Untuk itu, tanggung jawab pendidikan harus dipikul bersama antara orangtua, pemerintah dan masyarakat.
Pada kesempatan ini saya akan memfokuskan pembahasan ini terkait peran masyarakat dalam memajukan dunia pendidikan khususnya peran alumni. Berbagai cerita dan kisah sedih muncul akibat loss learning yang terjadi ketika virus korona melanda.
Situasi saat itu “memaksa” semua orang mengurangi aktifitas di luar rumah. Kantor kantor, mall, dan sekolah di tutup. Guru diminta mengajar dari rumah, siswa belajar dari rumah secara daring.
Meski sekolah masih menfasilitasi kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan pemberian tugas dan materi pemberlajaran secara manual, namun sebagian besar siswa menggunakan media elektronik seperti handphone, tab dan laptop dalam belajar.
Hal ini sangat membuka kemungkinan untuk terjadinya interaksi langsung antara siswa dan guru sehingga proses pembelajaran bisa terpantau dengan baik. Tanpa disadari aktivitas belajar jarak jauh memberi pengaruh yang luar biasa terhadap akhlak dan karakter siswa.
Setelah pembelajaran tatap muka dilaksanakan kembali di sekolah terlihat jelas gejala karakter siswa yang kurang wajar seperti banyak siswa yang menyendiri, tidak bertegur sapa sesama teman, kurang sopan dalam bersikap dan bertutur kata, bahkan kurang besemangat dan malas dalam belajar.
Terkait dengan disiplin juga ditemukan peserta didk yang terlambat sekolah karena sudah kebiasaan bangun kesiangan. Gejala semacam ini menjadikan kami berfikir ekstra untuk mencari solusi.
Akhirnya kami menemukan jawaban dengan menghubungi para alumni dengan harapan mereka mampu membangkitkan kembali semangat dan motovasi belajar siswa, menjadi role mode dalam mengejar harapan dan cita-cita.
Untuk itu, kami mulai menjajaki dan mencari informasi keberadaan alumni serta menghubungi mereka yang pernah belajar di SMPN 2 Payakumbuh yang dulunya dikenal dengan SMPN 3 Kaniangbukik.
Mereka sekarang tersebar di kampus-kampus, di gedung DPR, di lembaga lembaga milik pemerintah dan perusahaan swasta, menjadi tenaga medis, polisi dan tentara bahkan banyak yang menjadi ekonom, pengusaha dan “pembesar” di lembaga lembaga keuangan.
Dari hasil penelusuran alumni, saya berhasil menjalin komunikasi intensif terkait pemberdayaan alumni dalam pengembangan sekolah, pembinaan karakter peserta didik serta peningkatan kompetensi guru.
Bersama pengurus alumni pihak sekolah mulai merancang program dan kegiatan yang akan dilakukan. Maka lahirlah ide yang merupakan program unggulan dengan membuka “kelas inspirasi”.
Kelas Inspirasi dilakukan dua bulan sekali dengan menghadirkan inspirator dari alumni yang telah berhasil di bidangnya. Alumni yang pada waktu itu belum menjadi sumber inspirasi juga hadir di sekolah bersama alumni lainnya.
Biasanya mereka telah membagi jadwal kehadiran. Pihak sekolah juga melibatkan komite sekolah dalam kegiatan ini, apalagi sebagian besar pengurus komite juga merupakan alumni SMPN 3 Kaniangbukik
Secara psykologis, Inspirator akan berkisah tentang perjalanannya mereka mulai dari menjadi siswa di SMPN 3 Kaniangbukik sampai meraih kesuksesan kepada adik-adik yuniornya.
Liku-liku perjuangan, besarnya tantangan serta peran orangtua, guru dan teman, cita-cita dan harapan mereka rangkai dalam kisah yang menarik. Pengalaman yang meraka lalui mampu menjadikan motivasi dalam meraih prestasi.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan seharian dan dihadiri seluruh siswa, guru, perwakilan alumni dan komite sekolah. Proses pembelajaran di kelas dialihkan ke “kelas inspirasi”, yang diawali dengan penampilan seni dan ekspos prestasi.
Biasanya alumni juga menyiapkan bermacam doorprize berupa barang-barang kebutuhan sekolah seperti tas, sepatu, Al Quran, buku dan sebagainya, sebagai bentuk reward untuk peserta didik yang ikut berpartisipasai dalam kegiatan, baik dalam menjawab Quiz yang diberikan ataupun tampilan yang disuguhkan.
Hasil dari kegiatan kelas inspirasi kami rasakan perubahan yang signifikan pada semangat belajar siswa serta perubahan karakter siswa ke arah yang lebih baik. Terjadi juga peningkatan disiplin serta hilangnya kasus buli dan perundungan.
Ke depannya kami juga sudah merancang program peningkatan kompetensi guru disamping melanjutkan kelas inspirasi dengan kesediaan alumni menjadi narasumber dalam IHT dan workshop terkait pembelajaran dan perubahan perubahan yang terjadi seputar pendidikan.
Membangun sinergi dengan alumni merupakan bagian dari kreativitas yang berdampak sangat besar terhadap pengembangan dan kemajuan sekolah dengan potensi yang luar biasa serta biaya yang sangat murah. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi khususnya bagi kawan-kawan di sekolah untuk memajuan sekolah dan dunia pendidikan pada umumnya. (***)