in ,

Bingko: Kuliner Rumah Tangga Khas Asal Pedamaran

Bingko kalau di Kota Palembang dikenal dengan nama kue gunjing (BP/udi)

Palembang, BP- Jika berjalan-jalan ke Pedamaran jangan lupa beli bingko makanan ringan murah khas sana. Bingko kalau di Kota Palembang dikenal dengan nama kue gunjing, sejenis kue pukis. Hampir tiap pelosok di Pedamaran dijumpai makanan ini, baik pagi atau pun sore hari. Di jual murah dengan harga seribu rupiah.

“Kalau sejarahnya saya kurang mengerti. Tapi seingat saya bingko itu sudah ada dari cerita orang-orang tua. Bingko ini dibuat dari tepung beras dan kelapa. Kedua bahan tersebut cukup banyak di sini. Sebab daerah agraris, pertanian, setiap rumah di sini bertanam padi dan kelapa di sawah. Dulu untuk buat tepung dari beras. Diisar atau digiling dengan penggiling dari batu. Sedangkan cetakan menggunakan logam. Hasil kerajinan masyarakat sini”, ujar tetua adat Marga Danau, Robinhod Kunut, Sabtu, (7/12/2025)

Awalnya hampir tiap buah rumah bikin bingko. Rata-rata rumah tangga di Pedamaran memiliki banyak anak. Ada satu keluarga yang punya 10-12-an orang anak. Ini terbukti dengan timbangan atau nomor urut anak di Pedamaran sesuai dengan urutan kelahiran dari Barap anak pertama, Guluk, Monde, Cakuk, Gelek, Gebul, Koneng, Kote, Ketom, Kecek, Bulat, hingga paling bontok ujung atau lucir. Sehingga, bermasak bagi masyarakat Pedamaran dengan keluarga besar tersebut, dilakukan tiga saat. Mulai dari pagi, siang, hingga malam hari.

Baca Juga:  Sportivitas, Kreativitas dan Inovatif PT Pusri Menuju Era Industri 4.0

“Nah, karena banyak anak tersebut. Ibu-ibu atau para umak-umak di Pedamaran. Pada pagi hari membuat bingko untuk makanan anak-anaknya. Ini semacam diversifikasi atau penganekaragaman pangan di kalangan masyarakat Pedamaran. Kearifan lokal dengan membuat pangan bingko yang masih terbuat dari bahan beras.” Kata tokoh adat lainnya, Suparman Guluks.

Pada tahun 70 hingga 90-an. Panganan rumah tangga ini juga dijual oleh ibu-ibu Pedamaran. Mereka membuat pangan bingko setelah mencukupi makan untuk anak-anaknya. Biasanya yang diminta untuk menjajakan panganan ini adalah anak-anaknya sendiri. Dijual dengan memakai tampa besar dari bahan bambu. Selain bingko juga ikut dijual kue ringan lainnya, seperti lepat, apam, yet-yet, nagosari, dll. Dijual pagi hari dari pukul 6 hingga 8 pagi. Hasil penjualan biasanya untuk uang jajan ke sekolah anak-anaknya.

Baca Juga:  Nama Ratu Dewa, Ilham Djaya, Edward Juliartha Masuk Bursa Calon Pj Walikota Palembang

“Saya dari kecil terbiasa jualan Bingko pagi-pagi buatan umak. Itu sekitar tahun 70-an. Nanti, laku tak laku kalau jam 8 kurang saya berhenti jualan. Untuk selanjutnya saya sekolah. Uang jualan bingko saya setor ke umak. Kalau zaman itu, satu bingko dijual 5 rupiah saya dapat upah 1 rupiah. Itu untuk biaya jajan di sekolah. sisanya bisa ditabung”, kenang Ayani, salah satu pembuat bingko ketika ditemui di simpang zebra Pedamaran.

“Sekarang saya buat bingko warisan dari yang diajarkan oleh umak dulu. Tapi sekarang bingko tidak dijual keliling lagi. Saya buat bingko di sini mulai pukul 3 sore saja. Pukul 5 sore bingkonya pasti habis. Lumayan untuk tambah-tambah uang dapur”, tangkas Ayani lagi.

Keadaan Kecamatan Pedamaran yang sudah sedikit berubah dari masa lalu. Di mana, sekarang rumah tangga tidak banyak lagi memiliki anak. Membuat bingko tidak dijajakan keliling kampung lagi seperti dahulu. Namun jejak kuliner rumah tangga dari ibu-ibu Pedamaran ini tetap lestari. Para penggemar bingko cukup banyak. Sehingga bingko dibuat di mana-mana di Pedamaran. Tentu dengan harga yang cukup murah, satu buah bingko lima ratus atau seribu rupiah.

Baca Juga:  PLH Bupati OKU Serahkan Bantuan ke Yayasan Insan Mulia PGRI 3

“Setiap saya mudik ke Pedamaran. Yang paling saya cari adalah makanan bingko. Di Palembang memang ada bingko atau gunjing. Tapi sensasi makan bingko di Pedamaran berbeda. Selain, makan bingko lebih mengingat saya pada umakku. Bingko disini sangat enak. Kelapanya terasa. Selain disantan juga ada campuran kelapa parutan. Lebih gurih dan gemuk rasanya. Ada juga bingko manis dari pisang gedah khas Pedamaran. Bingko ini dibungkus daun pisang. Jadi wanginya khas. Makannya bisa sambil tegak. Satu cetakan 12 buah bingko. Saya habiskan langsung ditempat”, kata salah satu penggemar bingko Pedamaran, Dedi Irwanto, yang sekarang tinggal di Palembang.#udi

What do you think?

Written by Julliana Elora

บาคาร่า Control Squeeze ลุ้นทุกการเปิดไพ่ที่คุณควบคุมเอง