in

BKKBN Sumbar Gelar Rakor Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Dharmasraya

PADEK.CO–Berdasar Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting masih bertengger di angka 25,22 persen. Angka ini diusahakan bisa turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati dalam Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Dharmasraya, Senin (4/9).

Acara dibuka Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan itu hadir Kapolres Dharmasraya AKBP Nurhadiansyah, Ketua DPRD Pariyanto, Sekdakab Adlisman Kepala Kejari diwakili Kasi Intel Robbi, OPD, dan lainnya.

“Jika dianalogikan persentase angka stunting tersebut, maka dari empat anak Balita, satu orang di antaranya adalah Stunting. Dan kalau ada 100 anak Balita, maka 25 orang anak adalah sunting. Jika dibiarkan seperti apa jadinya,” tanyanya.

Penyiapan SDM harus benar-benar dilakukan secara komprehensif dalam upaya menuju Indonesia emas tahun 2045, untuk mengisi bonus demografi. Di mana persentase usia produktif harus lebih besar daripada usia non produktif. Jika usia produktif diisi dengan orang-orang stunting akan jadi apa generasi kita,” ucapnya.

Untuk itu penanganan Stunting harus benar-benar bekerja secara bersama-sama, berkolaborasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan prefentif atau pencegahan. Dan hal tersebut bisa dimulai kepada anak usia remaja.

Saat ini banyak anak-anak remaja banyak yang jaga pola makanan, berharap bisa kurus. “Mereka tidak tahu, bisa saja mereka nanti menderita anemia, kalau sudah begitu kita akan berikan tablet tambah darah,” ucapnya.

Begitupun kepada pasangan yang akan menikah juga harus didampingi melalui tim pendamping keluarga, yang anggotanya ada bidan, kader PKK, kader KB.

Sebelum nikah terlebih dahulu akan dilakukan pemeriksaan kesehatan dan hasil dari pemeriksaan tersebut akan masuk ke sistem atau aplikasi yang bernama elsimil, sehingga bisa diketahui apakah ideal untuk hamil atau tidak.

Begitupun pada masa ibu hamil, jangan sampai ada ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronik (KEK). Dan yang paling penting sekali adalah memberi bayi ASI ekslusif selama enam bulan.

Ditanya sejauhmana dampak positif pola bapak asuh Stunting, dijawab Fatmawati, hal itu memberikan dampak yang positif sekali. Bapak asuh Stunting memberikan bantuan asupan gizi pangan, protein hewan, susu dan lainnya, yang bisa memacu pertambahan berat badan anak. Jika BB anak bertambah dan sudah ideal, maka anak yang bersangkutan sudah keluar dari Stunting.

Bupati Sutan Riska Tuanku mengatakan permasalahan stunting merupakan permasalahan yang sangat serius. Untuk itu perlu aksi nyata dalam percepatan penanganan Stunting.

“Semua stakeholder harus bergerak khususnya Wali Nagari, Camat dan lainnya harus bekerja keras, dengan harapan penanganan stunting bisa dilakukan dengan baik, sehingga target angka stunting di bawah 14 persen di tahun 2024 bisa dicapai,” harap Sutan Riska. (ita)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Hari Pelanggan Nasional, BNI Gencarkan Layanan Digital

Tekan Polusi Udara Jakarta, Kantor Pusat PLN Pakai Mist Generator