in

BTPN Salurkan Rp 6,053 Triliun Untuk Masyarakat Prasejahtera

Direktur BTPN Syariah Arief Ismail (kanan) didampingi ekonom CORE Indonesia Hendri Saparini dan moderator Elba Damhuri pada talkshow di Medan Selasa (6/3). ( Berita Sore/Hj Laswie Wakid )

MEDAN (Berita): PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah posisi 31 Desember 2018 menyalurkan kredit Rp 6,053 triliun untuk 9,1 juta masyarakat prasejahtera di Indonesia.  Direktur BTPN Syariah Arief Ismail mengatakan hal itu kepada wartawan di Medan Selasa (6/3).

Dia bersama ekonom CORE Indonesia Hendri Saparini berbicara pada talkshow “Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembiayaan Syariah” yang digelar BTPN kerjasama dengan Harian Republika dan moderator Pemimpin Redaksi Republika.co.id, Elba Damhuri di Medan.

Arief Ismail menjelaskan pertumbuhan nasabah tiap tahun sekira 10 persen dan tahun ini diharapkan lebih tinggi lagi. Pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) sangat kecil hanya 1,67 persen, rasio kecukupan modal (CAR) 28,9 persen. Saat ini total aset Rp9,16 triliun atau naik 25 persen pada periode sama tahun sebelumny

“Fokus melayani segmen prasejahtera produktif, BTPN Syariah telah melayani lebih dari dua juta nasabah termasuk di wilayah Indonesia Timur,” katanya didampingi Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin.

Ia menyebut BTPN Syariah memberikan pembiayaan buat modal usaha masyarakat prasejahtera yang kebanyakan dikelola perempuan. “Kami membiayai per kelompok untuk memenuhi produk berkualitas dan sesuai keinginan pasar,” katanya.

Ia menyebut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2016 yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan indeks Iiterasi keuangan di Indonesia sebesar 29,66 persen dan indeks inklusi keuangan 67,82 persen.

Hal itu memperlihatkan masih banyak anggota masyarakat yang belum tersentuh Iayanan keuangan formal. Memiliki visi menjadi bank syariah terbaik untuk keuangan inklusif, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia, BTPN Syariah berfokus melayani segmen masyarakat prasejahtera yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap perbankan.   “Kami fokus pada kaum perempuan dari segmen prasejahtera produktif, karena perempuan punya peran penting dalam perekonomian keluarga,” kata Arief Ismail.

Melalui ?loso? ‘do good, do well’ BTPN Syariah tidak hanya memberikan pembiayaan tetapi juga pendampingan yang memberikan kesempatan kepada para perempuan di segmen prasejahtera produktif untuk berpartisipasi meningkatkan penghasilan keluarga.

Pendampingan tersebut dikemas sedemikian rupa, agar para nasabah memiliki empat perilaku unggul yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu. Berkat periaku unggul tersebut, saat ini, kami melihat banyak nasabah kami yang mampu menyekolahkan anak.

Banyak juga nasabah kami yang telah mengganti kayu sebagai bahan bakar memasak menjadi gas. Perubahan tersebut tentu menggembirakan bagi kami. “lni menandakan program kami memiliki dampak sosial yang nyata,” tutur Arief.

Ekonom CORE Indonesia Hendri Saparini menjelaskan jumlah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia berjumlah lebih dari 58 juta dan sebanyak 99 persen di antaranya adalah usaha mikro dan kecil (UMK). “Dan seluruh pelaku UMKM baru sekitar sekitar sepertiganya yang bisa mengakses pembiayaan dari perbankan,” ucapnya.

Dengan demikian masih banyak UMK yang membutuhkan pendanaan yang dapat diakses dengan mudah serta sesuai dengan karakteristik mereka yakni tidak memiliki jaminan, administrasi keuangan dan pemahaman pasar.

Sehingga, menurut Hendri, sangat diperlukan adanya lembaga pembiayaan baik bank maupun non bank yang mampu mendampingi pelaku UMK, agar mampu meningkatkan kapasitasnya.   “Tentu melayani mereka bukan pekerjaan mudah, bukan hanya modal kapital tetapi mereka membutuhkan hal yang sangat mendasar,” katanya.

Hendri mengatakan selama ini perempuan dilihat belum sebagai kekuatan ekonomi di keluarga. Padahal perempuan mempunyai potensi cukup besar untuk diberdayakan menyokong ekonomi keluarga.

Adanya lembaga seperti BTPN Syariah yang fokus membiayai pendanaan usaha mereka perlu didukung dengan respon kaum perempuan untuk menjadi produktif. “Cuma untuk memproduksi, pasarnya harus jelas dan sesuai dengan permintaan pasar,” katanya. (wie)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Deklarasi Shalawat Anti Narkoba, Cak Imin Gandeng para Artis

Tersangka Pengedar Sabu Dibekuk